Karbon, dalam bentuk paling dasar, adalah sebuah unsur. Faktanya, karbon ini adalah elemen paling umum dalam kehidupan di Bumi. Dari udara yang kita hirup hingga tanaman yang kita tanam, dan susunan kimiawi tubuh kita, karbon secara harafiah merupakan dasar kehidupan.

Jadi, mengapa kita begitu peduli dengan emisi karbon?

Ketika kita berbicara tentang emisi karbon, kita secara khusus berfokus pada karbon dioksida atau CO2. Secara alami, CO2 dilepaskan ke atmosfer melalui berbagai cara. Sumber emisi karbon alam terbesar adalah pertukaran karbon dioksida antara lautan dan atmosfer. Hewan dan tumbuhan juga mengeluarkan CO2 melalui proses respirasi (menghirup oksigen, mengeluarkan CO2). Dan ketika tumbuhan dan hewan ini membusuk, organisme di dalam tanah bernafas untuk menghasilkan energi dan mengeluarkan lebih banyak CO2 ke atmosfer.

Alam menjaga sebagian besar emisi ini tetap seimbang. Tumbuhan menyerap CO2 melalui fotosintesis, dan lautan menyerap karbon dioksida sebanyak yang dilepaskannya. Siklus karbon melalui udara, air, dan tanah dalam proses berkelanjutan yang mendukung kehidupan di bumi.

Karbon dioksida atau CO2 sangat penting untuk kelangsungan hidup tumbuhan dan hewan. Namun, jika jumlahnya terlalu banyak, CO2 ini dapat menyebabkan seluruh kehidupan di bumi mati. Tumbuhan dan hewan tidak hanya perlu menyerap karbon dioksida, namun mereka juga bergantung pada gas tersebut untuk menjaga panas, karena gas tersebut merupakan komponen penting bagi atmosfer bumi.

Sebelum Revolusi Industri, kadar CO2 sekitar 270 bagian per juta (ppm). Tingkat CO2 berada pada sekitar 313 ppm pada tahun 1960. Tingkat tersebut mencapai 400 ppm pada awal tahun 2020. Banyak ilmuwan iklim mengatakan kadarnya perlu diturunkan hingga 350 ppm untuk menghindari dampak perubahan iklim.

Tentu saja semua karbon yang kita tambahkan ke atmosfer tidak akan hilang dalam semalam. Dampaknya memang akan sangat merusak dan berjangka panjang. Namun dengan memahami dampak negatif dari CO2, mudah-mudahan kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi emisi karbon dan mengurangi dampak buruk perubahan iklim yang terus akan terjadi di masa depan.

Perbedaan CO2 dan Carbon Emissions

Perbedaan antara karbon dioksida dan emisi karbon adalah karbon dioksida (CO2)merupakan senyawa tunggal. CO2 secara teknis merupakan emisi karbon tunggal yang mengandung banyak gas berbeda. Emisi karbon lainnya diantaranya adalah metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sulfur heksafluorida (SF6) dan nitrogen trifluorida (NF3). Karbon dioksida (CO2)di atmosfer terjadi secara alami, namun terlalu banyak CO2 dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan.

Manusia tidak bermain dengan aturan yang sama seperti alam. Saat kita mengekstraksi, memurnikan, mengangkut, dan membakar bahan bakar fosil seperti batu bara, gas alam, dan minyak, kita melepaskan gas karbon dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer. Kita juga seringkali menebang pohon-pohon penyerap CO2 dalam jumlah besar untuk dijadikan lahan pertanian dan pengembangan perumahan atau kota yang baru, atau sekedar hanya untuk mengumpulkan kayu dalam rangka menciptakan produk baru. Tanpa kita sadari, ketika pohon-pohon ini terbakar atau membusuk pun, mereka mengeluarkan lebih banyak CO2. Selain itu, aktivitas menebang hutan kita juga secara efektif telah menghilangkan sistem alamiah yang bisa menyerap dan menyimpan karbon.

Nah, ketika kita menambahkan lebih banyak CO2 ke dalam atmosfer, alam tidak selalu dapat menyerap dan mengatasi kelebihan kandungan karbon tersebut.

Apa yang bisa kita lakukan?

Bukan rahasia lagi bahwa penurunan kadar karbon di atmosfer adalah topik yang hangat didiskusikan di semua kalangan di segala penjuru dunia. Seperti kebanyakan hal dalam hidup, ada lebih dari satu cara untuk memperbaiki suatu masalah. Pilihan pertama dan teraman adalah menghindari situasi dan aktivitas yang menyebabkan atau menghasilkan karbon ini. Yang kedua adalah usaha untuk mengembalikan apa yang telah terlanjur terjadi. Ketika kita menerapkan pemikiran mitigasi karbon ini pada emisi karbon, itu berarti kita dapat menurunkan jejak karbon (footprint) atau mengimbanginya.

 

Gambar diambil dari:

CO2 e – Bing images

 

Referensi:

Platt, John. 2020. CO2 101: Why Is Carbon Dioxide Bad? CO2 101: Why Is Carbon Dioxide Bad? (treehugger.com)