Apa itu Rubrik Regulasi Diri?
Rubrik regulasi diri dalam desain pembelajaran abad ke-21 (21CLD) dirancang untuk mengevaluasi sejauh mana aktivitas belajar mendorong peserta didik mengatur diri sendiri dalam proses belajarnya. Aktivitas belajar yang baik melibatkan kemampuan peserta didik untuk merencanakan, mengevaluasi, dan merevisi pekerjaan mereka berdasarkan umpan balik. Aktivitas terbaik bahkan mendorong revisi dan peningkatan karya secara berkelanjutan.

Rubrik ini memberikan kerangka kerja yang bermanfaat bagi pendidik untuk mendesain aktivitas belajar yang lebih efektif. Dalam prosesnya, ada tiga pertanyaan utama yang harus dipertimbangkan untuk menciptakan pembelajaran yang mendorong regulasi diri.
1. Apakah Aktivitas Belajar Bersifat Jangka Panjang dan Memiliki Tujuan Serta Kriteria Keberhasilan yang Jelas?
Agar peserta didik dapat mengatur diri sendiri, aktivitas belajar perlu bersifat jangka panjang. Aktivitas dianggap jangka panjang jika berlangsung selama lima hari atau lebih. Aktivitas yang selesai dalam satu sesi kelas tidak memberikan cukup waktu bagi peserta didik untuk merencanakan proses kerja mereka atau memperbaiki hasil kerja melalui beberapa draf.
Contoh Aktivitas Pendek (Tidak Jangka Panjang):
- Peserta didik mencatat apa yang mereka makan selama dua hari.
Contoh Aktivitas Jangka Panjang:
- Peserta didik membuat jurnal tentang kebiasaan nutrisi mereka selama satu minggu.
Selain durasi, tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan juga perlu disampaikan di awal. Tujuan pembelajaran menjelaskan apa yang akan dipelajari dan bagaimana itu relevan dengan pembelajaran sebelumnya dan mendatang. Kriteria keberhasilan adalah indikator yang menunjukkan apakah peserta didik telah mencapai tujuan tersebut.
Ketika peserta didik mengetahui tujuan dan kriteria keberhasilan sejak awal, mereka dapat memantau progres dan kualitas kerja mereka selama aktivitas belajar. Pendidik dapat memberikan tujuan dan kriteria keberhasilan, atau mendiskusikannya bersama kelas untuk meningkatkan rasa kepemilikan peserta didik.
2. Apakah Peserta Didik Merencanakan dan Mengevaluasi Pekerjaan Mereka Sendiri?
Regulasi diri mencakup kemampuan peserta didik untuk membuat keputusan tentang bagaimana mereka akan menyelesaikan tugas. Proses ini melibatkan:
- Membagi tugas besar menjadi sub-tugas kecil.
- Memilih alat yang akan digunakan.
- Menyusun jadwal dan menentukan tenggat waktu sementara.
- Membagi pekerjaan dalam kelompok (jika bekerja secara tim).
- Menentukan bagian mana yang dikerjakan di dalam atau di luar kelas.
Jika pendidik memberikan langkah-langkah dan jadwal yang detail, peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk merencanakan pekerjaan mereka sendiri.
Contoh Aktivitas Tanpa Perencanaan Mandiri:
- Dalam dua minggu, peserta didik bekerja dalam kelompok untuk meneliti dan mendebatkan isu perubahan iklim. Pendidik menetapkan peran dan jadwal untuk setiap peserta.
Contoh Aktivitas dengan Perencanaan Mandiri:
- Dalam dua minggu, peserta didik bekerja dalam kelompok untuk meneliti dan mendebatkan isu perubahan iklim. Mereka memutuskan siapa yang meneliti aspek tertentu, siapa yang berbicara di berbagai bagian debat, dan menetapkan tenggat waktu untuk penelitian, penulisan, serta latihan mereka.
3. Apakah Peserta Didik Memiliki Kesempatan Merevisi Pekerjaan Berdasarkan Umpan Balik?
Umpan balik adalah salah satu faktor terpenting untuk meningkatkan pembelajaran. Umpan balik yang efektif harus lebih dari sekadar pujian seperti “bagus sekali.” Umpan balik yang baik memberikan panduan spesifik tentang apa yang sudah dilakukan dengan baik dan apa yang perlu diperbaiki.
Sumber Umpan Balik:
- Dari pendidik.
- Dari teman sebaya.
- Dari proses refleksi mandiri peserta didik.
Kesempatan merevisi pekerjaan berdasarkan umpan balik sangat penting. Hal ini membantu peserta didik memahami kesenjangan antara performa saat ini dan tujuan pembelajaran.
Contoh Aktivitas Tanpa Revisi Berdasarkan Umpan Balik:
- Peserta didik membuat permainan tentang konservasi lingkungan menggunakan Microsoft MakeCode Arcade dan langsung mempublikasikan versi pertama tanpa menerima atau menerapkan umpan balik.
Contoh Aktivitas dengan Revisi Berdasarkan Umpan Balik:
- Peserta didik membuat permainan tentang konservasi lingkungan menggunakan Microsoft MakeCode Arcade. Setelah menyelesaikan versi beta, mereka bertukar permainan dengan teman sebaya untuk memberikan umpan balik. Setelah itu, mereka memperbaiki permainan sebelum menyerahkan versi akhir.
Kesimpulan
Regulasi diri adalah keterampilan penting dalam pembelajaran abad ke-21. Dengan merancang aktivitas yang mendorong peserta didik untuk merencanakan, mengevaluasi, dan merevisi pekerjaan mereka, pendidik membantu mengembangkan kemandirian belajar. Rubrik regulasi diri ini memberikan panduan praktis untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan efektif.
Bagaimana menurutmu, sudahkah aktivitas belajar yang dirancang di kelas mendukung regulasi diri peserta didik? Jika belum, mungkin inilah saatnya untuk mencoba pendekatan baru!