Menghindari Burnout dengan Resiliensi dan Mindfulness
Besarnya tuntutan dan tekanan dalam dunia kerja tidak jarang membuat seseorang mengalami burnout. Situasi burnout ditandai dengan kelelahan mental, emosional, dan fisik yang parah. Kondisi ini menyebabkan penurunan produktivitas, kinerja yang memburuk, atau bahkan masalah kesehatan fisik dan mental yang serius. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kesadaran kesehatan mental saat ini pendekatan dengan resiliensi dan mindfulness muncul sebagai pilihan untuk menghindari burnout di tempat kerja.
Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk pulih dari kesulitan atau kegagalan dengan cepat, dan bahkan tumbuh lebih kuat dari sebelumnya. Kemampuan ini sangat diperlukan pada seseorang yang bekerja dengan penuh perubahan dan tekanan yang cukup tinggi. Sedangkan mainfulness melibatkan kesadaran penuh terhadap pengalaman saat ini, tanpa penilaian atau reaksi yang berlebihan. Dengan mengembangkan kedua kemampuan ini seseorang dihadapkan dapat membangun fondasi yang kuat untuk menjaga kesehatan mental di tengah lingkungan kerja.
Mengintegrasikan kedua kemampuan ini salah satunya dengan cara refleksi diri. Refleksi diri akan membantu individu untuk fokus dan tenang dalam menghadapi tekanan. Kamu bisa melakukan meditasi singkat menggunakan pernapasan dalam untuk meredakan stress atau sekedar mengalihkan perhatian dari pikiran yang menganggu. Meluangkan sedikit waktu untuk merawat kesehatan mental secara teratur diharapkan dapat mengurangi risiko burnout.
Selain itu, peran pemimpin di perusahan juga memiliki peran penting dalam mendorong resiliensi dan mindfulness di tim kerja. Mereka dapat memberikan dukungan, umpan balik konstruktif, dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Dengan begitu diharapkan dapat membantu meningkatkan terciptanya budaya organisasi yang mendukung kesehatan mental. Organisasi juga dapat menyediakan sumber daya atau program yang membantu karyawan meningkatkan keterampilan resiliensi dan mindfulness.
Burnout di tempat kerja dapat menyebabkan dampak yang serius. Oleh karena, itu merawat kesehatan mental agar tidak mengalami burnout merupakan kewajiban dari banyak pihak. Ingatlah bahwa kamu tidak sendirian dan ada orang lain yang dapat membantumu untuk mendapatkan kesehatan mentalmu kembali.
Penulis : Lintang Rizka Ramadhani, S.Psi
Penyunting : Ajeng Diah Hartawati, M.Psi, Psikolog
Referensi :
https://www.researchgate.net/publication/377565871_Protective_Factors_of_Burnout_Resilience_and_Mindfulness