Saat ini teknologi digital memainkan peran strategis dalam memperkuat kinerja keuangan yang bukan hanya berfokus pada profitabilitas saja, tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan yang dapat menjembatani antara kebutuhan akan pembangunan dengan keterbatasan dana. UNDP menyoroti peran blockchain dalam big data dalam meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan kepercayaan dalam pembiayaan proyek pembangunan seperti iklim dan infrastruktur keberlanjutan. Teknologi ini memungkinkan pemantauan real time penggunaan dana dan meminimalkan risiko penyalahgunaan (UNDP, 2025).Konsep sustainable digital finance menyajikan integrasi antara inovasi fintech dan tujuan ESG (Environmental, Social, Governance). Seperti yang dijelaskan oleh TheCityUK, adopsi teknologi seperti AI, DLT, dan IoT dalam layanan keuangan mendorong efisiensi, inklusi, serta dorongan modal ke sektor yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya ramah lingkungan. Penelitian dari Hossain et al. (2024) dalam World Development menunjukkan bahwa digitalisasi dalam sektor keuangan berpotensi dalam meningkatkan daya dukung lingkungan sekaligus memperkuat pembangunan berkelanjutan, integrasi ini membantu mengarahkan investasi ke arah proyek hijau dan menciptakan monitoring yang lebih akurat .

Bansal et al. (2024) menegaskan bahwa sustainable digital finance membantu mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) melalui optimalisasi data, akses keuangan yang lebih inklusif, serta mendukung bisnis mikro dan usaha kecil Inilah jembatan antara modal digital dan manfaat sosial ekonomi yang luas. Dalam konteks kebijakan global, kebijakan seperti COP28 Tech Sprint dari BIS menyoroti pentingnya teknologi seperti AI, Blockchain, dan sensor berbasis IoT dalam memobilisasi “Green Equity”, analisis risiko lingkungan akan lebih robust dan inklusi keuanagn dapat diperluas ke ranah yang sebelumnya tidak tdapat dijangkau(BIS, 2023). Studi oleh Ozili (2025) mengemukakan tantangan dibalik sustainable digital finance meliputi aspek greenwashing, kebutuhan akan regulasi yang ketat, serta strategi penggunaan sandbox regulatori untuk memfasilitasi inovasi fintech yang ramah lingkungan. Monitoring, Standar Internasional, dan edukasi publik menjadi pilar penting agar digital finance benar benar mendukung keberlanjutan jangka panjang.

Secara keseluruhan teknologi digital dapat membentuk fondasi baru bagi keuangan berkelanjutan dengan menyediakan alat transparansi, inklusi serta efisiensi finansial bagi agenda pembangunan ramah lingkungan, namun tujuang angka panjang ini sangat bergantung pada kebijakan, kolaborasi, dan komitmen terhadap integritas data agar digital finance benar-benar menjadi instrumen masa depan yang berkelanjutan.

 

Referensi:

Bansal, S., Kumar, S., Ali, S., Singh, S., Nangia, P., & Bamel, U. (2024). Harnessing Digital Finance for Sustainability: An Integrative review and research agenda. Research in International Business and Finance, 102682. https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2024.102682

BIS, COP28 and Central Bank of United Arab Emirates announces winners of COP28 UAE TechSprint. (2023, December 4). Bis.org. https://www.bis.org/hub/2023_cop28_techsprint.htm

Hossain, M. R., Rao, A., Sharma, G. D., Dev, D., & Kharbanda, A. (2024). Empowering energy transition: Green innovation, digital finance, and the path to sustainable prosperity through green finance initiatives. Energy Economics, 136, 107736. https://doi.org/10.1016/j.eneco.2024.107736

Ozili, P. K. (2025). Sustainable digital finance: Where we are now and where we need to be. SSRN. https://ssrn.com/abstract=5230357

United Nations Development Programme (UNDP). (2025). Digital sustainable finance. UNDP Policy Centre Singapore. Retrieved from https://www.undp.org/policy-centre/singapore/digital-sustainable-finance