Kontribusi kampus terhadap energi bersih dan aksi iklim ditentukan oleh satu keputusan operasional yang krusial: indikator apa yang dipilih untuk diukur. Ketika indikator menjadi titik awal, tujuan SDG 7 dan SDG 13 tidak berhenti sebagai komitmen normatif, tetapi berubah menjadi aktivitas yang dapat direncanakan, dijalankan, dan dievaluasi secara konsisten oleh organisasi kampus.
SDG 7 berfokus pada pengelolaan energi yang terjangkau, andal, dan bersih, termasuk efisiensi energi dan penggunaan sumber energi rendah emisi. SDG 13 menitikberatkan pada aksi terhadap perubahan iklim melalui pengurangan emisi, perencanaan aksi iklim, serta peningkatan kesadaran dan kapasitas adaptasi. Dalam konteks kampus, kedua tujuan ini menuntut pendekatan yang terukur karena dampaknya bergantung pada konsistensi data dan perubahan perilaku kolektif.
Pada SDG 7, ruang lingkup kerja bergerak di area yang konkret. Efisiensi energi gedung, renovasi fasilitas, pengurangan emisi, rencana penurunan konsumsi energi, hingga program yang mendorong penggunaan energi bersih di lingkungan kampus menjadi fokus yang dapat langsung diturunkan ke tindakan. SDG 13 memperluas kerangka tersebut ke pelacakan penggunaan energi rendah karbon, penyusunan dan diseminasi Climate Action Plan, serta program edukasi iklim yang melibatkan komunitas dan kolaborasi.
Berangkat dari indikator memungkinkan kampus menjawab pertanyaan praktis yang menentukan keberhasilan implementasi: aktivitas apa yang harus tersedia, data apa yang wajib dicatat, dan bukti seperti apa yang dapat ditunjukkan secara berkelanjutan. Pendekatan ini selaras dengan penggunaan pemeringkatan global sebagai indikator pencapaian, bukan sebagai tujuan akhir.
Menjembatani SDG dan Operasional Kampus
Agar indikator tidak berhenti di level konsep, diperlukan penurunan ke indikator operasional yang lebih spesifik. UI GreenMetric menjadi salah satu rujukan dengan cakupan area seperti Setting and Infrastructure, Energy and Climate Change, Waste, Water, Transportation, serta Education and Research. Pemetaan indikator yang memiliki keterkaitan erat dengan SDG 7, 11, dan 13 berfungsi sebagai landasan untuk menentukan fokus solusi yang realistis.
Dalam praktiknya, pemetaan ini membantu kampus membedakan prioritas. Aspek fasilitas seperti energi dan gedung membutuhkan penguatan di sisi infrastruktur. Transportasi dan kebiasaan harian lebih efektif digerakkan melalui komunitas. Sementara pelaporan, edukasi, dan konsistensi program dikunci melalui mekanisme informasi, event, dan kampanye yang terdokumentasi.
Dua Jalur Digital yang Saling Menguatkan
Setelah indikator ditetapkan, pendekatan digital dirancang untuk memastikan pelaksanaan dan pengukuran berjalan seiring. Dua jalur utama muncul sebagai struktur yang saling melengkapi:
- Community Apps untuk menggerakkan partisipasi civitas akademika.
- Monitoring Apps untuk memperkuat pengukuran pada level operasional, didukung IoT dan AI.
Pembagian ini mencerminkan kebutuhan SDG 7 dan SDG 13 akan kombinasi perubahan perilaku dan ketertiban data. Tanpa pengukuran, program sulit dibuktikan. Tanpa partisipasi komunitas, keberlanjutan program menjadi rapuh.
Prinsip Implementasi: Dekat dengan Pengguna
Agar adopsi tidak terhambat, pendekatan ini menempatkan mobile-first sebagai fondasi, mendorong quick action, dan mengutamakan fitur yang ringkas. Unsur educative dan conscience dijalankan dalam konteks komunitas, sehingga aktivitas energi bersih dan aksi iklim hadir sebagai kebiasaan harian, bukan beban administratif. Di sini, tema “Green Life, Digital Balance” berfungsi sebagai pengikat antara pengukuran, pelaporan, dan perubahan gaya hidup yang lebih seimbang, baik dalam mobilitas, konsumsi energi, maupun kebiasaan digital.
Enam Fitur Community Apps untuk Menggerakkan Aksi
Pendekatan ini diterjemahkan ke dalam paket fitur Community Apps yang dirancang untuk menghubungkan aksi nyata, edukasi, dan pencatatan aktivitas dalam satu pengalaman pengguna.
- Ride Share
Fitur berbagi perjalanan menyediakan medium yang aman dan terpercaya untuk menekan emisi kendaraan pribadi. Edukasi indikator transportasi disertakan agar pengguna memahami hubungan antara kebiasaan commuting dan target keberlanjutan. Dampak yang diharapkan adalah berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi dan meningkatnya inisiatif penurunan emisi di komunitas kampus. - Zero Emission Program
Program ini memantau penggunaan kendaraan rendah atau nihil emisi dan mendorong adopsinya melalui insentif seperti prioritas parkir. Selain fungsi monitoring, ia menjadi kanal edukasi mengenai pentingnya transisi ke kendaraan ramah lingkungan. Dampaknya diharapkan terlihat pada peningkatan adopsi kendaraan rendah emisi dan kerapihan bukti aktivitas untuk pelaporan. - Sustainable Events
Kegiatan kampus yang terkait SDGs dilacak dan dicatat sebagai aktivitas terstruktur. Penyelenggara memperoleh insentif, sementara komunitas mendapat dorongan partisipasi dan edukasi. Event yang sebelumnya berdiri sendiri berubah menjadi data konsisten yang dapat dievaluasi dari waktu ke waktu. - Eco Carbon Balance
Fitur ini mengajak pengguna melacak aktivitas harian dan menghitung emisi dari penggunaan perangkat elektronik maupun transportasi. Partisipasi dalam program penanaman pohon ditawarkan sebagai jalur kontribusi. Edukasi dan aksi bertemu pada level personal, dengan harapan munculnya perubahan kebiasaan konsumsi energi dan mobilitas. - Digital Wellness
Pendekatan keberlanjutan diperluas ke ranah kebiasaan digital. Pengingat penggunaan perangkat, rekap durasi, dan dorongan keseimbangan digital menempatkan perilaku digital sebagai bagian dari disiplin keberlanjutan, baik untuk wellbeing maupun konsistensi gaya hidup. - Updates, News, and Forum
Kanal informasi dan diskusi ini menjaga kontinuitas komunikasi seputar inisiatif sustainability. Dengan pembaruan yang konsisten dan ruang kolaborasi terbuka, literasi meningkat dan rasa kepemilikan komunitas dapat dibangun secara bertahap.
Indikator sebagai Kompas Operasional
Alur pendekatan ini bergerak secara linier dan terukur. Indikator SDG 7 dan SDG 13 menjadi kompas awal. Indikator tersebut diturunkan ke ukuran operasional seperti UI GreenMetric. Di atas fondasi itu, pendekatan digital dibangun untuk menggabungkan pengukuran dan perubahan perilaku.
Dengan enam fitur Community Apps yang saling terhubung, kampus memiliki perangkat praktis untuk mengubah indikator menjadi aksi harian yang terlihat, tercatat, dan dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.