Dalam berbagai komdisi, musibah tidak dapat dihindari, seperti kerusakan rumah karena banjir atau tidak dapat bekerja karena sakit. Banyak keluarga berpenghasilan rendah di seluruh dunia menghadapi hal ini setiap hari. Namun kini, keadaan kurang baik tersebut mungkin dapat teratasi berkat inovasi digital di sektor asuransi, khususnya asuransi mikro. Asuransi mikro dirancang untuk orang-orang dengan penghasilan rendah atau dana terbatas. Premi asuransinya sangat rendah, dapat dikatakan beberapa ribu rupiah saja. Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan dasar terhadap kecelakaan, gagal panen, keadaan darurat kesehatan, atau bencana alam. Mekanisme perlindungan ini difasilitasi melalui telepon seluler, cloud computing, dan tentu saja fintech.

Di Indonesia, penggunaan ponsel sangat besar, dan ini bahkan termasuk di rumah tangga berpenghasilan rendah. Hal ini menjadikan platform seluler sebagai saluran yang optimal untuk memberikan layanan asuransi. Pendaftaran polis, pembayaran premi, dan pengajuan klaim dapat difasilitasi melalui aplikasi seluler dan platform SMS (Christina et al., 2023; Prasetya, 2023). Penerapan AI dan Machine Learning memfasilitasi proses penjaminan emisi yang lebih cepat dan otomatisasi persetujuan klaim, sehingga meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya perusahaan asuransi. Oleh karena itu, asuransi mikro bukan hanya sekadar alat sosial tetapi juga instrumen keuangan yang tetap memerlukan praktik akuntansi yang ketat untuk pencatatan, pengukuran, dan pelaporan premi yang dibayarkan dan klaim yang diajukan (Renukadevi & Hema, 2021). Dengan demikian, asuransi mikro memperkenalkan serangkaian pertanyaan akuntansi yang kompleks.

Asuransi mikro memiliki beberapa tantangan tertentu dari perspektif akuntansi (Renukadevi & Hema, 2021). Yang pertama adalah bagaimana mengakui pendapatan. Asuransi umumnya mengumpulkan pembayaran tahunan yang besar dengan pendapatan dihitung selama masa polis. Asuransi mikro memiliki pembayaran yang lebih kecil, lebih sering, dan tidak teratur. Akuntan harus mengubah cara mereka mengakui pendapatan yang secara akurat mencerminkan pendapatan terperinci dan real-time ini. Masalah kedua adalah pencadangan kerugian, yang berarti menyisihkan uang untuk klaim masa depan yang diharapkan. Data yang terbatas dalam asuransi mikro membuat prediksi kewajiban masa depan menjadi sulit. Akuntan harus membuat model yang cermat yang menggunakan data pelanggan terbatas yang tersedia, sering kali menggunakan data real-time agar tetap akurat.

Asuransi mikro mungkin tampak kecil, tetapi keberadaannya sangat penting bagi keuangan secara global. Banyak pekerja, khususnya pada level bawah, di seluruh dunia tidak memiliki asuransi rutin. Tanpa perlindungan, masalah kesehatan atau panen yang buruk dapat membuat keluarga menjadi miskin. Asuransi mikro digital mengubah hal ini dengan menggunakan ponsel untuk melindungi dari masalah keuangan. Karena semakin banyak orang mendapatkan perlindungan, sistem keuangan yang baik dibutuhkan. Akuntan membantu memastikan sistem ini adil, andal, dan dapat bertahan lama.

Dalam dunia yang semakin ditentukan oleh perubahan iklim, pandemi global, dan kesenjangan sosial ekonomi yang semakin melebar, pentingnya akses ke mekanisme perlindungan keuangan dasar menjadi sangat penting. Memahami kerangka akuntansi yang mendukung inisiatif asuransi mikro dapat berperan penting dalam memfasilitasi inklusi keuangan yang lebih besar. Selain itu, praktik akuntansi berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan literasi keuangan, sehingga memperkuat kemampuan operasional usaha skala kecil (Adhariani, 2022). Wacana ini melampaui sekadar analisis kuantitatif atau inovasi teknologi; ini merangkum nilai-nilai fundamental martabat, ketahanan, dan kapasitas transformatif strategi keuangan yang bijaksana, yang dimulai secara bertahap melalui penerapan kebijakan digital individual.

 

Referensi:

Adhariani, D. (2022). Microfinance and the Role of Accounting in Supporting Family-Resilience-Based Women’s Empowerment. The Qualitative Report. https://doi.org/10.46743/2160-3715/2022.4249

Christina, C., Ariyanto, H. H., & Peranginangin, P. (2023). Factors Influencing the Intention to Use Mobile Payment In Indonesia. Wahana Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi, 26(1), 93. https://doi.org/10.35591/wahana.v26i1.814

Prasetya, H. D. (2023). The Role of Digital Contracts in The Insurance Business and Their Relationships on Digital Signature Using PrivyID. International Journal of Social Science Education Communication and Economics (SINOMICS JOURNAL), 2(1), 135. https://doi.org/10.54443/sj.v2i1.120

Renukadevi, M., & Hema, G. (2021). A study on policy holders perception towards micro insurance with special reference to Coimbatore city. International Journal of Applied Research, 7(3), 356. https://doi.org/10.22271/allresearch.2021.v7.i3f.8427