BINUSIAN JOURNEY

Multitasking Versus Monotasking dalam Menyelesaikan Pekerjaan: Mana yang Lebih Baik?

Multitasking Versus Monotasking

Tugas dan pekerjaan seringkali menuntut kita untuk bisa melakukan dua atau lebih aktivitas dalam satu waktu. Seperti berseluncur di laman internet sambil membalas email, menghadiri online meeting sambil menulis dokumen, atau berbicara di telepon sambil mengetik di laptop. Hal ini juga biasa disebut sebagai multitasking. Ketersediaan dan perkembangan teknologi, seperti komputer, internet, dan smartphones dapat meningkatkan tren multitasking di seluruh area aktivitas kita.

Hanya saja multitasking berdampak buruk bagi diri kita. Secara kasat mata mungkin multitasking terlihat efisien, tetapi sebenarnya multitasking menghabiskan waktu lebih banyak dan menyebabkan kita melakukan lebih banyak kesalahan pada pekerjaan kita dikarenakan otak manusia memiliki kemampuan terbatas dalam mengolah informasi secara bersamaan. Selain itu, juga meningkatkan stres dalam menyelesaikan pekerjaan dan menurunkan tingkat fokus.

Sebaliknya, monotasking merupakan tindakan untuk mengerjakan dengan fokus pada satu hal dalam satu waktu. Monotasking yang baik mengharuskan kita untuk menyelesaikan tugas secara efisien agar tidak menghabiskan waktu. Manfaat monotasking adalah peningkatan akurasi dari pengerjaan tugas, peningkatan produktivitas, kualitas kerja, atensi dan fokus, serta menurunkan tingkat stres saat sedang menyelesaikan pekerjaan.

Lalu, bagaimana tips untuk melakukan monotasking di dunia kita yang sangat sibuk ini? Cobalah untuk selalu fokus dan menaruh perhatian dalam setiap hal yang dilakukan. Hadirlah sepenuhnya dalam momen yang ada. Misalnya, kita bisa mematikan atau menjauhkan handphone saat kita sedang bekerja, menata jadwal dan to-do-list sehari-hari, serta duduk dan berpakaian senyamannya apabila sedang mengerjakan suatu tugas.

Kemudian, bagaimana apabila kita sedang melakukan monotasking dan distraksi menghampiri? Kuncinya adalah dengan meningkatkan self-awareness. Cara terbaik dalam melawan musuh kita adalah dengan mengenal musuh kita tersebut. Susunlah daftar hal-hal yang paling membuat kita terdistraksi saat bekerja. Misalnya notifikasi handphone atau email dari rekan kerja. Hal ini akan memudahkan kita agar tidak tergiur untuk memindah atensi ke distraksi tersebut.

Dalam dunia kerja, ada banyak distraksi yang tidak bisa kita abaikan. Pekerjaan menuntut kita untuk melakukan multitasking seperti berkomunikasi dan tetap terhubung dengan rekan kerja/atasan, menyelesaikan lebih dari satu proyek dalam waktu bersamaan, serta selalu available saat jam kerja. Oleh karena itu, kemampuan organizing adalah salah satu kunci utama agar tetap produktif dan tidak kewalahan untuk melakukan multitasking. Kita juga perlu menyadari dan memahami waktu kita yang paling produktif sehingga menjadi lebih fokus. Kemudian, block waktu ini di kalender tim di tempat kerja dengan notifikasi “do not disturb” atau “sedang sibuk”. Selain itu, pastikan juga kita mengerjakan tugas di lingkungan yang kondusif sehingga terjauh dari distraksi.

Jika distraksi datang di waktu yang sudah kita block, apa yang harus kita lakukan?
Cobalah untuk menjadwalkan slot waktu di akhir jam kerja untuk menanggapi seluruh distraksi yang ada. Misalnya menjawab email, menyimpan email penting untuk dikerjakan di hari berikutnya, atau menghapus chat yang dirasa tidak perlu ditanggapi. Belajar untuk melakukan monotasking di dunia yang penuh dengan distraksi ini tentu memerlukan banyak usaha dan komitmen. Akan tetapi, kemampuan monotasking ini membawa banyak keuntungan. Apabila kita memiliki kemauan untuk membiasakan diri melakukan monotasking secara efisien, kita pasti bisa terampil melakukannya sesibuk apapun pekerjaan kita.

Referensi:
Adler, F., Adepu, S., Bestha, A., & Gutstein, Y. (2015). Remind me: Minimizing negative effects of multitasking. Procedia Manufacturing 3, 5459-5466. Diperoleh dari https://doi.org/10.1016/j.promfg.2015.07.680 pada 26 Januari 2023

American Psychological Association. (2006). Multitasking: Switching Costs. Diperoleh dari https://www.apa.org/topics/research/multitasking pada 26 Januari 2023.

Comanche County Memorial Hospital. (2022). Monotasking: A Mindful Key to Productivity. Diperoleh dari https://www.ccmhhealth.com/monotasking/#:~:text=Monotasking%20allows%20us%20to%20slow,our%20stress%20levels%20to%20decrease. Pada 26 Januari 2023.

Jarmon, A. (2008). Multitasking helpful or harmful?. Student Lawyer, Vol. 36. Diperoleh dari https://ttu-ir.tdl.org/bitstream/handle/10601/925/Jarmon_Multitasking%20Helpful%20or%20Harmful.pdf?sequence=1&isAllowed=y pada 26 Januari 2023

Lashbrooke, B. (2021). Master The Art of Monotasking: Train Your Brain To Resist Distractions. Diperoleh dari https://www.forbes.com/sites/barnabylashbrooke/2021/12/17/master-the-art-of-monotasking-train-your-brain-to-resist-distractions/?sh=7729bd5d1044 pada 26 Januari 2023

Samira, F. (2017). Monotasking Keeps the Brain Healthy and You More Productive. Diperoleh dari https://www.inc.com/samira-far/5-monotasking-tips-that-will-save-your-brain-and-make-you-more-successful.html pada 26 Januari 2023

Penulis: Alya Hashina Hannan, S.Psi
Editor: Ira Setyawati, S.Psi., M.A.