Finfluencers adalah individu yang membagikan tips finansial melalui platform seperti Tiktok, Instagram, dan YouTube. Dengan gaya yang mudah diterima khaayak penonton, mereka seringkali dikagumi karena penampilan dan penyampaiannya yang relatable dengan khalayaknya. Konten yang ditampilkan nampak edukatif namun tetap menghibur, CFA Institute menyebutkan bahwa finfluencer mempu menyederhanakan konsep finansial kompleks menjadi materi yang mengundang interaksi sekaligus menigkatkan pemahaman mengenai keuangan (Espeute & Preece, 2024). Namun jikaditelusuri lebih mendalam, banyak finsluencers yang tidak memiliki latar profesional atau lisensi di bidang keuangan seperti yang ditekankan oleh Departemen Keuangan California Financial Protection and Innovation (DFPI), mereka bukan penasihat keuangan resmi dan seringkali menerima “kompensasi” untuk membuat informasi yang mereka bagikan terlihat menyesatkan jika tidak ditelaah dengan kritis (DFPI, 2025). Fenomena ini bukan hanya suatu perdebatan etika, namun dapat berdampak terhadap perilaku investasi generasi muda Hull & Qi (2025) menemukan bahwa finfluencers dapat memengaruhi keputusan portofolio follower mereka termasuk arah investasi dan intensitas trading, efeknya akan lebih besar jika finfluencer tersebut aktif dalam komunitas atau memiliki audiens yang besar.

Studi dari menemukan bahwa follower dari finfluencer yang terpapar konten secara intens memang menunjukkan perubahan perilaku finansial, tetapi tidak selalu menigkatkan pengetahuan keuanagn secara signifikan. Tantangan lain mmuncul ketika sebagian besar finfluencers termasuk kategori “unskilled” atau “anti skilled”. Penelitian yang dilakukan oleh Pande (2025) menyimpulkan bahwa konten finfluencer semacam ini justru memberikan ekspektasi berlebihan dan berisiko dikarenakan popularitas mereka lebih berpengaruh daripada keahlian finansial yang sebenarnya. Laporan dari IOSCO pada tahun 2025 mengungkapkan bahwa sebagian besar otoritas pasar menyadari bahwa finfluencers dapat berperan positif dalam edukasi keuangan retail namun tetap menuntut regulasi dan transparansi terhadap dukungan finansial yang mereka terima termasuk sponsorship ataupun komisi promosi. Namun sisi positifnya dengan kehadiran finfluencers, mereka dapat menambah keterlibatan publik terhadap isu keuangan terutama bagi kelompok seperti mahasiswa generasi pertama atau pelajar internasional yang tak memiliki bimbingan keluarga

Maka dari itu secara keseluruhan finfluencers berada di titik persimpangan antara edukasi dengan ilusi, kehadiran mereka dapat memperluas jangkauan kita mengenai literasi keuangan secara informal. Tapi perlu dicatat bahwa kualitas dan keamanan informasi yang diberikan tidak selalu menjamin. Bagi pengguna muda terutama penting untuk kritis menyortir konten finansial yang mereka konsumsi dan mengombinasikannya dengan sumber kredibel dan edukasi profesional

 

Referensi:

DFPI. (2025). Social media finfluencers – Who should you trust? Department of Financial Protection and Innovation. Retrieved from https://dfpi.ca.gov/news/insights/social-media-finfluencers-who-should-you-trust/

Espeute, S., & Preece, R. (2024). The Finfluencer Appeal: Investing in the Age of Social Media. https://doi.org/10.56227/24.1.1

Hulla, I., & Qi, Y. (2025, May 1). The impact of finfluencers on retail investment. Rethinking Labs UNC. Retrieved from https://damore-mckim.northeastern.edu/wp-content/uploads/2025/05/1_Finfluencers.pdf

IOSCO. (2025, March). Final report – Finfluencers. International Organization of Securities Commissions. Retrieved from https://www.iosco.org/library/pubdocs/pdf/IOSCOPD795.pdf

Pande, D. (2025). Role of Finfluencers: Impact on Investment Choices and the Necessity for Regulation. Academy of Marketing Studies Journal29(5S), 1–2. https://www.abacademies.org/articles/role-of-finfluencers-impact-on-investment-choices-and-the-necessity-for-regulation-17568.html