Sustainable Clothing

Halo teman-teman. Terkait dengan sustainable development, mari kita diskusikan mengenai sustainable clothing.

Tahukah teman-teman, bahwa fashion menyumbang sekitar 10% emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia, tetapi, sebetulnya ada lho, cara untuk mengurangi dampak pakaian kita terhadap iklim. Kalau kita mau memikirkan Kembali gaya hidup kita, sedikitnya kita membeli baju 10 potong baju setiap tahun, yang seringkali hanya kita pakai 3-5 kali sebelum akhirnya kita lupakan dan buang.

Sementara sebagian besar barang konsumen juga mengalami masalah serupa, yang membuat industri fashion bermasalah adalah kecepatan perubahan fashion yang terlalu cepat. Dengan setiap musim di setiap negara, konsumen didorong untuk membeli barang-barang terbaru agar tetap mengikuti tren.

Sayangnya itu banyak jenis fashion yang menggunakan zat kimia berbahaya dalam proses produksi dan pewarnaannya. Misalnya, pewarna kain mencemari air, yang memberikan dampak buruk pada kehidupan akuatik dan air minum. Terdapat jenis fashion yang menggunakan bahan elastane elastis yang dibuat menggunakan bahan sintetis yang berasal dari plastik, yang mengurangi daur ulang dan semakin meningkatkan dampak lingkungan.

Usaha Industri Fashion dalam Inisiatif Sustainable Clothing

Secara alami, beberapa perusahaan pakaian telah berhasil mendeteksi peluang di sustainable clothing ini.

  1. Layanan persewaan pakaian, misalnya, sangat menarik di era media sosial di mana beberapa orang seringkali enggan terlihat online dengan mengenakan pakaian yang sama lebih dari satu kali. Bagi mereka yang ingin terlihat bagus di foto online mereka, tetapi memiliki dampak yang lebih kecil terhadap lingkungan, ada tren fana untuk mode digital, atau pakaian yang dirancang hanya untuk tampil online dengan ditumpangkan ke gambar Anda.
  2. Ecolabbelling, yang dapat menunjukkan fashion yang merwawasan lingkungan dan memberikan dampak lebih kecil terhadap iklim. Program sertifikasi seperti Better Cotton Initiative dan Global Organic Textile Standard dapat membantu konsumen mengetahui seberapa hijau denim mereka. Ada beberapa cara untuk membuat denim tidak terlalu boros sumber daya, yang terdiri dari bahan yang sedekat mungkin dengan bahan alami kapas menggunakan lebih sedikit air dan proses produksi yang berbahaya.
  3. Membeli lebih sedikit (buy less), juga berarti kita (konsumen) mestinya lebih banyak merawat pakaian yang dimiliki. Situs web seperti Love your clothes, yang didirikan oleh badan amal daur ulang Inggris, WRAP, menawarkan kiat untuk memperbaiki dan memperpanjang masa pakai pakaian, yang dapat mengurangi jejak karbon pakaian tersebut.
  4. Second hand Program. Banyak international brand telah meluncurkan program dimana mereka menerima produk bekas dan memberikan kredit bagi pelanggan yang mengembalikan produk second hand. Pakaian bekas dapat memberi kehidupan kedua pada pakaian dan memperlambat siklus mode fashion yang cepat itu.
  5. Less wash. Mengurangi frekuensi mencuci pakaian juga dapat membantu mengurangi jejak karbon lemari pakaian kita, sekaligus membantu mengurangi penggunaan air dan jumlah serat mikro yang terbuang di mesin cuci.
  6. Less cloth in landmill. Bagaimana kita membuang pakaian di akhir masa pakainya juga penting. Membuangnya sebagai sampah di TPA atau dibakar, hanya akan menyebabkan lebih banyak emisi. Mungkin pendekatan terbaik adalah memberikannya kepada teman atau membawanya ke toko amal jika masih cukup bagus untuk dipakai. Namun, individu harus berhati-hati untuk tidak menggunakan ini sebagai cara membersihkan ruang hanya untuk membeli pakaian baru ya.

Jika pakaian telah aus atau rusak tidak dapat diperbaiki, cara pembuangan yang paling ramah lingkungan adalah mengirimnya untuk didaur ulang. Daur ulang pakaian masih relatif baru untuk banyak kain, tetapi semakin banyak pakaian katun dan poliester kini dapat diubah menjadi pakaian baru atau barang lainnya. Beberapa pabrikan besar kini mulai menggunakan kain daur ulang, namun sayangnya, masalah yang lebih sering muncul adalah seringkali sulit bagi konsumen untuk menemukan tempat untuk menyimpan pakaian lama mereka.

Nah, jadi teman-teman, kita semua dapat membuat perbedaan dengan menjadi konsumen yang lebih bijaksana ya.

Referensi:

Love your clothes. https://www.recyclenow.com/recycle-an-item/clothing-textiles?utm_source=loveyourclothes

Gambar diambil dari:

https://thevou.com/wtvox2/wp-content/uploads/2020/12/Sustainable-fashion-wtvox.com-sustainable-fashion-components-02.jpg

Linda Kusumaning Wedari S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CLI., CSRA.