BINUSIAN JOURNEY

Quiet Firing

Quite Firing secara bahasa diartikan sebagai pemecatan atau dipecat diam-diam. Pemecatan diam-diam ini merupakan sebuah strategi manajemen di mana menciptakan kondisi kerja yang tidak ideal untuk membuat karyawan yang dianggap memiliki kinerja buruk menjadi berhenti dengan sendirinya. Konsep ini memang sebuah cara yang kontroversial yang secara tidak langsung memaksa pergantian karyawan dan pengurangan karyawan. Cara ini menggunakan pendekatan pasif-agresif pada manajemen kinerja. Bentuknya dapat berupa secara bertahap membuat lingkungan kerja tidak tertahankan, tidak memuaskan, dan tanpa harapan sehingga karyawan hanya dapat melihat jalan terbaik adalah mengundurkan diri dengan suka rela. Misalnya memberikan pekerjaan ekstra yang tidak masuk akal, tidak memberi umpan balik atau pujian, tidak ada kenaikan gaji, dan mengkucilkan.

Ada beberapa alasan sebuah perusahaan atau menejemen menggunakan quite firing ini. Berikut diantaranya :

  1. Meragukan Potensi Karyawan
    Ketika manajemen menilai dan meyakini bahwa seorang karyawan telah mencapai puncak kemampuannya tetapi potensi untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuannya tersebut lebih rendah dibandingkan rekan-rekan yang lainnya atau tidak dapat berkontribusi pada goals. Akibatnya para pemimpin memilih tidak berinvestasi pada karyawan atau anggota tersebut karena dinilai tidak akan memberi hasil yang bermanfaat.
  2. Menghindari Konflik
    Seringkali seorang manajer menghindari percakapan yang sulit dengan karyawan. Daripada membuat pekerja menjadi kesal atau marah karena dipecat, mereka lebih memilih untuk membuat karyawan ingin pergi dengan sendirinya. Pemikiran ini juga biasanya dimaksudkan untuk menghindari terlihat seperti “orang jahat” dan potensi masalah berkepanjangan pasca pemutusan hubungan kerja.
  3. Penghematan Biaya
    Perusahaan biasanya memikirkan dan membuat strategi untuk menghindari proses transisi atau membayar pesangon dan karyawan yang seperti pengangguran atau tidak bekerja. Perusahaan juga biasanya melakukan quite firing dengan mendorong karyawan bergaji tinggi untuk berhenti dan mengganti dengan karyawan yang lebih murah tetapi kurang berpengalaman.
  4. Konflik Pribadi
    Tidak menutup kemungkinan quite firing dilandaskan pada faktor personal seperti like – dislike, ketidak cocokan kepribadian, atupun politik berkepentingan.
  5. Mismanagement / Manajemen yang buruk
    Tidak selalu karena kondisi karyawan atau personal, terkadang quiting firing juga dapat disebabkan manajemen yang buruk. Diantaranya karena proses komunikasi dan evaluasi yang kurang efektif sehingga , manajer yang tidak berpengalaman, dan sistem kerja yang tidak terorganisir dengan baik.

Jika kamu merasa dan melihat indikasi sedang mengalami quite firing, kamu jangan buru-buru mencurigai bahwa itu merupakan quite firing. Pertama-tama, pastikan terlebih dahulu dengan cara melihat dan mengamati apakah perlakuan khusus yang tidak mengenakkan itu hanya ke diri kamu atau pada semua karyawan. Dengan begitu kamu bisa mengevaluasi apakah yang terjadi karena permasalahan individual atau karena mismanagement. Kedua, jangan terlalu berfikir positif atau terlalu negative hingga menyerah pada keadaan. Ambilah sikap waspada dengan cara menghadapi permasalahan dengan berani namun tenang. Kamu bisa mulai dengan mencatat hal-hal yang terlihat, berkomunikasi dengan manajer dan berdiskusi. Jika setelah beberapa waktu mencoba melakukan hal-hal tersebut kamu tidak juga melihat ada perubahan yang signifikan, kamu bisa mulai mencari peluang baru di tempat lain sebelum mengundurkan diri.

Referensi :
https://teambuilding.com/blog/quiet-firing

Ditulis Oleh :
Ajeng Diah Hartawati, M.Psi, Psikolog