Share Buyback (Part 1)

Perusahaan yang menguntungkan memiliki beberapa cara untuk mengembalikan kelebihan uang tunai kepada pemegang saham mereka. Pembayaran dividen mungkin merupakan cara yang paling umum, tetapi perusahaan juga dapat memilih untuk terlibat dalam program share buyback. Share buyback (atau pembelian kembali saham) terjadi ketika sebuah perusahaan menggunakan sebagian uangnya untuk membeli saham dari sahamnya sendiri di pasar terbuka selama periode waktu tertentu.

Dalam tulisan ini, saya akan menjelaskan mengenai pembelian kembali saham (share buyback), alasan perusahaan melakukan share buyback, dan dampak aktivitas share buyback ini bagi investor atau pemegang saham (shareholders).

Mengapa perusahaan membeli kembali sahamnya sendiri?

Share buyback banyak dilakukan perusahaan di banyak negara seperti di Australia (Reuters, 2021), Amerika (Megaw, 2021), Jepang (Japantimes, 2021), dan masih banyak lagi. Di Indonesia, beberapa perusahaan public telah melakukan share buyback ini. Contoh, pada 20 maret-9 Juni 2020 Bank mandiri telah melakukan buyback senilai Rp 2 triliun. Aktivitas ini juga dilakukan oleh bank BNI yang telah melakukan buyback selama 3 bulan sejak maret 2020 senilai Rp 1.8 T. Ditahun 2021,  PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (produsen Sari Roti), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, dan lainnya, juga melakukan share buyback (Kontan, 2021). Tentunya yang saya sebutkan ini hanya beberapa dari banyak lainnya.

Perusahaan publik umumnya dikelola dengan tujuan memaksimalkan pengembalian (return) bagi pemegang saham. Dengan dasar pemikiran ini, perusahaan publik yang mampu menghasilkan lebih banyak uang daripada yang dibutuhkan untuk membiayai operasional rutin dan investasi, mungkin memilih untuk mengembalikan kelebihan uang itu kepada pemegang sahamnya sebagai dividen. Dividen dapat diartikan sebagai pembayaran tunai berkala kepada pemegang saham.

Ada kalanya, dewan direksi perusahaan memutuskan menggunakan kelebihan uang tunai untuk membeli saham perusahaan sendiri (share buyback). Ada beberapa alasan perusahaan untuk membuat keputusan share buyback:

  1. Perusahaan emiten mungkin merasa bahwa saham perusahaan berada di level yang terlalu rendah. Share buyback ini dilakukan sebagai Langkah investasi yang baik, dimana membeli kembali saham pada harga rendah dan akan menjualnya kembali di kemudian hari ketika harga sudah stabil dan cukup bagus (tinggi). Selain itu, share buyback ini juga digunakan untuk meningkatkan kepercayaan investor ke perusahaan emiten bahwa perusahaan emiten dalam kondisi financial yang baik dan menunjukkan empati perusahaan ke investor untuk tidak akan membiarkan investor merugi karena turunnya harga saham.
  2. Kelebihan kas yang dimiliki perusahaan emiten tidak digunakan untuk membayar dividen. Alasannya adalah pemegang saham besar umumnya cenderung tidak menginginkan beban pajak tambahan dari dividen yang meningkat. Di lain pihak, aktivitas share buyback tidak memiliki implikasi pajak langsung bagi pemegang saham, karena tidak ada pembayaran tunai langsung kepada investor.
  3. Perusahaan mungkin melakukan share buyback karena rencana opsi saham karyawan. Perusahaan dalam industri yang tumbuh cepat mungkin menyadari posisi mereka dalam pasar tenaga kerja yang ketat sehingga perusahaan tersebut sering mengeluarkan opsi saham untuk merekrut dan mempertahankan karyawan berbakat. Di sisi lain, saat opsi saham tersebut dijalankan, jumlah total saham perusahaan yang beredar akan meningkat, dan menurunkan tingkat kepemilikan investor eksternal yang ada. Selain itu, menurunnya jumlah lembar saham beredar diharapkan dapat Kembali meningkatkan harga saham perusahaan tersebut karena supply saham yang menurun dan dengan sinyal positif yang diberikan oleh emiten makan demand terhadap saham dan meningkat.
  4. Share buyback yang dilakukan di masa pandemic COVID-19 ini akan memberikan sentimen positif bagi kinerja perusahaan karena perusahaan membuktikan likuiditas perusahaan di situasi yang paling buruk sekalipun. Hal ini bisa menaikkan share price.
  5. Nilai perusahaan dapat meningkat dengan cara swapping equity dengan debt, malalui aktivitas share buyback. Hal ini dilakukan mungkin karena cost of debt (bunga pinjaman) pada saat share buyback lebih murah daripada cost of equity (dividen).

Selain beberapa alasan tersebut, ada beberapa ahli ekonomi yang melihat share buybacks ini dilakukan banyak perusahaa Indonesia di tengah pandemic COVID-19, juga untuk membantu usaha pemerintah memperbaiki ekonomi negara dan untuk mengatasi kejatuhan harga pasar perusahaan.

Referensi:

Image Sources: Google Images

Linda Kusumaning Wedari, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CLI., CSRS