Dalam akuntansi, pengakuan (recognition) adalah menjadi salah satu point yang penting. Dalam tulisan ini saya akan menjelaskan bagaimana suatu transaksi yang terkait dengan sumber daya dapat diakui sebagai asset.

Untuk memutuskan apakah sumber daya yang terkait dalam suatu transaksi dalam diakui sebagai asset, maka kita harus mengetahui definisi dari asset terlebih dahulu.

Dalam conceptual framework versi lama, asset didefinisikan sebagai “A resource controlled by the entity as a result of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the entity”. Dan pada conceptual framework versi baru, terdapat perubahan definisi asset menjadi: “A present economic resource controlled by the entity as a result of past events” (IFRS, 2018).  Dari definisi tersebut, maka dapat di peroleh dua karakteristik dari asset, yaitu:

  1. resource controlled by the entity.
    Untuk dapat diakui sebagai asset, entitas harus memiliki control atas sumber daya tersebut seperti memiliki kuasa untuk menolak pihak lain untuk mendapatkan akses ke sumber daya tersebut. Misalnya, suatu entitas telah mengeluarkan uang untuk memperbaiki jalan raya di sepanjang pabrik dan kantornya. Entitas itu juga memperbaiki penerangan jalan, jalur pejalan kaki dan taman area penghijauan. Meski entitas telah mengeluarkan uang cukup besar, namun entitas tidak dapat mengontrol akses jalan tersebut oleh pengguna jalan lain atau entitas lain. Tidak adanya control atas jalan tersebut menyebabkan entitas tidak bisa memenuhi karakteristik asset seperti yang disebutkan dalam conceptual framework. Oleh karena itu, jalan ray aini tidak dapat diakui sebagai asset entitas
  1. result of past events
    Dari karakteristik yang kedua ini, menunjukkan bahwa sumber daya yang bisa diakui sebagai asset adalah sumber daya yang dihasilkan dari transaksi masa lalu yang membuat entitas memiliki hak control atas sumber daya itu. Sebagai contoh, sebuah bangunan (building) bisa diakui sebagai asset setelah sebuah transaksi pembelian atau kontrak perjanjian lease telah terjadi dan memberi entitas (perusahaan) hak control atas bangunan tersebut.
    Penghapusan satu karakteristik asset “future economic benefits are expected to flow to the entity” dilakukan oleh FASB (2021) dengan alasan bahwa asset adalah hak yang ada di masa sekarang, bukan di masa depan. Namun, frasa ‘manfaat ekonomi masa depan’ dapat mengalihkan perhatian dari aset itu sendiri sebagai hak saat ini dan menyebabkan beberapa orang untuk lebih terfokus pada arus masuk di masa depan, sebagai penentu pengakuan suatu aset. Karakteristik ini dapat menyebabkan kesimpulan yang salah bahwa beberapa item (sumber daya) tidak diakui sebagai aset karena nilai manfaat ekonomi masa depan sumber daya itu mungkin bergantung pada transaksi atau peristiwa di masa depan.

Penting bagi kita sebagai akuntan untuk memahami definisi dan karakteristik asset dalam penentuan recognition sumber daya yang dihasilkan dari suatu transaksi, sebagai asset perusahaan.

Referensi: