Dampak Fintech pada Penetrasi Asuransi Mikro di Emerging Market
Banyak orang, khususnya di negara berkembang, menghadapi risiko kehilangan segalanya karena kejadian tak terduga seperti banjir atau penyakit tanpa memiliki keamanan finansial. Asuransi tradisional seringkali terlalu mahal dan rumit bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Fintech mengubah hal ini dengan menyediakan solusi digital yang lebih mudah diakses dan efisien. Fintech, kependekan dari teknologi keuangan, merevolusi berbagai sektor, termasuk sektor asuransi (Njegomir et al., 2021).
Fintech berdampak signifikan pada sektor asuransi dengan meningkatkan efisiensi penyampaian layanan keuangan melalui penggunaan perangkat lunak, aplikasi seluler, dan big data (Eckert & Osterrieder, 2020). Selama 1 dekade terakhir, fintech telah sangat memengaruhi praktik perbankan, simpan-pinjam, dan investasi. Asuransi mikro, yang dirancang untuk memenuhi kendala keuangan masyarakat berpenghasilan rendah, adalah salah satu sektor industri yang sedang ditransformasi. Transformasi ini sebagian besar ditujukan untuk meningkatkan aksesibilitas. Banyak individu di daerah pedesaan di Indonesia yang tidak memiliki akses ke layanan perbankan dan asuransi tradisional tetapi memiliki telepon seluler. Platform Fintech dapat memanfaatkan akses digital ini untuk menyediakan polis asuransi mikro melalui SMS, mobile wallet, atau layanan berbasis aplikasi. Sebagai akibatnya, masyarakat di pedesaan sekarang dapat mengasuransikan potensi risiko yang mereka hadapi dan memperoleh perlindungan dengan mudah.
Transformasi ini lebih dari sekadar masalah kenyamanan; transformasi ini merupakan perubahan mendasar dalam lanskap asuransi. Secara tradisional, penyediaan polis asuransi kecil kepada klien di lokasi terpencil sangat mahal bagi perusahaan asuransi. Namun, fintech dapat memberikan solusi atas tantangan ini. Melalui penerapan sistem yang otomatis, solusi pembayaran digital, dan penilaian risiko berbasis algoritma, penyedia asuransi kini dapat menawarkan produk asuransi mikro dalam skala besar dan dengan harga yang terjangkau. Lebih jauh lagi, teknologi blockchain dapat memfasilitasi penggunaan kontrak pintar (smart contract) yang memungkinkan pembayaran otomatis setelah terjadinya peristiwa yang telah ditentukan sebelumnya sehingga meminimalkan proses birokrasi dan penundaan. Kolaborasi fintech dan asuransi mikro memiliki implikasi yang sangat mendalam bagi inklusi keuangan (Benami & Carter, 2021).
Selain itu, platform fintech juga mengatasi masalah kepercayaan. Di banyak wilayah di pelosok, terdapat ketidakpercayaan yang signifikan terhadap lembaga formal. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan fintech dapat berkolaborasi dengan penyedia telekomunikasi lokal, koperasi, dan organisasi keagamaan untuk menumbuhkan kepercayaan melalui saluran komunikasi yang dikenal dan dapat diandalkan. Analisis data dan analisi perilaku dapat memfasilitasi pengembangan produk yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nyata dari masyarakat, alih-alih hanya mengandalkan proyeksi perusahaan.
Pada era ini, pengaruh signifikan fintech terbukti dalam kapasitasnya untuk mengurangi dampak perubahan iklim, risiko kesehatan, dan ketidakstabilan ekonomi yang terus meningkat pada masyarakat yang berisiko. Meskipun asuransi mikro mungkin bukan obat mujarab, asuransi mikro menawarkan bentuk daya tahan yang penting. Asuransi mikro memastikan akses layanan terhadap penanggulangan risiko yang dihadapi masyarakat tanpa menimbulkan kesulitan keuangan. Instrumen keuangan ini berfungsi sebagai mekanisme pendukung yang vital. Fintech meningkatkan asuransi konvensional dengan memperluas cakupannya. Dengan menurunkan biaya, meningkatkan aksesibilitas, dan membangun kepercayaan, asuransi mikro memperluas keuntungan perlindungan asuransi kepada mereka yang paling membutuhkannya, sehingga secara halus meningkatkan kehidupan masyarakat melalui polis yang diberikan secara digital.
Referensi
Benami, E., & Carter, M. R. (2021). Can digital technologies reshape rural microfinance? Implications for savings, credit, & insurance. Applied Economic Perspectives and Policy, 43(4), 1196. https://doi.org/10.1002/aepp.13151
Eckert, C., & Osterrieder, K. (2020). How digitalization affects insurance companies: overview and use cases of digital technologies. Zeitschrift Für Die Gesamte Versicherungswissenschaft, 109(5), 333. https://doi.org/10.1007/s12297-020-00475-9
Njegomir, V., Demko-Rihter, J., & Bojanić, T. (2021). Disruptive Technologies in the Operation of Insurance Industry. Tehnicki Vjesnik – Technical Gazette, 28(5). https://doi.org/10.17559/tv-20200922132555
Comments :