Dalam pembelajaran abad ke-21, keterampilan berpikir kritis dan membangun pengetahuan sangat penting. Framework 21CLD (21st Century Learning Design) memperkenalkan rubrik Konstruksi Pengetahuan yang dirancang untuk membantu pendidik menciptakan aktivitas pembelajaran yang mendorong siswa berpikir lebih dalam, mengaplikasikan pengetahuan, dan mengeksplorasi lintas disiplin ilmu.
Artikel ini akan membahas konsep konstruksi pengetahuan, pertanyaan utama dalam rubrik ini, serta contoh bagaimana rubrik tersebut dapat diterapkan untuk merancang aktivitas belajar yang lebih bermakna.
https://learn.microsoft.com/en-us/training/mec/develop-critical-thinking-skills-with-21cld/media/21cld-knowledge-construction-rubric.png
Apa Itu Konstruksi Pengetahuan?
Konstruksi pengetahuan terjadi ketika siswa tidak hanya mengulang atau mereproduksi informasi, tetapi juga menciptakan ide dan pemahaman baru yang sebelumnya tidak mereka miliki. Proses ini mencakup interpretasi, analisis, sintesis, dan evaluasi informasi atau ide. Oleh karena itu, konstruksi pengetahuan sering kali dihubungkan dengan keterampilan berpikir kritis.
Contohnya:
- Interpretasi: Menarik kesimpulan dari informasi yang tersirat, seperti memahami alasan di balik perilaku tokoh dalam cerita sejarah.
- Analisis: Mengidentifikasi bagian-bagian suatu sistem dan hubungan antarbagian, misalnya, menganalisis faktor lingkungan yang memengaruhi burung migrasi.
- Sintesis: Menghubungkan dua atau lebih ide, seperti membandingkan sudut pandang dari berbagai sumber.
- Evaluasi: Menilai kualitas atau kredibilitas informasi, misalnya menentukan sumber paling kredibel dalam suatu peristiwa sejarah.
Tidak semua aktivitas yang disebut “riset” termasuk konstruksi pengetahuan. Misalnya, mencari informasi dan menuliskannya dalam bentuk laporan hanyalah reproduksi pengetahuan. Namun, membandingkan atau mengontraskan informasi dari beberapa sumber adalah bagian dari konstruksi pengetahuan.
Empat Pertanyaan Utama dalam Konstruksi Pengetahuan
Saat merancang aktivitas pembelajaran, pendidik dapat menggunakan empat pertanyaan utama dalam rubrik ini:
- Apakah aktivitas pembelajaran membutuhkan konstruksi pengetahuan?
Jika aktivitas meminta siswa untuk menginterpretasi, menganalisis, mensintesis, atau mengevaluasi informasi, maka itu termasuk konstruksi pengetahuan.
- Apakah konstruksi pengetahuan menjadi fokus utama?
Konstruksi pengetahuan adalah fokus utama jika siswa menghabiskan sebagian besar waktu dan usaha mereka untuk proses ini, dan jika itu menjadi bagian terbesar dalam penilaian.
- Apakah siswa diminta mengaplikasikan pengetahuan di konteks baru?
Aktivitas harus memungkinkan siswa menggunakan pengetahuan yang telah mereka bangun di situasi berbeda, sehingga memperdalam pemahaman mereka.
- Apakah aktivitas pembelajaran bersifat lintas disiplin?
Aktivitas lintas disiplin mencakup tujuan pembelajaran dari berbagai bidang ilmu, seperti menggabungkan matematika dengan seni atau bahasa dengan sejarah.
Contoh Konstruksi Pengetahuan dalam Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas yang Tidak Melibatkan Konstruksi Pengetahuan
- Menulis laporan tentang kejahatan yang dilakukan oleh karakter dalam cerita.
- Mencari informasi menggunakan mesin pencari lalu mempresentasikan hasilnya tanpa analisis lebih lanjut.
- Menggunakan alat yang sudah dikuasai, seperti barometer, untuk mengukur tekanan atmosfer tanpa melibatkan pemikiran kritis.
Aktivitas yang Melibatkan Konstruksi Pengetahuan
- Menggunakan detail cerita untuk menyimpulkan alasan di balik tindakan karakter.
- Menganalisis informasi tentang aktivitas lingkungan lokal untuk menemukan cara baru membantu lingkungan.
- Membandingkan berbagai penjelasan perubahan tekanan atmosfer untuk menentukan mana yang paling kredibel.
- Membuat definisi konsep “garis sejajar” melalui pengamatan sendiri terhadap berbagai pasangan garis.
Konstruksi Pengetahuan Sebagai Fokus Utama
Dalam aktivitas pembelajaran, konstruksi pengetahuan menjadi fokus utama jika siswa lebih banyak menghabiskan waktu dan usaha untuk proses berpikir kritis dibandingkan tugas-tugas lainnya.
Bukan Fokus Utama
- Siswa menghabiskan 35 menit mencatat detail cerita dan hanya 10 menit menyimpulkan alasan tindakan karakter.
- Penilaian lebih banyak diberikan untuk menemukan informasi (70%) dibandingkan menganalisis informasi tersebut (30%).
Fokus Utama
- Siswa menghabiskan 10 menit mencatat detail cerita dan 35 menit menyimpulkan alasan tindakan karakter.
- Penilaian lebih banyak diberikan untuk menganalisis informasi (70%) dibandingkan menemukan informasi (30%).
Aplikasi Pengetahuan di Konteks Baru
Mengaplikasikan pengetahuan berarti menggunakan pemahaman yang telah dibangun di situasi baru yang membutuhkan interpretasi, analisis, sintesis, atau evaluasi.
Tidak Melibatkan Konteks Baru
- Menganalisis data demografi dari dua lokasi tanpa menggunakan pemahaman sebelumnya untuk membuat rencana.
- Mendeskripsikan hasil observasi tanpa menghubungkannya dengan konteks lain.
Melibatkan Konteks Baru
- Menggunakan analisis data demografi untuk merancang rencana pembangunan perumahan.
- Menerapkan pemahaman tentang kesamaan geometris ke bentuk abstrak, seperti ukuran dan sudut.
- Membuat drama satu babak menggunakan pemahaman karakter yang telah dianalisis sebelumnya.
Pembelajaran Lintas Disiplin
Aktivitas lintas disiplin melibatkan tujuan pembelajaran dari dua atau lebih bidang ilmu.
Bukan Lintas Disiplin
- Menulis laporan hasil eksperimen sains tanpa melibatkan keterampilan menulis.
- Membuat grafik data eksperimen tanpa menetapkan tujuan pembelajaran matematika.
Lintas Disiplin
- Menulis surat persuasif tentang hasil eksperimen sains, dengan penilaian yang mencakup kualitas data dan keterampilan menulis.
- Menghubungkan tujuan pembelajaran matematika dan sains dalam analisis data eksperimen.
Dengan menggunakan rubrik konstruksi pengetahuan, pendidik dapat memastikan bahwa aktivitas pembelajaran tidak hanya menantang siswa untuk berpikir lebih kritis tetapi juga relevan dan bermakna dalam berbagai konteks kehidupan mereka.