Peran Blockchain dalam Akuntansi Asuransi di Indonesia
Di sektor asuransi Indonesia, praktik akuntansi konvensional secara historis seringkali dianggap sebagai sebuah proses manual yang rumit, prosedur rekonsiliasi, dan risiko ketidakakuratan. Kepercayaan merupakan hal mendasar bagi industri asuransi. Pemegang polis memerlukan jaminan bahwa klaim mereka akan diproses secara adil, sementara regulator memerlukan pelaporan keuangan perusahaan asuransi yang transparan. Pada proses bisnisnya, kepercayaan ini telah dipertahankan melalui dokumentasi berbasis kertas yang melelahkan, audit, dan pemeriksaan kepatuhan. Dan semuanya itu memerlukan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Namun, teknologi transformatif yang mampu merevolusi akuntansi asuransi, meningkatkan kepercayaan, dan menyederhanakan operasi akhirnya muncul, dan itu disebut blockchain (Han et al., 2023).
Pada dasarnya, blockchain beroperasi sebagai buku besar digital terdesentralisasi, yang mendistribusikan data melalui jaringan komputer yang saling terhubung. Setiap entri data, yang disebut “blok,” mengalami enkripsi dan secara kronologis dikaitkan dengan proses pendahulunya, sehingga membentuk rantai yang berurutan. Desain blockchain yang melekat memastikan daya tahan data, sehingga membuat manipulasi data menjadi sangat sulit. Dalam konteks akuntansi, arsitektur ini memfasilitasi pencatatan transaksi keuangan secara real-time, termasuk premi pemegang polis, pencairan klaim, dan penyesuaian cadangan, dengan mekanisme validasi yang terintegrasi. Akibatnya, teknologi blockchain meniadakan perlunya rekonsiliasi berkala dan entri jurnal manual, yang memungkinkan prosedur akuntansi yang otomatis, transparan, dan dapat diverifikasi (McConville, 2023).
Sektor asuransi Indonesia tengah mengalami ekspansi pesat, dengan transformasi digital sebagai prioritas nasional utama. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memulai sejumlah program untuk mendorong inovasi dalam InsurTech, yang berfokus pada solusi asuransi berbasis teknologi. Lingkungan ini menghadirkan lanskap yang menguntungkan bagi integrasi teknologi blockchain.
Beberapa perusahaan asuransi di Indonesia sudah menggunakan blockchain untuk mengotomatiskan kontrak pintar (smartcontract), yang merupakan perjanjian digital yang secara otomatis dijalankan saat kondisi tertentu terpenuhi. Misalnya, kontrak asuransi perjalanan dapat secara otomatis mengembalikan uang nasabah jika penerbangan mereka tertunda, menggunakan data bandara. Pencatatan real-time ini, tanpa input manusia, mempengaruhi pengakuan pendapatan dan alokasi biaya. Selain itu, blockchain memungkinkan pelacakan dinamis atas penyesuaian cadangan, yang memberi regulator memiliki pengetahuan secara real-time tentang kesehatan perusahaan asuransi. Hal ini dapat berguna selama krisis seperti pandemi atau bencana alam. Sangat penting untuk mengetahui tantangan dan keterbatasan yang mungkin timbul selama penerapan implementasi teknologi blockchain dalam lanskap akuntansi asuransi Indonesia.
Indonesia, seperti negara lainnya, semakin rentan terhadap bahaya terkait iklim, ketidakpastian ekonomi, dan dampak transformatif teknologi digital. Dalam konteks ini, kepercayaan pada sistem keuangan menjadi semakin penting. Teknologi blockchain menyediakan model prospektif untuk industri asuransi yang lebih adil, cepat, dan transparan, di mana pemegang polis, regulator, dan perusahaan diselaraskan melalui data bersama yang tidak dapat diubah (Novi et al., 2023).
Meskipun tantangan seperti kerangka hukum, investasi infrastruktur, dan tingkat pemahaman teknis masih ada, tren keseluruhannya jelas. Integrasi blockchain ke dalam akuntansi asuransi bukan sekadar tren sementara, tetapi merupakan perubahan mendasar. Pada akhirnya, signifikansinya terletak pada pemulihan kepercayaan pada sistem yang dirancang untuk melindungi kehidupan, rumah, dan masa depan kita. Dari perspektif ini, blockchain dapat dilihat sebagai inovasi yang pada dasarnya berpusat pada manusia.
Referensi:
Han, H., K. Shiwakoti, R., Jarvis, R., Mordi, C., & Botchie, D. (2023). Accounting and auditing with blockchain technology and artificial Intelligence: A literature review. International Journal of Accounting Information Systems, 48, 100598. https://doi.org/10.1016/j.accinf.2022.100598
McConville, D. (2023). Disruptive Technologies: Implications for Third-level Accounting Education. Accounting Finance & Governance Review, 30. https://doi.org/ 10.52399/001c.77369
Novi, G. D., SofĂa, N., Vasiliu-Feltes, I., Christine, Y. Z., & Ricotta, F. (2023). Blockchain Technology Predictions 2024: Transformations in Healthcare, Patient Identity and Public Health. Blockchain in Healthcare Today, 6(2). https://doi.org/ 10.30953/bhty.v6.287
Comments :