Fast Fashion: Apakah Memperburuk Climate Change?

Fast fashion (mode cepat) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan desain pakaian yang diproduksi dengan cepat ke toko untuk memanfaatkan tren. Koleksinya sering didasarkan pada gaya yang disajikan dalam acara peragaan busana Fashion Week atau dikenakan oleh selebriti.

Mode cepat memungkinkan konsumen untuk membeli tampilan baru yang hype atau hal besar berikutnya dengan harga yang terjangkau. Harga terjangkau dan kepuasan instan bagi konsumen inilah yang menjadi keuntungan bagi perusahaan fashion. Dan tentu saja, mode cepat (fast fashion)  ini juga memiliki sisi negatifnya, dimana fast fashion juga diasosiasikan dengan polusi, limbah, penyebaran mentalitas “sekali pakai”, upah rendah, dan tempat kerja yang tidak aman.

Secara keseluruhan, industri fesyen bertanggung jawab atas 8-10% emisi global,bahkan menurut PBB – emisi karbon dari industry fashion ini lebih besar dari gabungan emisi karbon penerbangan dan pelayaran. Sebagian besar dampak lingkungan fashion berasal dari penggunaan bahan mentah:

  • kapas untuk industri fashion menggunakan sekitar 2,5% lahan pertanian dunia
  • bahan sintetis seperti poliester membutuhkan sekitar 342 juta barel minyak setiap tahun
  • proses produksi pakaian seperti dying membutuhkan 43 juta ton bahan kimia per tahun
  • Industri ini juga menggunakan banyak air.

Negara-negara berkembang telah menanggung beban dampak lingkungan dari dampak negatif fast fashion, sementara sebagian besar konsumsi fast fashion ini dilakukan di negara-negara maju. Selain itu, produksi tekstil sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang karena biaya produksi dan tenaga kerja yang murah, dan peraturan lingkungan yang longgar dibandingkan dengan negara-negara maju. Di akhir siklus pun, limbah akan dikirim Kembali ke negara berkembang. Namun, praktik ini sudah cukup berkurang karena banyak negara berkembang menolak dan melarang impor limbah, termasuk limbah tekstil.

Sangat penting bagi industri tekstil dan fashion untuk mengurangi dampak lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan air yang berlebihan, pelepasan racun ke lingkungan, dan limbah dalam jumlah besar yang dihasilkan. Pada tingkat individu, konsumen dapat membantu dengan mengurangi konsumsi fast fashion mereka, karena lebih penting bagi industri ini untuk sepenuhnya meninggalkan model bisnis fast fashion, yang mempromosikan konsumsi berlebihan, akibatnya juga mengarah ke jumlah limbah material yang tinggi.

Berbagai inisiatif program yang dilakukan oleh Perusahaan di sektor industry fashion, akan menjadi tidak terlihat hasilnya jika masalah terbesar di dunia fashion tidak diatasi, yaitu ‘overconsumption’. Dan sampai industry fashion bisa mengatasi masalah ini, maka industry fashion dengan konsep fast fashion hanya dapat dianggap sebagai ‘greenwashing“.

 

Gambar diambil dari:

https://melbournegirlstuff.com.au/wp-content/uploads/2019/12/fast-fashion-1-1170×745.jpg

Linda Kusumaning Wedari S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CLI., CSRA.