Dampak COVID-19 pada Return Saham Perusahaan Digital

Seperti yang kita ketahui, virus COVID-19 sampai pertama kali di Indonesia pada 14 Februari 2020, dan pada April 2020 diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya pemerintah menekan laju penyebaran virus COVID-19. Tentunya PSBB ini memberikan dampai luar biasa ke mayoritas bisnis pada semua skala.

Menghadapi krisis ini, semua aktivitas termasuk ekonomi, keuangan, komersial, dan sosial telah beralih ke dunia digital melalui saluran komunikasi digital seperti Skype, Zoom dan Microsoft Teams. Meningkatnya penggunaan perangkat digital dan metode komunikasi untuk bertukar pikiran di bidang ekonomi, pasar keuangan, dan sistem kesehatan telah menciptakan keuntungan dalam bentuk komunikasi baru yang dimungkinkan dari teknologi digital. Khususnya, Internet of Things (IoT) yang menyediakan platform bagi organisasi kesehatan masyarakat untuk mengakses data yang memfasilitasi pembentukan ekosistem perangkat digital yang sangat terhubung untuk memantau pandemi COVID-19 (Ting et al., 2020).

Dalam menghadapi krisis ini, digitalisasi kemudian menjadi prioritas di setiap bidang. Perusahaan digital mengalami peningkatan baik return saham sebagai respons terhadap peningkatan pertumbuhan kasus COVID-19. Banyak orang berargumen bahwa ini mungkin karena kebanyakan orang telah terkurung di rumah mereka dan telah berevolusi seputar penggunaan proses kerja dan penggunaan digital teknologi baru, yang dikembangkan oleh perusahaan digital. Dengan demikian, permintaan akan jasa dari perusahaan digital yang tinggi selama krisis COVID-19 telah berpengaruh secara positif terhadap return saham Perusahaan digital ini.

Sektor digital telah berkembang pesat dan menguat dibandingkan sektor lainnya. Ini bisa menjadi bukti bahwa investor, atau setidaknya sebagian besar dari mereka, percaya bahwa sektor digital adalah tempat yang aman untuk berinvestasi bahkan selama krisis COVID-19. Secara keseluruhan, perlu dicatat bahwa sektor digital telah memberikan bukti dan solusi alternatif, terutama terkait dengan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja baru, dan mempertahankan pekerjaan yang sudah ada selama krisis COVID-19.

 

Gambar diambil dari:

https://www.netnewsledger.com/wp-content/uploads/2020/11/COVID-19-Impact-on-Business-1068×662.jpg

 

Referensi:

Ting D.S.W., Carin L., Dzau V., Wong T.Y. Digital technology and COVID-19. Nat. Med. 2020;26(4):459–461.

Linda Kusumaning Wedari S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CLI., CSRA.