Pemahaman Circular Economy (Part 2)

Pada artikel saya mengenai circular economy (part 1), saya telah mejelaskan mengenai perbedaan konsep complex dan complicated (rumit). Mari kita lanjutkan bahasan kita mengenai circular economy.

Cara sederhana untuk memahaminya, kita bisa ambil contoh mobil Ferrari dan contoh hutan tropis. Mobil Ferrari itu diibaratkan dengan sesuatu yang rumit. Ketika kita membongkar rakitan mobil Ferrari dan akan menemukan rangkaian mesin yang rumit. Namun dengan bantuan mekanik yg handal dan blue print dari rangkaian mesin dari mobil Ferrari, anda dapat memasangnya kembali dengan benar. Lalu bila kita gunakan contoh lain, yaitu hutan tropis, hutan tropis ini akan menjadi contoh yang menunjukkan hubungan yang jauh lebih dinamis dan kompleks, dengan segala macam hubungan antara berbagai hewan dan sistem hutan itu. Bila kita berimajinasi, kita melakukan sesuatu yang berbeda, seperti mengalihkan sumber air atau membiarkan satu spesies punah. Kita sebetulnya tidak benar-benar tahu bagaimana itu akan mempengaruhi sistem dan bagaimana mengembalikannya ke fungsi awalnya yang baik.

Nah, cara berpikir seperti ini dalam istilah bisnis adalah dunia vuca (VUCA World). Mungkin banyak dari anda yang pernah mendengar konsep ini. Konsep ini pertama kali muncul untuk menggambarkan jenis konteks geopolitik baru yang kita hadapi, di mana segala sesuatunya tidak sesederhana itu lagi. Seperti hubungan AS dan Rusia, yang memiliki lingkungan geopolitik yang jauh lebih kompleks. Dan sekarang, sejak awal 2000-an, dunia bisnis telah menggunakan istilah itu sebagai cara untuk menggambarkan lingkungan operasi bisnis yang penuh ketidakpastian, kompleks, dan ambigu. Dengan kata lain, kita juga perlu menyadari bahwa kita hidup di dunia yang kompleks, di mana ada segala macam non-linearitas dan umpan balik, ketika kita mengambil tindakan dan melihat bagaimana hal itu terjadi di alam.

Dari perspektif sistem, bisnis adalah bagian dari sistem dinamis yang jauh lebih besar, baik yang mempengaruhi sistem itu maupun yang terpengaruh olehnya. Ketika pendekatan sistem ini diterapkan pada bisnis operasi, pengusaha akan melihat perusahaan sebagai bagian dari jalinan (web) yang saling berhubungan, yang juga akan menghubungkan banyak pemain bisnis. Dengan perspektif sistem, kita akan dapat memahami bahwa kita semua memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada yang kita pikirkan, karena konsep dan perspektif kita yang lebih luas. Dengan ini, kita  dapat melihat rantai pasokan ke semua orang yang terlibat dalam bisnis kita. Kita jadi akan dapat memahami bahwa kita semua memiliki tanggung jawab di luar perusahaan kita sendiri. Dan pandangan ini dapat membawa kita ke pemahaman berikutnya dimana kita melihat individu dan mitra bisnis, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan.

Perspektif sistem ini juga akan memberikan pemahaman lebih jauh mengenai pentingnya mengintegrasikan keberlanjutan. Integrasi keberlanjutan ini sangat penting untuk ketahanan, membangun ketahanan, dan terlebih lagi untuk penciptaan nilai (value creation). Kita tidak dapat menciptakan nilai jangka panjang (long term value creation), tanpa mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam strategi inti bisnis kita. Jadi dengan dasar pemikiran tentang saling ketergantungan, kompleksitas, dan keberlanjutan, mari kita lihat mengapa ekonomi sirkular sejalan dengan pandangan realitas yang lebih sistemik dan lingkungan operasi bisnis. Kita akan lanjutkan bahasan kita pada pemahaman circular economy part 3 ya.

 

Referensi:

Linda Kusumaning Wedari, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CLI., CSRA