Bank Digital vs Bank Konvensional: Siapa yang Lebih Unggul?
Digital banking telah mengubah wajah industri keuangan secara global, saat ini kita dapat menyetor dana, membayar tagihan, serta memantau pengeluaran secara real time menggunakan smartphone tanpa harus repot pergi ke kantor cabang (Malyshev, 2025). Kehadiran digital banking juga tidak sepenuhnya menghapus unsur dari bank konvensional, banyak nasabah tetap mencari layanan tatap muka terutama jika berurusan dengan transaksi yang kompleks sehingga membutuhkan bantuan personal, bank konvensional menawarkan pelayanan langsung melalui staf nya misalnya berkonsultasi keuangan atau support untuk pinjaman dan perencanaan bisnis.
Di negara berkembang terutama di wilayah asia-pasifik, digital banking mengalami adopsi luar biasa. Proporsi pengguna bank digital di pasar negara berkembang meningkat signifikan dari 54 % pada 2017 menjadi 88 % pada 2021, menandakan bahwa kemudahan akses dan inklusi keuangan kini menjangkau lebih banyak kelas masyarakat (Barquin et al., 2021; Windasari et al., 2022;). Platform digital memberikan solusi bagi mereka yang belum dijangkau oleh infrastruktur perbankan konvensional. Dari sudut pandang operasional, digital bank memiliki keunggulan dalam hal efisiensi. Pendekatan layanan yang otomatis menggantikan proses manual sehingga meningkatkan produktivitas hingga 50% yang dapat mengurangi human error dan memungkinkan staf fokus pada tugas strategis yang berorientasi layanan pelanggan. Hal ini juga berdampak pada pengurangan biaya overhead dan waktu layanan
Meski banyak keunggulan yang ada pada bank digital, laporan dari European Central Bank menunjukkan bahwa profitabilitas digital bank umumnya lebih rendah dibanding bank tradisional. Mereka menghadapi biaya deposit yang tinggi, investasi IT besar, dan pengeluaran pemasaran masif. Sementara itu, traditional banks masih memiliki tingkat return on equity yang lebih tinggi dengan skala operasional yang lebih efisien (Garcia et al., 2025). Di konteks Indonesia, Fauzan (2023) mengemukakan bahwa bank digital menunjukkan performa yang menjanjikan melalui kinerja saham yang cenderung lebih baik secara risiko, serta tingkat retur non equity dan NPL yang baik dibandingkan dengan bank konvensional.
Mengintegrasikan semua poin di atas, jelas bahwa digital banking dan perbankan konvensional memiliki kelebihan dan peranannya masing‑masing. Digital banks unggul dalam hal efisiensi biaya, pengalaman pengguna digital-first, inklusi keuangan, serta kemudahan akses. Sementara bank tradisional tetap penting untuk layanan kompleks, membangun kepercayaan, serta dukungan masyarakat lokal
Referensi:
Fauzan, A. R. (2023). Comparative analysis of the stock performance of digital banks and conventional banks in Indonesia. International Journal of Business Studies, 7(2), 60–71. https://doi.org/10.32924/ijbs.v7i2.280
Garcia, T., Grodzicki, M., & Radulova, P. (2025). Digital banking: how new bank business models are disrupting traditional banks. European Central Bank.
Malyshev, A. (2025, May 13). Digital Banking: 2025 Market Overview, Trends & Insights. SDK.finance – White-Label Digital Banking Software; SDK.finance. https://sdk.finance/what-is-digital-banking
Windasari, N. A., Kusumawati, N., Larasati, N., & Amelia, R. P. (2022b). Digital-only banking experience: Insights from gen Y and gen Z. Journal of Innovation & Knowledge, 7(2), 100170. https://doi.org/10.1016/j.jik.2022.100170
Comments :