BINUSIAN JOURNEY

Taking Care of Your Emotional Cup

Setiap orang memiliki hati dan kemampuan mengelola emosi positif maupun negative. Hati ini bisa diibaratkan dengan “Emotional Cup” yaitu sebuah gelas. Bagaimana sih sebenarnya gambaran sistem kerja “Emotional Cup” yang kita miliki?

Gambar dibawah ini bisa menjadi ilustrasi

Gelas berarti wadah atau kapasitas hati kita. Ia adalah sebuah tempat atau media yang digunakan untuk menampung sesuatu. Isinya adalah sesuai apa yang kita masukkan ke dalamnya. Apa yang ada di dalam gelas maka itulah yang dapat dituangkan dari gelas. Jika kamu mengisi dan memenuhi gelasmu dengan kopi, maka kamu akan menuangkan kopi dari gelas. Jika kamu mengisi air maka kamu akan menuangkan air dari gelas. Oleh karena itu, kamu perlu sadar apa sajakah yang kamu isi kedalam “Emotional Cup”, apakah pikiran dan emosi negative atau pikiran dan emosi positif. Sebab hal itulah yang akan keluar dari dirimu. Itu semua tertuang dalam bentuk sikap dan perilaku.

Ketika kita memasukkan terlalu banyak kopi pada gelas kita, maka isinya akan tumpah kemana-mana tak terarah keluar kopi tersebut dari gelasnya. Kopi ini sama halnya dengan emosi-emosi kita. Jika gelas dimasuki oleh banyak pikiran negative yang berisi emosi negatif, maka emosi-emosi itu akan tumpah dalam bentuk perilaku yang tak terarah. “Emotional Cup” memiliki kapasitas tertentu untuk menampung dan mewadahi emosi kita. Oleh karena itu, kita perlu mengosongkan dan membersihkan wadah kita secara berkala untuk membuatnya tetap dalam kondisi baik dan siap digunakan. Jika tidak dikosongkan secara berkala maka akan mudah penuh dan tumpah, jika tidak dibersihkan secara berkala maka layaknya kopi pada gelas yang tidak di cuci maka akan meninggalkan noda pada gelas.

Berikut ini Langkah-langkah untuk merawat Emotional Cup :

  1. Rasakan terkoneksi dengan diri sendiri
    Beri waktu untuk mengecek kondisi emosionalmu saat bekerja. Tandai jika kamu merasakan emosi-emosi dibawah ini.

    Sadari dan akui apa yang sedang kamu rasakan yang ada pada list kolom sebelah kiri “I feel”, lalu lakukan apa yang perlu dilakukan sesuai dengan kolom sebelah kanan “I need to”. Dengan melakukan hal ini, maka berarti kamu sedang mengosongkan dan membersihkan gelasmu dari pikiran dan emosi negative.
  2. Definisikan ulang apa itu “produktif” menurutmu
    Ada banyak permasalahan, halangan, dan rintangan yang harus dihadapi selama bekerja. Tidak masalah untuk menyesuaikan definisi produktif dan merubah goals menurut situasi dan kondisi yang sedang kamu alami saat ini. Misalnya, pada situasi normal, definisi produktif pekerjaanmu adalah bertemu dengan banyak orang dan melakukan direct selling dalam menawarkan produk. Nah, ketika mas pandemic, tidak mungkin kita mampu berinteraksi dengan banyak orang untuk melakukan direct selling, maka definisi produktif bisa dirubah definisinya dengan membuat sejumlah konten yang dapat menarik pembeli.
  3. Fokus pada Aksi
    Ketika kamu menghadapi ketidakpastian, identifikasi mana yang bisa kamu control dan mana yang tidak bisa kamu control.
  4. Self-Care
    Prioritaskan kebutuhanmu dulu. Hal ini penting karena ketika kebutuhanmu terpenuhi, maka kamu akan lebih memiliki energi dan mudah untuk membantu orang lain. Seperti sama halnya kamu mengisi gelasmu dengan air, air itu ibaratkan energi positif, energi cinta, dan kasih sayang. Kamu akan dapat menuangkan air jika gelasmu berisi air. Jika gelasmu kosong, bagaimana air akan mengalir dari gelasmu.

 

Ditulis oleh :
Ajeng Diah Hartawati, M.Psi, Psikolog
Internship Center & Career Development