Karena Kita Bukan Dukun. Yuk ngomong (Komunikasi Asertif)
Setiap orang pasti ingin dimengerti oleh orang lain. Akan tetapi, seringkali lupa bahwa untuk bisa saling mengerti diperlukan sebuah komunikasi. Tanpa sebuah komunikasi maka hanya akan ada argumentasi pribadi yang disebut persepsi atau asumsi. Sebuah hubungan yang berlandaskan pada asumsi atau persepsi akan manyebabkan miskomunikasi. Banyak orang tanpa sadar menganggap penilaiannya terhadap sesuatu dan apa yang muncul di pikiran adalah kebenaran mutlak sehingga kata-kata maupun sikapnya menjadi kurang adaptif.
Salah satu cara untuk meminimalisir atau bahkan meniadakan miskomunikasi adalah dengan berkomunikasi asertif. Selain gaya berkomunikasi asertif ada gaya komunikasi lain yaitu pasif, agresif, pasif-agresif.
Komunikasi Pasif adalah bentuk komunikasi dimana pola yang digunakan adalah berusaha menghidari menghadapi konflik, tidak mengekspresikan pendapat atau perasaannya, mengabaikan hak-hak pribadinya, dan tidak mempercayai orang lain dan dirinya sendiri. Hasilnya penggunakan gaya komunikasi ini adalah seseorang akan menjadi tidak aktif, kurang inisiatif, rendah diri, mudah stress sendiri karena tidak dapat berkomunikasi secara efektif untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, dan pada akhirnya seringkali dimanfaatkan dan diperlakukan semena-mena oleh orang lain.
Komunikasi agresif adalah bentuk komunikasi dimana seorang individu mengekspresikan perasaan dan pendapat mereka untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain dan dengan cara menyakiti atau melanggar hak-hak orang lain. Tujuan gaya komunikasi ini adalah untuk mendominasi, merasa menang, dan membuat orang lain merasa kehilangan. Terdapat komponen kata-kata yang merendahkan atau meremehkan orang lain pada gaya komunikasi ini.
Pasif-agresif adalah gaya komunikasi yang menggabungkan gaya pasif dan agresif, jadi polanya adalah individu terlihat pasif tapi bertindak dengan cara-cara yang agresif. Apa yang dilakukan tidak sesuai dengan apa yang dikatakan. Apa yang dikatakan di depan dan di belakang seseorang berlawanan atau tidak sama. Pola ini biasa digunakan oleh orang-orang yang umumnya merasa tidak memiliki kekuasaan tetapi hasratnya untuk memenuhi keinginnya besar.
Karakteristik komunikasi asertif adalah mampu mendengar perspektif orang lain dan mengekspresikan dirinya dengan jujur dan penuh rasa hormat. Jika antar manusia dapat berkomunikasi asertif maka akan menemukan titik tengah dari setiap persepsi dan solusi untuk sebuah permasalahan dan konflik. Melalui komunikasi asertif, setiap orang menjadi tidak hanya berfokus pada dapat berbicara mengutarakan isi hati serta pikirannya untuk didengar tetapi juga mampu dan mau mendengar dan memahami orang lain.
Keuntungan lain dari komunikasi asertif antara lain :
- Dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan menghargai diri sendiri
- Dapat mengekspresikan perasaan secara langsung sehingga tidak menjadi endapan yang bersifat seperti bom waktu atau menyakiti diri sendiri
- Dapat digunakan untuk memperbaiki hubungan dengan orang lain
- Orang lain merasa lebih dihargai
- Mampu memberikan kritik secara konstruktif dan prporsional sehingga bersifat membangun bukan merusak
- Dapat mengatur keterbatasan dan kelebihan diri sendiri maupun orang lain untuk menjadi tim yang solid dan saling melengkapi.
- adalah tidak adanya endapan perasaan negative di dalam diri. Berlatih dan menggunakan gaya komunikasi asertif berarti dapat menghargai diri sendiri maupun orang lain, berusaha mengelola ketidaknyamanan yang muncul akibat dari konflik. Alih-alih melarikan diri dan menekannya ke dalam diri sendiri, lebih baik berdiskusi dan mencari jalan keluar bersama.
Referensi :
https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-asertif
Ditulis Oleh :
Ajeng Diah Hartawati, M.Psi, Psikolog