BINUSIAN JOURNEY

Ikigai dan Manfaatnya untuk para Jobseekers

Sebagai seorang pencari kerja (jobseeker), seseorang cenderung menjalani kehidupan sehari-harinya dengan rasa tegang. Ketegangan tersebut berasal dari perasaan tidak sabar dalam menanti pengumuman hasil seleksi, khawatir untuk melaksanakan wawancara dengan para rekruter kerja, atau sekedar lelah untuk terus-menerus scrolling lowongan pekerjaan yang cocok dengan keinginan seorang jobseeker tersebut. Rutinitas yang sama secara terus-menerus tersebut juga dapat mendatangkan kebosanan, kejenuhan, dan juga dapat mengakibatkan seorang jobseeker merasakan kehilangan motivasi dalam menjalani hidup.

Tekanan yang senantiasa dirasakan oleh jobseeker tersebut dapat mengganggu keseharian seseorang. Ketegangan yang dirasakan setiap harinya akan berdampak negatif pada kondisi emosi seseorang, yang nantinya juga dapat mempengaruhi kondisi emosi orang-orang di sekitarnya. Jika dibiarkan, kondisi ini akan mempengaruhi kualitas kehidupan dimana seseorang akan sulit merasakan kebahagiaan dalam hidup. Bagaimana agar seorang jobseeker dapat mengurangi tekanan yang ia rasakan setiap harinya agar ia dapat menjalani kehidupan dengan lebih bermakna? Salah satu cara untuk dapat menjalani kehidupan dengan lebih bermakna adalah dengan menerapkan konsep ikigai.

Konsep ikigai merupakan sebuah filosofi yang berasal dari negara Sakura, Jepang. Konsep ini berasal dari filosofi Jepang, yaitu “iki” yang memiliki arti kehidupan dan dan “gai” yang berarti nilai. Dari kedua kata tersebut, ikigai dapat diartikan sebagai alasan seseorang hidup dengan mencari makna dari menjalankan kehidupan melalui tujuan hidup yang jelas. Dengan memiliki tujuan hidup yang jelas, seseorang dapat menjalani kehidupannya dengan bahagia. Dalam konsep ikigai, tujuan atau makna hidup dijadikan alasan seseorang untuk bangun setiap pagi. Alasan tersebut tidak harus merupakan sesuatu yang besar. Bisa jadi, hal-hal sederhana yang menjadi makna hidup seseorang, seperti sekedar menyantap sarapan bersama dengan keluarga atau memberi makan pagi untuk kucing kesayangan. Hal-hal sederhana ini dapat membuat seseorang bersemangat dan bahagia dalam menjalani kehidupan di tengah tekanan kehidupan sehari-hari, dalam hal ini adalah tekanan untuk mencari pekerjaan.

Ikigai sendiri adalah gabungan dari empat faktor yaitu passion, mission, vocation, dan profession. Passion merupakan gabungan antara apa yang kita senangi dengan apa yang menjadi keahlian kita. Mission merupakan gabungan antara apa yang kita senangi dengan apa yang dibutuhkan oleh dunia/masyarakat sekitar. Vocation adalah gabungan antara apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan apa yang dapat menghasilkan uang atau penghasilan. Terakhir, profession adalah gabungan antara apa yang menjadi keahlian kita dengan apa yang dapat menghasilkan pendapatan. Apabila keempat faktor ini dijalankan dengan seimbang, maka seseorang dapat menemukan arti dari ikigai. Seorang jobseeker hendaknya mengetahui apa yang menjadi passion dan mission untuk menemukan vocation dan profession yang nantinya akan ia geluti, sehingga keempatnya dapat berjalan dengan selaras dan mencapai ikigai.

Untuk dapat menyelaraskan keempat faktor tersebut, terdapat lima pilar yang menjadi pondasi dari ikigai itu sendiri, yaitu :

  1. Pilar pertama adalah “awali dengan hal kecil”, seperti halnya menemukan kesenangan hanya dengan sekedar bangun di pagi hari untuk dapat menyantap sarapan dan memulai kembali aktivitas mencari pekerjaan.
  1. Pilar kedua yaitu “bebaskan diri” dapat dilakukan dengan baik pula. Bebaskan diri berarti menjadi fleksibel, tidak kaku. Ada kalanya apa yang diusahakan oleh seorang jobseeker pada hari itu membuahkan hasil yang baik, ada kalanya hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan. Jika seorang jobseeker merasa fleksibel, ia tidak akan berlarut-larut dalam kesedihan jika yang ia usahakan tidak memberikan hasil yang memuaskan, dan akan segera bangkit kembali.
  1. Pilar ketiga merupakan “selaras dan berkesinambungan”, yang memiliki makna erat dengan bagaimana kita bersikap kepada lingkungan sekitar. Jika seorang jobseeker memiliki emosi yang negatif dan tegang setiap harinya, orang-orang di sekitarnya dapat merasakan emosi negatif tersebut yang nantinya berpengaruh ke lingkungan yang kurang menyenangkan.
  1. Pilar keempat adalah “kegembiraan dari hal-hal kecil”. Seorang jobseeker menjalani hari dengan tekanan dan ekspektasi tinggi, baik dari dirinya sendiri maupun orang lain. Jika ia dapat merasa bahagia dari hal-hal yang kecil, seperti menyeduh teh yang menghangatkan tubuh, melihat kupu-kupu di luar jendela, atau melihat video lucu yang dikirimkan oleh teman, ia akan mampu melewati tekanan tersebut dengan lebih baik.
  1. Pilar kelima adalah “stay in the now”, yakni hadir di tempat dan waktu sekarang. Seorang jobseeker pasti telah merencanakan apa yang ingin ia lakukan di masa yang akan datang. Akan tetapi, menikmati waktu dan kondisi yang sedang ia jalani sekarang dapat membuat seseorang menikmati apa yang sedang ia lakukan saat ini, sehingga muncul perasaan cukup di dalam dirinya.

Dengan menyelaraskan konsep ikigai dalam kehidupan, kamu sebagai jobseeker dapat menemukan ketenangan dan kebahagiaan meskipun sedang berada di tengah tekanan dalam proses pencarian maupun seleksi kerja. Ketenangan dan kebahagiaan ini diperlukan agar seorang jobseeker dapat terhindar dari stress dan emosi negatif, serta nantinya akan dapat menunjukkan performa yang lebih baik saat proses seleksi kerja. Emosi yang stabil dan ketenangan akan mampu membuat jobseeker berpikir lebih jernih dan menjawab pertanyaan maupun studi kasus dengan lebih cerdas dan baik.

Referensi
Mogi, Ken. 2017. The Book of Ikigai: Untuk Hidup Seimbang, Lebih Bahagia, dan Panjang Umur

Penulis: Alya Hashina Hannan, S.Psi.
Editor: Ira Setyawati, S.Psi., M.A.