BINUSIAN JOURNEY

4 Tahap Pengembangan Kemampuan Mengelola Emosi

Emosi dapat diartikan sebagai reaksi terhadap situasi yang dilakukan oleh tubuh, biasanya ini memiliki kaitan dengan aktivitas berpikir pada seseorang. Emosi ini menjadi salah satu aspek yang mempunyai pengaruh besar terhadap sikap manusia, hal ini berkaitan dengan dua aspek lainnya yaitu adanya daya pikir (kognitif) dan psikomotorik (konotatif) sedangkan emosi ini sering dikenal dengan aspek afektif. Emosi ini selalu berkaitan dengan aspek sosial yang terdapat suatu aspek perilaku dari ungkapan perasaan individu terhadap lingkungannya. Lingkungan ini perlu dioptimalkan. Kemampuan mengelola emosi merupakan aspek penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Individu yang mampu memahami dan mengelola emosinya dengan baik cenderung memiliki kesejahteraan mental dan fisik yang lebih baik. Proses pengembangan kemampuan mengelola emosi tidaklah instan, melainkan melibatkan tahapan-tahapan tertentu.

Empat tahap kunci dalam pengembangan kemampuan mengelola emosi yaitu

  1. Pemahaman Emosi Diri (Awareness)
    Tahap pertama dalam pengembangan kemampuan mengelola emosi adalah pemahaman emosi diri atau awareness. Pada tahap ini, individu belajar untuk mengenali dan memahami berbagai macam emosi yang mereka alami. Ini melibatkan kesadaran terhadap perasaan-perasaan seperti kegembiraan, kecemasan, marah, sedih, dan lainnya. Pemahaman ini memberikan landasan yang kokoh untuk proses pengelolaan emosi selanjutnya. Individu dapat mengembangkan pemahaman emosi diri dengan merenung, mencatat perasaan mereka secara teratur, dan mempraktikkan mindfulness. Kesadaran terhadap emosi membantu seseorang untuk tidak hanya mengidentifikasi emosi yang muncul tetapi juga memahami pemicu-pemicu yang memicu emosi tersebut.
  1. Pengaturan Emosi (Regulation)
    Setelah memiliki pemahaman yang lebih baik pada emosi diri, tahap selanjutnya adalah pengaturan emosi. Ini melibatkan kemampuan seseorang untuk mengelola intensitas emosi dan menemukan cara yang sehat untuk menanggapi situasi-situasi yang menimbulkan emosi tersebut. Teknik- teknik seperti teknik pernapasan, meditasi, atau olahraga dapat membantu individu dalam mengatur emosi. Pengaturan emisu bukanlah tentang menekan atau mengabaikan emosi, melainkan tentang menemukan keseimbangan yang sehat.
  1. Pembangunan Keterampilan Empati (Empathy)
    Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan emosi orang lain, pembangunan keterampilan empati ini merupakan tahap penting dalam pengembangan kemampuan mengelola emosi. Ketika seseorang dapat memahami perasaan orang lain, mereka lebih mampu menanggapi dengan bijaksana dan mendukung bukan merespon dengan impulsif dan berlebihan. Pembangunan empati dapat melibatkan mendengarkan secara aktif, mencoba melihat situasi dari sudut pandang orang lain, dan mengasah keterampilan komunikasi. Empati membantu menciptakan hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan memperluas pemahaman terhadap berbagai perspektif.
  1. Manajemen Stres dan Resilience (Resiliency)
    Tahap terakhir dalam pengembangan kemampuan untuk mengelola emosi adalah manajemen stress dan resilience. Ini dapat melibatkan kemampuan untuk mengatasi tekanan dan tantangan hidup dengan cara yang sehat dan konstruktif. Resilience ini sendiri adalah kemampuan untuk pulih dari kegagalan atau kesulitan, serta belajar dari pengalaman-pengalaman tersebut. Manajemen stress ini melibatkan identifikasi sumber-sumber stress, pengembangan strategi untuk mengatasi stress, dan membangun ketahanan terhadap tekanan. Aktivitas fisik, dukungan sosial. Dan kebiasaan hidup sehat dapat membantu dalam membangun resilience dan mengelola stress dengan lebih efektif.

Dengan melalui keempat tahap pengembangan ini, diharapkan individu dapat membentuk landasan yang kokoh untuk mengelola emosi dengan lebih baik. Proses ini bukanlah perjalanan sebentar, melainkan perjalanan menuju keseimbangan emosional yang berkelanjutan dan kesejahteraan psikologis.

Referensi:
Adinda, R. (2022). Self awareness: Kesadaran Diri Dalam Memahami Kemampuan Diri. Best Seller Gramedia. https://www.gramedia.com/best-seller/self-awareness-kesadaran-diri/
Maulinda, R., Muslihin, H. Y., & Sumardi, S. (2020). Analisis Kemampuan Mengelola Emosi Anak Usia 5-6 Tahun (Literature Riview). Jurnal PAUD Agapedia, 4(2), 300-313.
Prasetya, A. F., & Gunawan, I. M. S. (2018). Mengelola emosi. Yogjakarta: K-Media.
Prawitasari, J. E. (1998). Kecerdasan emosi. Buletin Psikologi, 6(1), 21-31.
Rahmawati, D. (2020). Pentingnya Self-Awareness untuk Kesehatan Mental. https://www.sehatq.com/artikel/cara-efektif-membangun-self-awareness-atau-kesadaran-diri#cara-membangun-self-awareness
Septiani, T., & Fitria, N. (2016). Hubungan antara resiliensi dengan stres pada mahasiswa sekolah tinggi kedinasan. Jurnal penelitian psikologi, 7(2), 59-76.

Penulis: Ardhia Indah Cahyani