Pernahkan kita membayangkan jika kita adalah seorang pengemudi yang selalu berhati-hati, tidak mengebut, dan menghindari cara mengetir yang sembrono di jam sibuk. Namun, ketika kita mengasuransikan kendaraan anda, kitadibebankan dengan premi yang sama dengan orang lain yang memiliki gaya mengemudi yang berlawanan dengan kita. Apakah itu pembebanan nilai premi yang sama itu adil dilihat dari kacamata risiko? Itulah pertanyaan yang mendasari inovasi yang terjadi pada industri asuransi, khususnya pada produk asuransi mobil. Produk inovasi ini kemudian di luar negeri disebut Asuransi Berbasis Penggunaan (Usage-Based Insurance) atau UBI.

Selama ini, perusahaan asuransi harus menilai risiko yang kita miliki. Dan, berdasarkan penilaian risiko tersebut, perusahaan asuransi kemudian mengelompokkan kita dengan pengemudi yang mirip dengan Kita di atas kertas. Namun kini, perangkat kecil dan aplikasi smartphone dapat melacak kebiasaan gaya mengemudi kita yang sebenarnya. Data gaya mengemudi tersebut memberikan gambaran yang jauh lebih jelas daripada sekadar usia, pendapatan, dan jenis mobil. Inovasi produk asuransi ini dapat dilakukan denga inovasi teknologi yang disebut telematics.

Telematics menggunakan metode pengumpulan dan transmisi data jarak jauh (Kowal, 2022). Biasanya, kendaraan dilengkapi dengan perangkat atau aplikasi yang memantau perilaku berkendara, yang merekam metrik seperti kecepatan, gaya pengereman, jarak tempuh, data temporal, dan penggunaan telepon seluler. Sistem ini memungkinkan penyedia asuransi untuk beralih dari tarif premi statis ke model penetapan harga dinamis. Akibatnya, kebiasaan berkendara yang lebih aman berkorelasi dengan premi yang lebih rendah karena kemampuan perusahaan asuransi yang lebih baik untuk menilai perilaku berkendara secara empiris, daripada mengandalkan proksi demografis (Guillén et al., 2021). Pendekatan ini menawarkan ekuitas yang lebih baik, karena model asuransi tradisional bergantung pada kategori risiko umum (misalnya, usia, lokasi geografis). Sebaliknya, telematics menyelaraskan premi dengan perilaku berkendara individu.

Fintech berperan dalam UBI ini dengan memanfaatkan analitik data, cloud computing, artificial intellegence, dan platform seluler untuk menginovasi layanan keuangan. Dalam konteks UBI, fintech memainkan peran penting dalam memproses data berkendara yang banyak menjadi informasi yang dapat digunakan. Inovasi dalam penentuan tarif asuransi mobil muncul karena kematangan teknologi seperti mobile networks, big data, dan blockchain. Aplikasi fintech menganalisis pola berkendara, mengidentifikasi perilaku berisiko tinggi, dan menghasilkan skor risiko khusus pengemudi secara efisien (Lanfranchi & Grassi, 2021). Application Programming Interfaces dan aplikasi seluler memfasilitasi komunikasi secara real-time antara perusahaan asuransi dan kita, yang memungkinkan modifikasi cakupan layanan dan umpan balik dengan segera. Hasilnya, UBI berevolusi dari program eksperimental menjadi praktik standar. Jutaan pengemudi di AS dan Eropa saat ini berpartisipasi dalam program UBI, dan UBI yang berbasis aplikasi mengalami pertumbuhan pesat di Asia dan Amerika Latin, didorong oleh tingkat penggunaan smartphone yang tinggi.

UBI melakukan pendekatan yang lebih sustain dan berbasis data. Pendekatan ini mendorong kita menjadi lebih aman dalam berkendara melalui umpan balik langsung dan premi asuransi yang lebih fair. Perusahaan asuransi mendapatkan keuntungan dari penilaian risiko yang lebih tepat, klaim yang lebih sedikit, dan loyalitas pelanggan yang lebih baik. Bagaimana dengan konsumen? Mereka mendapatkan kendali. Di era yang semakin menekankan personalisasi, contohnya rekomendasi di aplikasi Netflix hingga rekomendasi aktivitas kebugaran ataupun program diet, masuk akal jika asuransi mobil kita mencerminkan kebiasaan berkendara kita yang sebenarnya. UBI lebih dari sekadar tren fintech, asuransi ini menandakan bahwa layanan keuangan akhirnya selaras dengan era digital dan memprioritaskan keadilan. Jadi, ketika kita berkendar, ingatlah bahwa di era telematics, perilaku baik kita mungkin akan memberikan dampak tertentu.

 

Referensi:

Guillén, M., Nielsen, J. P., & Marín, A. M. P. (2021). Near‐miss telematics in motor insurance. Journal of Risk & Insurance, 88(3), 569. https://doi.org/10.1111/jori.12340

Kowal, H. (2022). How Data-Rich Telematics Is Accelerating the Future of Auto Insurance. https://www.insurancejournal.com/magazines/mag-features/2022/03/07/656824.html

Lanfranchi, D., & Grassi, L. (2021). Examining insurance companies’ use of technology for innovation. The Geneva Papers on Risk and Insurance Issues and Practice, 47(3), 520. https://doi.org/10.1057/s41288-021-00258-y