INOVASI YANG PERLU DILAKUKAN OLEH PRODUSEN TEKSTIL

Peralihan yang cepat ke penggunaan bahan baku yang aman adalah tindakan krusial untuk transisi ke strategi ekonomi tekstil baru. Ini dapat dicapai dengan baik melalui pengembangan dan penggunaan bahan kimia alternatif yang aman, atau solusi yang lebih inovatif.

Sektor tekstil mesti memikirkan kembali proses produksinya dan harus dihindari penggunaan bahan kimia berbahaya. Sebagai langkah pertama, pastinya akan membutuhkan kolaborasi dari semua pelaku usaha tekstil dan rantai pasokan tekstil untuk membuat rencana inovasi umum, untuk mengidentifikasi dan fokus pada pilihan alternatif proses produksi dan penggunaan bahan kimia yang aman.

Tingkatkan penggunaan alternatif yang aman

Inisiatif tindakan yang terkait sustainability di industri tekstil ini adalah menunjukkan bahwa hal itu  mungkin dilakukan dalam operasional produksi pakaian dengan biaya yang  bersaing, sambil menghindari penggunaan bahan kimia dalam proses produksi yang dapat menimbulkan potensi dampak negative ke kesehatan atau lingkungan. Produsen textile sudah mulai berinovasi dengan berbagai alternatif inovasi seperti:

  1. Ecodesign

Ecodesign adalah upaya untuk mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dan pengembangan produk dan proses (Salo et al., 2020). Berbeda dengan desain produk tradisional, ecodesign merupakan pendekatan yang lebih komprehensif karena melihat keseluruhan rantai pasokan dengan mempertimbangkan tidak hanya aspek daur ulang, tetapi juga bagaimana desain memiliki tujuan, baik untuk daur ulang maupun untuk umur panjang (Gu et al., 2021). Alat-alat yang digunakan dalam ecodesign yang populer di industri tekstil antara lain ecolabel, carbon footprint, life cycle analysis (LCA), design for sustainability, dan water footprint (Salo et al., 2020). Beberapa alat tersebut dibahas secara khusus pada subtema berikutnya.

  1. Ecoefficiency

Ekoefisiensi adalah kemampuan organisasi untuk menyediakan barang dan jasa dengan harga kompetitif sambil meminimalkan dampak lingkungan dan penggunaan sumber daya sepanjang siklus hidup produk. Ekoefisiensi sangat penting bagi industri tekstil karena mengkonsumsi industry ini termasuk industry yang menggunakan banyak sumber daya seperti air, listrik, dan berbagai jenis bahan kimia selama proses produksinya yang panjang.

Ekoefisiensi sebagian besar dihasilkan oleh teknologi. Teknologi mencerminkan penggantian mesin atau peralatan dengan teknologi terkini yang memungkinkan pengurangan dampak lingkungan. Ini dapat dicapai dengan meningkatkan efisiensi sumber daya atau mengurangi polusi dari proses produksinya.

  1. Material

Tema material ini mengacu pada usaha untuk mengurangi, mengganti, atau menggunakan material yang lebih berkelanjutan sebagai bagian dari inovasi keberlanjutan (Hens et al., 2018). Bentuk inovasi keberlanjutan ini sangat penting, karena sebagian besar bahan yang digunakan dalam industri tekstil selama ini adalah material/bahan tidak berkelanjutan, seperti serat yang berasal dari sumber dengan bahan bakar fosil (Adu et al., 2021).

Menggunakan zat ramah lingkungan selama proses pencucian dan finishing pada produk tekstil rumah, dapat membantu mikroflora kulit dipulihkan, sehingga lebih aman untuk digunakan (Gong et al., 2018). Hal ini juga membantu kelangsungan ekosistem perairan dimana limbah biasa dibuang. Selain itu, sistem daur ulang tekstil-ke-tekstil, juga dapat membantu dalam proses sustainability produk, dimana hal ini dapat menjadi komponen penting dari rantai pasokan fesyen sirkular yang sampai dengan saat ini masih menghadapi tantangan besar dalam hal teknologi, biaya R&D, dan kompleksitas rantai pasokan. Harga merupakan penentu sekaligus penghalang dalam membentuk perilaku konsumen yang lebih berkelanjutan. Meskipn konsumen yang lebih peduli lingkungan lebih bersedia membayar lebih mahal untuk produk jenis ini.

  1. Supply Chain Management

Manajemen rantai pasokan mengacu pada hubungan perusahaan terhadap proses hulu (bahan mentah) dan hilir (distribusi), yang dalam industri tekstil yang sangat kompleks dan melibatkan network lokal dan internasional yang kompleks. Beberapa poin inovatif yang muncul terkait manajemen rantai pasokan seperti adanya perbudakan modern, dan konektivitas hulu dan hilir. Manajemen rantai pasokan dilakukan pada berbagai tahapan rantai pasok, mulai dari pra pengadaan dan pengadaan hingga penjualan dan pasca penjualan. Faktor-faktor khusus yang dapat diselidiki dalam berbagai tahapan tersebut, misalnya jejak karbon, penyuapan, pekerja anak dibawah umur, atau mekanisme pembuangan limbah.

  1. Enzymatic textile process

Enzymatic textile process ini terjadi pada berbagai tahapan produksi tekstil, mulai dari produksi kain mentah hingga finishing, baik di pabrik tekstil maupun operasi laundry. Modifikasi serat pada tahap produksi kain mentah, desizing dan scouring pada tahap preparasi, bleach cleaning dan pencelupan, dan pelunakan pada tahap finishing adalah beberapa contohnya.

  1. Penanganan limbah

Penanganan sampah merupakan bentuk inovasi keberlanjutan yang berfokus pada kegiatan mengurangi, menggunakan kembali, atau mendaur ulang sampah. Dalam industri tekstil, limbah merupakan salah satu isu besar yang menjadi perhatian global. Untuk mengatasi limbah secara efektif, langkah-langkah strategis meliputi bahan baku, pengelolaan limbah, dan memahami serta membentuk perilaku konsumen. Pengurangan polusi juga dapat dilakukan dengan penyedia bahan baku dengan meminta pemasok dengan skema kesepakatan tertentu untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dari proses produksi perusahaan. Selain itu, upaya pengurangan limbah juga dilakukan dengan melakukan inovasi bahan baku agar limbah yang dihasilkan nantinya dapat dikurangi sehingga dapat memenuhi regulasi yang ada sekaligus memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Demikian beberapa inovasi yang dapat dilakukan perusahaan pada sektor industri tekstil.

 

Referensi:

Adu, C.; Zhu, C.; Jolly, M.; Richardson, R.M.; Eichhorn, S.J. Continuous and Sustainable Cellulose Filaments from Ionic Liquid Dissolved Paper Sludge Nanofibres. J. Clean. Prod. 2021, 280,

Gong, J.; Wang, F.; Ren, Y.; Li, Z.; Zhang, J.; Li, Q. Preparation of Biomass Pigments and Dyeing Based on Bioconversion. J. Clean. Prod. 2018, 182, 301–312

Gu, C.; Xu, C.; Zhou, Q.; Shen, C.; Ma, C.; Liu, S.; Yin, S.; Li, F. Congener- and Isomer-Specific Perfluorinated Compounds in Textile Wastewater from Southeast China. J. Clean. Prod. 2021, 320.

Hens, L.; Block, C.; Cabello-Eras, J.J.; Sagastume-Gutierez, A.; Garcia-Lorenzo, D.; Chamorro, C.; Herrera Mendoza, K.; Haeseldonckx, D.; Vandecasteele, C. On the Evolution of “Cleaner Production” as a Concept and a Practice. J. Clean. Prod. 2018, 172, 3323–3333

Salo, H.H.; Suikkanen, J.; Nissinen, A. Eco-Innovation Motivations and Ecodesign Tool Implementation in Companies in the Nordic Textile and Information Technology Sectors. Bus Strategy Environ. 2020, 29, 2654–2667

Gambar diambil dari:

https://www.ckma.co.uk/public/2017/08/textileinnovations.jpg

Linda Kusumaning Wedari S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CLI., CSRA.