Dalam era transformasi digital dan ledakan data (data explosion), perguruan tinggi tidak hanya dituntut untuk menjadi pusat penghasil ilmu pengetahuan, tetapi juga harus mampu mengelola dan memanfaatkan data secara cerdas, etis, dan terintegrasi. Data kini menjadi aset strategis, bukan sekadar produk sampingan administratif. Oleh karena itu, kehadiran Chief Data Officer (CDO) dan Dewan Tata Kelola Data (Data Governance Council) menjadi semakin penting dalam struktur kelembagaan kampus modern. 

 

CDO: Pemimpin Strategis dalam Ekosistem Data 

Chief Data Officer adalah pejabat senior yang bertanggung jawab atas strategi manajemen data, termasuk tata kelola, kualitas, integrasi, interoperabilitas, privasi, serta pemanfaatan data secara lintas fungsi untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis bukti. Di lingkungan perguruan tinggi, CDO sangat strategis, terutama saat kampus menerapkan AI, big data analytics, dan sistem data-driven decision making. 

Peran CDO bukan hanya bersifat teknis, melainkan juga strategis lintas unit. Ia memfasilitasi kolaborasi antara bidang akademik, keuangan, SDM, dan riset agar seluruh entitas kampus menggunakan definisi data yang konsisten, sistem yang saling terhubung, serta indikator yang dapat diandalkan. 

Dengan mandat kuat dari rektorat, CDO bertugas: 

  • Mengembangkan kebijakan data dan AI secara menyeluruh 
  • Memastikan tata kelola data mematuhi regulasi, seperti UU Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) 
  • Memimpin inisiatif integrasi data antar fakultas dan unit administratif 
  • Mendukung peluncuran use case AI yang etis dan aman 
  • Mengelola risiko dan ketahanan data terhadap kebocoran, manipulasi, atau penyalahgunaan 

 

Dewan Tata Kelola Data: Pilar Akuntabilitas Kolektif 

Selain posisi CDO, perguruan tinggi memerlukan sebuah struktur kelembagaan berupa Dewan Tata Kelola Data (Data Governance Council). Dewan ini menghimpun berbagai pemangku kepentingan dari level pimpinan (wakil rektor, kepala biro), pengelola data teknis (data steward), hingga perwakilan pengguna data (akademisi, peneliti, pengembang aplikasi). 

Fungsi utama dewan ini meliputi: 

  • Menyusun prinsip dan kebijakan tata kelola data kampus 
  • Menetapkan standar kualitas, pelaporan, metadata, dan interoperabilitas 
  • Mengawasi unit-unit kerja dalam penerapan kebijakan data 
  • Menjadi forum evaluasi terhadap proyek AI dan data besar (big data) 
  • Mendorong prinsip ethics by design dan trust by design dalam seluruh siklus hidup data dan AI 

Dewan ini dapat memiliki working groups tematik, seperti: 

  • Definition & Reporting Stewards Group – menyepakati definisi data 
  • Data Quality Group – menjaga integritas dan konsistensi 
  • AI & Risk Management Group – mengevaluasi dampak dan risiko etis AI 
  • Information Architecture Group – merancang interoperabilitas teknis 

 

Belajar dari Praktik Terbaik Global 

Beberapa universitas kelas dunia telah membuktikan pentingnya peran CDO dan dewan tata kelola data: 

  • University of New South Wales (UNSW) memiliki struktur data governance formal dengan CDO langsung di bawah COO, serta komite etika AI dan protokol audit model AI. 
  • Arizona State University (ASU) menanamkan prinsip “trust by design” dalam tiap sistem digital dan AI, dengan CDO yang aktif mendorong adopsi inovasi berbasis data sambil menjaga privasi pengguna. 
  • RMIT University mengadopsi model Information Stewards Group yang mengelola data secara terdistribusi namun terkendali, dengan sistem komunikasi dua arah antara data steward dan pimpinan institusi. 

Dalam konteks Indonesia, terutama di tengah tuntutan Merdeka Belajar dan revolusi industri 4.0, perguruan tinggi yang ingin tumbuh berkelanjutan dan relevan harus memprioritaskan pendirian posisi CDO dan Dewan Tata Kelola Data. Mereka menjadi pilar dalam: 

  • Mengelola data sebagai aset strategis 
  • Memastikan integritas dan akuntabilitas keputusan 
  • Mendukung inovasi AI yang inklusif dan etis 
  • Menjadi pelindung hak data pribadi sivitas akademika 

Dengan tata kelola data yang kuat dan visi strategis dari CDO, kampus akan mampu melompat dari sekadar pengguna data ke posisi sebagai pelopor ekosistem pendidikan berbasis data yang cerdas dan terpercaya.