Kolaborasi yang efektif dalam pembelajaran lebih dari sekadar mengelompokkan siswa. Kolaborasi sejati memerlukan desain yang terencana dan tujuan yang jelas. Rubrik kolaborasi merangkum gagasan utama tentang kolaborasi dan berfungsi sebagai kerangka kerja untuk merancang aktivitas kolaboratif. Setiap tingkat kolaborasi (satu hingga lima) dijelaskan dalam rubrik berikut:

21 Century Learning Design Collaboration Rubric (source: Microsoft)

Rubrik Kolaborasi membantu pendidik merancang aktivitas belajar yang benar-benar mendorong kerja sama yang bermakna. Rubrik ini didasarkan pada empat pertanyaan utama:

  1. Apakah siswa benar-benar bekerja sama?
    Kolaborasi dimulai ketika siswa aktif bekerja dalam pasangan atau kelompok untuk mendiskusikan masalah, menyelesaikan tugas, atau menciptakan sesuatu. Kerja sama ini bisa dilakukan secara langsung atau menggunakan teknologi. Contohnya adalah diskusi kelompok kecil atau memberi masukan terhadap pekerjaan teman. Sebaliknya, tugas yang dikerjakan sendiri atau diskusi kelas secara keseluruhan tidak dianggap kolaborasi.
  2. Apakah siswa memiliki tanggung jawab bersama?
    Tanggung jawab bersama terjadi ketika siswa bersama-sama bertanggung jawab atas hasil kerja, seperti proyek atau desain. Ini lebih dari sekadar saling membantu; siswa harus sama-sama merasa memiliki tugas tersebut. Misalnya, membuat situs web bersama mencerminkan tanggung jawab bersama, tetapi memberi masukan sederhana atau wawancara tidak memenuhi kriteria ini.
  3. Apakah siswa membuat keputusan penting bersama?
    Kolaborasi yang mendalam melibatkan pengambilan keputusan penting tentang isi, proses, atau desain produk. Contohnya adalah merencanakan tugas, memilih topik, atau merancang presentasi untuk audiens tertentu. Keputusan sederhana atau yang sudah ditentukan guru, seperti memilih warna atau peran dari daftar yang tersedia, tidak dianggap cukup mendalam.
  4. Apakah pekerjaan mereka saling bergantung?
    Kerja saling bergantung berarti setiap anggota tim memiliki peran penting yang memengaruhi keberhasilan kelompok. Aktivitas ini harus dirancang sehingga setiap siswa bertanggung jawab atas tugas masing-masing dan hasil akhir bergantung pada kontribusi semua anggota. Contohnya, kelompok yang meneliti sistem tubuh hewan, kemudian melakukan diseksi dan membuat laporan bersama, mencerminkan kerja saling bergantung.

Dengan menggunakan rubrik kolaborasi ini, pendidik dapat merancang pengalaman belajar yang tidak hanya mendukung kerja sama, tetapi juga mengajarkan keterampilan kolaborasi yang esensial dan relevan.

Sumber:
Microsoft – Design learning experiences with the collaboration rubric