Penerapan kecerdasan buatan secara luas telah memberikan dampak yang mendalam pada industri akuntansi, mengubah operasi sehari-hari dan pandangan strategis profesi (Li et al., 2020). Seiring dengan terus berkembangnya teknologi AI, firma akuntansi dan profesional harus memahami manfaat dan tantangan dalam mengintegrasikan alat-alat canggih ini ke dalam alur kerja mereka.

Pemanfaatan AI dalam akuntansi memang terbukti memberikan beberapa keuntungan, seperti otomatisasi tugas-tugas yang berulang dan memakan waktu serta potensi untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi berbagai proses akuntansi. Namun, di balik keuntungan ini, terdapat isu-isu etika penting yang harus dipertimbangkan dan ditangani seiring dengan semakin terintegrasinya AI ke dalam profesi akuntansi (Fülöp et al., 2023). Firma akuntansi harus secara proaktif mengembangkan kebijakan dan praktik untuk memastikan penggunaan teknologi berbasis AI yang bertanggung jawab dan etis.

Salah satu manfaat utama AI dalam akuntansi adalah otomatisasi tugas-tugas yang berulang dan memakan waktu. Namun, penerapan AI secara luas dalam akuntansi juga menimbulkan pertimbangan etika yang penting. Seiring makin lazimnya sistem yang didukung AI dalam akuntansi, ada kebutuhan untuk memastikan bahwa sistem tersebut dirancang dan diterapkan secara bertanggung jawab dan transparan.

Masalah etika dalam akuntansi yang didukung AI dapat mencakup:

  1. Bias algoritmik: Sistem AI dapat melanggengkan atau bahkan memperkuat bias yang ada, yang mengarah pada pengambilan keputusan yang tidak adil atau diskriminatif. Profesional akuntan harus waspada dalam memantau dan mengurangi bias tersebut.
  2. Transparansi dan keterjelasan: Cara kerja internal model AI dapat bersifat buram, sehingga sulit untuk memahami bagaimana keputusan dibuat. Perusahaan akuntansi harus berupaya untuk mencapai transparansi dan keterjelasan yang lebih besar dalam penggunaan AI.
  3. Privasi dan perlindungan data: Data ekstensif yang diperlukan untuk menggunakan model AI dalam akuntansi menimbulkan kekhawatiran tentang perlindungan informasi keuangan yang sensitif. Kebijakan tata kelola data yang kuat merupakan hal yang sangat penting.
  4. Akuntabilitas dan kewajiban: Ketika sistem AI terlibat dalam proses akuntansi yang penting, harus ada garis akuntabilitas dan kewajiban yang jelas untuk memastikan pengawasan dan jalan keluar yang tepat.

Menangani pertimbangan etis seputar integrasi kecerdasan buatan ke dalam profesi akuntansi akan menjadi krusial karena teknologi ini semakin tertanam dalam industri (Tavares et al., 2023). Firma dan profesional akuntansi harus secara proaktif mengembangkan kebijakan yang kuat dan praktik terbaik yang komprehensif untuk memastikan penerapan teknologi berbasis AI yang bertanggung jawab, transparan, dan etis di seluruh operasi mereka. Menetapkan struktur tata kelola yang kuat, mempromosikan transparansi algoritmik, dan memprioritaskan pengamanan data keuangan yang sensitif sangat penting untuk menegakkan integritas proses akuntansi dan menjaga kepercayaan publik terhadap profesi tersebut.

 

Referensi:

  1. Fülöp, M. T., Topor, D. I., Ionescu, C. A., Cifuentes‐Faura, J., & Măgdaș, N. 2023. Ethical Concerns Associated with Artificial Intelligence In The Accounting Profession: A Curse Or A Blessing? Journal of Business Economics and Management. Vol. 24, (2). DOI:10.3846/jbem.2023.19251
  2. Li, C., Song, H., & Ming, F. 2020. Research on the Impact of Artificial Intelligence Technology on Accounting. Journal of Physics Conference Series. Vol. 1486 (3). DOI: 10.1088/1742-6596/1486/3/032042
  3. Tavares, M. C., Azevedo, G. M. do C., Marques, R. P., & Bastos, M. A. 2023. Challenges of education in the accounting profession in the Era 5.0: A systematic review.