Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen dalam Perusahaan
Kebijakan dividen merupakan keputusan penting dalam manajemen keuangan perusahaan karena mencerminkan bagaimana laba yang diperoleh akan dialokasikan antara pembagian kepada pemegang saham dan reinvestasi untuk pertumbuhan. Salah satu indikator utama dalam kebijakan ini adalah dividend payout ratio (DPR), yaitu persentase laba bersih yang dibagikan sebagai dividen. Keputusan mengenai besaran DPR dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen berfungsi tidak hanya sebagai mekanisme pengembalian keuntungan, tetapi juga sebagai sinyal ke pasar mengenai stabilitas keuangan dan prospek masa depan perusahaan (Lintner, 1956). Salah satu faktor utama yang memengaruhi kebijakan dividen adalah profitabilitas perusahaan. Perusahaan dengan tingkat laba yang stabil dan tinggi cenderung lebih mampu membayar dividen secara konsisten. Sebaliknya, perusahaan yang menghadapi fluktuasi laba cenderung menahan pembagian dividen untuk menjaga likuiditas. Studi empiris menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki hubungan positif yang signifikan dengan dividend payout ratio, karena perusahaan yang menguntungkan memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang saham tanpa mengganggu operasional bisnis (Amidu & Abor, 2006).
Likuiditas juga menjadi pertimbangan penting dalam penentuan kebijakan dividen. Meskipun laba bersih tinggi, perusahaan dengan posisi kas yang lemah mungkin akan menahan pembagian dividen demi memastikan ketersediaan dana untuk kebutuhan jangka pendek. Manajemen harus menyeimbangkan antara kepentingan investor dan kebutuhan modal kerja. Penelitian di berbagai negara berkembang menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi lebih cenderung membagikan dividen karena mereka memiliki fleksibilitas keuangan yang memadai untuk mendukung operasi dan ekspansi sambil memenuhi harapan investor (Baker, Kilincarslan, & Arsal, 2019). Selain kondisi keuangan, struktur kepemilikan perusahaan juga memengaruhi kebijakan dividen. Perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang tinggi cenderung menahan laba untuk digunakan dalam investasi internal, sedangkan perusahaan dengan kepemilikan publik yang lebih besar seringkali memilih untuk membagikan dividen lebih tinggi guna menarik dan mempertahankan investor. Studi empiris memperlihatkan bahwa tingkat kepemilikan institusional dan tekanan pasar modal dapat memengaruhi keputusan dividen, karena investor institusi biasanya lebih menyukai pembayaran dividen reguler sebagai bentuk pengembalian investasi yang pasti (Kowalewski, Stetsyuk, & Talavera, 2008).
Pertimbangan lain yang penting adalah kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS). Perusahaan dengan prospek pertumbuhan tinggi cenderung menahan laba untuk mendanai proyek baru, sedangkan perusahaan yang menghadapi peluang investasi terbatas akan lebih mungkin meningkatkan pembagian dividen. Faktor ini mencerminkan hubungan antara kebijakan dividen dan strategi pertumbuhan perusahaan. Bukti empiris menunjukkan bahwa perusahaan yang sedang berada dalam fase ekspansi lebih memilih kebijakan dividen rendah agar dapat mengalokasikan lebih banyak dana untuk modal proyek baru dan riset pengembangan produk (Fama & French, 2001).Selain faktor keuangan, aspek tata kelola perusahaan dan regulasi juga berperan penting dalam menentukan kebijakan dividen. Perusahaan dengan tata kelola yang baik dan dewan yang efektif lebih cenderung memiliki kebijakan dividen yang transparan dan stabil karena pengawasan yang kuat mencegah keputusan yang berorientasi jangka pendek. Regulasi pasar modal dan kebijakan pajak juga dapat memengaruhi keputusan pembagian dividen, terutama dalam konteks efisiensi pajak antara dividen dan capital gain. Penelitian menunjukkan bahwa tata kelola yang kuat meningkatkan kepercayaan investor terhadap kebijakan dividen dan memperkecil kemungkinan terjadinya manipulasi laba untuk memenuhi ekspektasi pasar (Thanatawee, 2013).
Secara keseluruhan, kebijakan dividen merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor keuangan, kepemilikan, peluang investasi, tata kelola, dan regulasi. Keputusan untuk menetapkan dividend payout ratio yang optimal harus mempertimbangkan keseimbangan antara kepentingan pemegang saham dan kebutuhan pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Perusahaan yang mampu mengelola faktor-faktor ini secara bijak akan menciptakan kebijakan dividen yang berkelanjutan, meningkatkan nilai perusahaan, dan memperkuat kepercayaan pasar.
References:
Amidu, M., & Abor, J. (2006). Determinants of dividend payout ratios in Ghana. Journal of Risk Finance, 7(2), 136–145. https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2005.07.002
Baker, H. K., Kilincarslan, E., & Arsal, A. H. (2019). Dividend policy issues in emerging markets: Evidence from Turkey. Finance Research Letters, 30, 38–47. https://doi.org/10.1016/j.frl.2019.06.007
Fama, E. F., & French, K. R. (2001). Disappearing dividends: Changing firm characteristics or lower propensity to pay? Journal of Finance, 56(6), 3–43. https://doi.org/10.1111/0022-1082.00324
Kowalewski, O., Stetsyuk, I., & Talavera, O. (2008). Corporate governance and dividend policy in Poland. Journal of Corporate Finance, 14(5), 624–638. https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2008.01.007
Lintner, J. (1956). Distribution of incomes of corporations among dividends, retained earnings, and taxes. American Economic Review, 46(2), 97–113. https://doi.org/10.2307/1926297
Thanatawee, Y. (2013). Ownership structure and dividend policy: Evidence from Thailand. Finance Research Letters, 10(3), 121–129. https://doi.org/10.1016/j.frl.2013.02.005
Comments :