Revolusi AI dalam Industri Keuangan: Dari Chatbot hingga Credit Scoring
Kecerdasan buatan atau AI sedang membuka potensi baru dalam industri keuangan yang selama ini berjalan dengan sistem konvensional, beragam aplikasi mulai digunakan sehingga sistem lama mengalami transformasi yang signifikan. EY menyebut AI mempercepat otomatisaasi proses seperti analisa peminjaman, deteksi fraud, dan layanan nasabah yang sebelumnya memakan waktu dan biaya yang banyak (EY, 2025). Chatbot dan asisten virtual mengambil alih fungsu layanan nasabah yang dulunya dilakukan oleh staf bank, namun tidak semua sistem digantikan sepenuhnya oleh kecerdasan buatan, human intervention tetap masih ada namun bergeser ke tugas yang lebih kompleks dan bernilai tinggi. Hal ini tercermin dari Commonwealth Bank Australia yang secara otomatis menangani puluhan ribu pertanyaan setiap harinya serta mengurangi beban front line melalui kemitraan dengan aissten virtual (The Australian, 2024).
Salah satu kemampuan AI yang diimplementasikan dalam sistem perbankan adalah sistem kredit scoring, umumnya skor kredit didasarkan oleh histori pinjaman dan pembayaran, namun AI memungkinkan sebuah model mengambil data dari sudut pandang berbeda seperti pola transaksi dan perilaku nonfinansial untuk menilai kelayakan nasabah dalam mengajukan pinjaman. Gupta (2024) menyebut bahwa AI dan Machine Learning mampu mempercepat proses pengambilan keputusan memitigasi risiko dan meningkatkan fleksibilitas layanan keuangan untuk segmen yang selama ini tak terlayani.
Teknologi pengambilan keputusan berbasis AI ini manjenjikan inklusi finansial yang lebih luas. Artikel dari CGAP menggambarkan era baru di industri keuangan dimana keputusan kredit dapat diambil berdasarkan data perilaku pengguna smartphone secara real time. Namun penggunaan AI dalam credit scoring ini harus diiringi oleh transparansi dikarenakan algoritma yang tidak dibangun secara transparan akan menimbulkan risiko bias dalam keputusan finansial. Jamie Dimon dari JPMC menekankan pentingnya explainable AI agar keputusan kredit tetap adil dan bisa dipertanggungjawabkan di era regulasi yang kian ketat seperti EU AI Act atau GDPR (Dupuy, 2024).
Secara keseluruhan, AI telah mengubah cara kerja dari perusahaan penyedia jasa keuangan mulai dari front end seperti chatbot hingga backend seperti scoring credit. AI menawarkan efisiensi personalisasi dan inklusi namun juga menuntut regulasi kuat akuntabilitas dan desain yang adil Jika lembaga keuangan dan regulator berjalan bersama maka AI bisa menjadi tulang punggung sistem keuangan yang lebih cerdas inklusif dan berkelanjutan di masa depan
Referensi:
CGAP. (2025). AI’s Promise: A New Era for Financial Inclusion. CGAP
Dupuy, J. (2024, March). Legal transparency in AI finance: facing the accountability dilemma in digital decision-making. Reuters.
- (2025). How artificial intelligence is reshaping the financial services industry
Gupta, S., & Agarwal, S. (2024). Use of AI and ML in Banking & Finance to Improve Decision-Making. ICOFE-2024
The Australian. (2024). Inside Commonwealth Bank’s quiet AI revolution
Vuković, D. B., Dekpo-Adza, S., & Matović, S. (2025). AI integration in financial services: a systematic review of trends and regulatory challenges. Humanities and Social Sciences Communications, 12(1). https://doi.org/10.1057/s41599-025-04850-8
Comments :