Rubrik ICT for Learning membantu pendidik menilai dan merancang aktivitas belajar yang melibatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Dalam aktivitas yang kuat, ICT tidak hanya digunakan, tetapi juga mendukung proses pembentukan pengetahuan. Pada aktivitas terbaik, siswa bahkan menggunakan ICT untuk merancang produk berbasis pengetahuan.
Rubrik ini menjadi kerangka kerja yang berguna dalam mendesain aktivitas pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan ICT siswa. Berikut adalah empat pertanyaan penting dari decision tree ICT for Learning yang perlu dipertimbangkan saat merancang aktivitas pembelajaran:
- Apakah siswa memiliki kesempatan untuk menggunakan ICT?
- Apakah penggunaan ICT mendukung pembentukan pengetahuan siswa?
- Apakah ICT diperlukan untuk membangun pengetahuan ini?
- Apakah siswa menjadi desainer produk berbasis ICT?
1. Apakah Siswa Memiliki Kesempatan untuk Menggunakan ICT?
Siswa memiliki kesempatan menggunakan ICT jika mereka diwajibkan atau diberi pilihan untuk menggunakan ICT dalam menyelesaikan suatu aktivitas. Penggunaan ICT terjadi ketika siswa secara langsung mengendalikan teknologi tersebut untuk menyelesaikan sebagian atau seluruh aktivitas belajar.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan ICT oleh pendidik, seperti menayangkan video atau menunjukkan simulasi, tidak termasuk dalam penilaian ini karena rubrik fokus pada penggunaan ICT oleh siswa.
Contoh aktivitas tanpa kesempatan menggunakan ICT:
- Menyelesaikan soal matematika menggunakan lembar kerja cetak.
- Menonton simulasi virtual yang dimainkan oleh pendidik.
- Pendidik menggunakan Microsoft Word untuk memberi komentar pada tulisan siswa.
Contoh aktivitas dengan kesempatan menggunakan ICT:
- Menyelesaikan soal matematika menggunakan Excel.
- Menjelajahi proses replikasi sel menggunakan simulasi perangkat lunak.
- Mengedit tulisan mereka sendiri menggunakan Microsoft Word dengan fitur pelacakan perubahan.
2. Apakah Penggunaan ICT Mendukung Pembentukan Pengetahuan Siswa?
Pembentukan pengetahuan terjadi ketika siswa menghasilkan ide atau pemahaman baru bagi mereka melalui proses seperti interpretasi, analisis, sintesis, atau evaluasi. ICT dapat mendukung pembentukan pengetahuan secara langsung maupun tidak langsung.
Sebagai contoh:
- Ketika siswa menganalisis data ilmiah menggunakan komputer, ICT mendukung pembentukan pengetahuan secara langsung.
- Ketika siswa mencari informasi di media sosial dan menganalisisnya secara offline, ICT mendukung pembentukan pengetahuan secara tidak langsung.
Namun, pembelajaran keterampilan ICT saja tidak memenuhi kriteria ini. Misalnya, menggunakan PowerPoint untuk membuat presentasi hanya dianggap mendukung pembentukan pengetahuan jika prosesnya membantu siswa mendalami ide atau konsep baru.
Contoh aktivitas tanpa dukungan pembentukan pengetahuan:
- Menggunakan Excel untuk menjumlahkan angka.
- Menonton video tentang pembentukan bintang.
- Membuat daftar karakter dalam novel menggunakan Microsoft Whiteboard.
Contoh aktivitas dengan dukungan pembentukan pengetahuan:
- Menggunakan Excel untuk menganalisis hasil eksperimen.
- Menjelajahi simulasi berbasis komputer untuk memahami bagaimana bintang terbentuk.
- Membuat diagram plot dan karakter yang saling terhubung dalam novel menggunakan Microsoft Whiteboard.
3. Apakah ICT Diperlukan untuk Membangun Pengetahuan Ini?
ICT dianggap diperlukan ketika aktivitas pembelajaran tidak bisa dilakukan secara praktis tanpa ICT. Misalnya, jika siswa harus berkomunikasi dengan teman di negara lain untuk meneliti dampak kekeringan, email menjadi alat penting yang memungkinkan kegiatan ini dilakukan dalam waktu singkat.
Namun, beberapa aktivitas tidak memerlukan ICT meskipun siswa dapat menggunakannya. Misalnya, mengelompokkan jenis paruh burung berdasarkan makanan mereka dapat dilakukan dengan buku di perpustakaan tanpa ICT.
Contoh aktivitas tanpa kebutuhan ICT:
- Membaca berita lokal secara online dan menganalisis tiga artikel.
- Menggunakan Excel untuk menghitung data sebelum dianalisis.
Contoh aktivitas yang memerlukan ICT:
- Meneliti artikel berita dari tiga negara berbeda untuk menganalisis perspektif yang berbeda.
- Menggunakan simulasi berbasis komputer untuk menyelidiki pembentukan bintang.
4. Apakah Siswa Menjadi Desainer Produk Berbasis ICT?
Siswa dianggap sebagai desainer produk berbasis ICT jika mereka menciptakan produk yang dapat digunakan oleh orang lain di luar aktivitas belajar. Produk ini harus memiliki nilai nyata untuk audiens di luar kelas, seperti komunitas lokal atau kelompok tertentu.
Desain produk berbasis ICT juga mengharuskan siswa mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi audiens yang dituju.
Contoh aktivitas tanpa desain produk berbasis ICT:
- Membuat aplikasi sederhana dalam kelas pemrograman tetapi tanpa audiens spesifik.
- Menulis laporan berdasarkan penelitian internet untuk diserahkan kepada pendidik.
Contoh aktivitas dengan desain produk berbasis ICT:
- Merancang aplikasi yang membantu lansia dalam kehidupan sehari-hari.
- Membuat lagu tentang dinosaurus menggunakan perangkat lunak untuk mendidik pengunjung museum sejarah alam.
- Mengembangkan aplikasi untuk membantu keluarga membuat pilihan makanan lokal berdasarkan penelitian mereka tentang produsen makanan lokal.
Kesimpulan
Rubrik ICT for Learning memberikan panduan jelas bagi pendidik dalam merancang aktivitas belajar yang tidak hanya melibatkan penggunaan teknologi, tetapi juga mendukung pembentukan pengetahuan dan inovasi siswa. Dengan memastikan ICT digunakan secara efektif, siswa tidak hanya belajar menggunakan teknologi, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif yang relevan dengan dunia nyata.
Sumber:
Deepen educational experiences with the 21CLD ICT for learning dimension