Implementasi Tokenisasi Aset untuk Pengelolaan Persediaan di Industri Manufaktur
Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang memiliki kompleksitas tinggi dalam pengelolaan persediaan. Tantangan seperti ketidaktepatan pencatatan, perbedaan stok fisik dan catatan akuntansi, risiko kehilangan atau manipulasi data, serta rendahnya transparansi rantai pasok sering menjadi sumber inefisiensi yang signifikan. Kehadiran teknologi blockchain dan konsep tokenisasi aset menawarkan solusi baru untuk menciptakan pengelolaan persediaan yang lebih akurat, transparan, dan terotomasi (Singh & Adhikari, 2023). Tokenisasi aset pada konteks ini berarti mengubah unit persediaan menjadi representasi digital (token) yang dapat dilacak secara real-time di dalam sistem blockchain.
Pada sistem pengelolaan persediaan tradisional, informasi mengenai jumlah, lokasi, dan pergerakan barang bergantung pada pencatatan manual atau ERP terpusat. Model ini rentan terhadap kesalahan pencatatan, keterlambatan pembaruan data, dan risiko manipulasi. Sebaliknya, tokenisasi aset memungkinkan setiap unit persediaan, baik bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi, memiliki digital twin berbasis blockchain. Setiap token menyimpan informasi penting seperti identitas barang, sumber asal, tanggal produksi, jumlah, nilai, dan histori pergerakan. Dengan demikian, blockchain memastikan bahwa seluruh aktivitas persediaan tercatat secara otomatis dan tidak dapat diubah (immutable).
Salah satu manfaat utama tokenisasi dalam persediaan manufaktur adalah peningkatan transparansi dan akurasi stok. Dengan ledger terdistribusi, perusahaan dapat mengetahui stok secara real-time tanpa bergantung pada rekonsiliasi manual (Dunn & Smyth, 2024). Ketika barang masuk atau dipindahkan dari satu gudang ke gudang lain, sistem otomatis memperbarui jumlah token terkait. Hal ini mengurangi risiko stock discrepancy dan meningkatkan keandalan laporan keuangan. Selain itu, tokenisasi memungkinkan proses audit internal maupun eksternal berjalan lebih efisien karena auditor dapat menelusuri jejak transaksi persediaan langsung melalui blockchain.
Dari sisi pengendalian internal, tokenisasi menyediakan sistem yang lebih kuat dalam mencegah kecurangan. Setiap transaksi terkait persediaan membutuhkan persetujuan melalui mekanisme konsensus blockchain, sehingga sulit bagi individu untuk memanipulasi jumlah persediaan atau menghapus jejak transaksi (Amiri et al, 2025). Implementasi smart contract juga memungkinkan otomatisasi pengendalian, misalnya pembatasan akses, notifikasi stok minimum, atau pemicu otomatis untuk re-order barang ketika persediaan mencapai batas tertentu.
Selain itu, tokenisasi mendukung integrasi yang lebih baik dalam rantai pasok manufaktur. Perusahaan dapat berbagi data persediaan secara aman dengan pemasok, distributor, atau pelanggan tanpa risiko perubahan data oleh pihak yang tidak berwenang. Kolaborasi berbasis blockchain ini membantu perusahaan mempertahankan kelancaran produksi, mengurangi lead time, dan meningkatkan perencanaan kebutuhan material (Material Requirements Planning/MRP). Bahkan, tokenisasi dapat membuka jalan bagi pembiayaan rantai pasok (supply chain financing) berbasis blockchain, di mana aset persediaan dapat dijadikan jaminan digital untuk pembiayaan modal kerja.
Namun, penerapan tokenisasi dalam persediaan manufaktur tidak lepas dari tantangan. Investasi awal dalam infrastruktur blockchain, kebutuhan integrasi dengan sistem ERP yang sudah ada, serta kebutuhan pelatihan SDM adalah beberapa faktor yang perlu diperhitungkan. Selain itu, belum adanya standar akuntansi yang secara khusus mengatur tokenisasi persediaan dapat menimbulkan tantangan dalam pelaporan keuangan.
Meski demikian, potensi manfaat tokenisasi bagi industri manufaktur sangat besar. Dengan kemampuan untuk menciptakan transparansi, meningkatkan akurasi, memperkuat pengendalian, dan mengoptimalkan rantai pasok, tokenisasi aset menawarkan model baru pengelolaan persediaan yang lebih cerdas dan efisien. Teknologi ini menjadi langkah strategis menuju transformasi digital industri manufaktur dan akuntansi modern di era Web3.
Referensi:
Amiri, S. M. H., Islam, Md. M., Hossen, Md. S., Amiri, S. M. H., Mamun, M. A. A., & Akter, N. (2025). Blockchain-enabled solutions for enhancing supply chain transparency and traceability. International Journal of Science and Research Archive, 16(1). https://doi.org/10.30574/ijsra.2025.16.1.2102
Dunn, R., & Smyth, M. (2024). Blockchain-Based Solutions for Reducing Inventory Shrinkage and Fraud. International Journal of Mechanical and Electrical Engineering, 3(1). https://doi.org/10.62051/ijmee.v3n1.03
Singh, N., & Adhikari, D. (2023). Blockchain and AI in Reducing Inventory Fraud and Errors. International Journal for Research in Applied Science and Engineering Technology, 11(12). https://doi.org/10.22214/ijraset.2023.57500
Comments :