Akankah Profesi Akuntan Tergantikan oleh Artificial Intelligence (AI)?

Apakah profesi akuntan akan punah? Akankah Profesi Akuntan Tergantikan oleh Artificial Intelligence?

Pertanyaan ini seringkali saya dengar atau bahkan ditujukan ke saya. Saya akan menuliskan jawaban yang selalu saya berikan atas pertanyaan ini.

Pekerjaan Akuntansi dan Auditung akan tetap ada, bahkan sampai 2-3-4 dekade mendatang. HANYA SAJA, di tingkat yang lebih tinggi. Pekerjaan untuk sarjana akuntansi dengan keahlian akuntansi sederhana atau manual atau konvensional, atau bahkan akuntan dengan gelar master akan berkurang secara drastic, terutama di perusahaan besar yang mampu dan telah beradaptasi dengan kecanggihan teknologi seperti teknologi digital dan AI. Pekerjaan monoton seperti entri data, rekonsiliasi Bank, verifikasi hutang, dll akan atau telah diotomatisasi.

Saya berikan contoh di BCA. Peran akuntan di hampir seluruh kantor cabang BCA kini sudah diautomatisasi dengan teknologi digital, dengan tujuan efisiensi. Meski demikian, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA)Jahja Setiaatmadja, memastikan tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan meskipun posisi akuntan di setiap kantor cabang telah dihapus digantikan dengan teknologi digital (Anggraeni, 2020).

Otomatisasi ini ditujukan agar akuntan tidak perlu lagi menghabiskan waktu berhari-hari untuk merekonsiliasikan laporan bank dengan pembukuan perusahaan yang mungkin banyak memiliki kesalahan pencatatan. Otomatisasi robot akan mengambil alih semua tugas rutin seperti penggajian, penanganan pajak, dan audit sehingga selesai dalam waktu yang lebih singkat dan dengan akurasi yang lebih baik. Juga, dengan sistem ERP, banyak pekerjaan akuntan dapat dilakukan dalam hitungan jam. Ini akan menghemat banyak usaha serta waktu akuntan, yang dapat diinvestasikan di bidang maju lainnya.

Memang tidak dapat disangkal bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence) telah mengambil alih pekerjaan akuntan. Bahkan, diperkirakan lebih dari 750 juta pekerjaan yang membutuhkan perhitungan berulang (repetitive calculations) dan pencatatan transaksi, dapat dikelola oleh AI saja. Digitalisasi dan otomatisasi ini tentu saja membuat proses lebih akurat dan efisien, namun tentunya tidak akan menghilangkan kebutuhan akan akuntan di semua perusahaan. Oleh karena itu, AI sebenarnya telah memberikan kesempatan dan waktu yang lebih banyak bagi akuntan untuk bertindah sebagai financial analist, atau data analist serta mengembangkan strategi yang sesuai untuk kemajuan organisasi secara keseluruhan. Akuntan dapat menganalisis data AI dan mengambil keputusan yang sesuai. Oleh karena itu, akuntan harus memiliki keterampilan tambahan untuk memahami dan mengoperasikan teknologi digital atau juga AI. Itu adalah keterampilan baru yang perlu calon akuntan dan akuntan yang telah ada, untuk dipelajari. Akuntan perlu mempelajari berbagai software akuntansi seperti sistem ERP, Data analytics dalam bidang akuntnasi, blockchain, dan sebagainya.

“Adapt or Perish”. Itu yang harus selalu kita ingat agar kita sebagai akuntan tetap bersemangat untuk terus belajar teknologi terbaru untuk selalu update dengan perkembangan teknologi dan mampu memberikan kontribusi maksimal bagi perusahaan.

Referensi:

Image Sources: Google Images

Linda Kusumaning Wedari, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CLI., CSRS