Input untuk Metode Penilaian Fair Value

Pada SFAS 157 menetapkan hierarki input yang dapat digunakan dalam menentukan nilai wajar (fair value). Input adalah berbagai data dan informasi yang dapat digunakan untuk menghitung dan menentukan nilai wajar. Dalam beberapa kasus, hanya satu input yang diperlukan. Namun dalam kasus lain, banyak input berbeda digunakan untuk mendapatkan nilai wajar.

Input dapat diklasifikasikan sebagai dapat diamati (observable) atau tidak dapat diamati (unobservable). Input yang dapat diobservasi adalah input yang mencerminkan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar dalam menentukan harga aset atau liabilitas yang dikembangkan berdasarkan data pasar yang diperoleh dari sumber yang independen dari entitas pelapor. Contoh input yang dapat diamati diantaranya:

  1. Harga pasar dari pasar aktif untuk sekuritas identik (misalnya, saham dan reksa dana yang diperdagangkan secara publik)
  2. Harga pasar untuk aset atau liabilitas serupa
  3. Tingkat suku bunga historis
  4. Tingkat inflasi historis
  5. Tingkat default
  6. Kelipatan penilaian bisnis yang digunakan dalam penjualan tercatat bisnis lain
  7. Harga pasar real estat berdasarkan meter persegi dan lokasi

Sedangkan input yang tidak dapat diobservasi adalah input yang mencerminkan milik entitas pelapor dengan asumsi internal yang akan digunakan pelaku pasar dalam menentukan harga aset atau liabilitas berdasarkan informasi terbaik yang tersedia dalam situasi tersebut. Contoh input yang tidak dapat diobservasi mencakup tiga hal berikut:

  1. Proyeksi arus kas masa depan, pendapatan, biaya, pendapatan, volume produksi, dan sebagainya
  2. Faktor risiko yang dinilai sendiri (misalnya, risiko gagal bayar) yang diterapkan sehubungan dengan penilaian item tertentu (misalnya, penilaian utang sendiri)
  3. Ekstrapolasi lain dari informasi historis atau yang dapat diverifikasi, seperti tingkat pertumbuhan

Beberapa input mungkin termasuk kategori yang dapat diamati atau tidak dapat diamati, tergantung pada apakah pelaku pasar kemungkinan akan memiliki akses ke informasi tersebut. Misalnya, persyaratan lisensi, kontrak, dan perjanjian lain mungkin atau mungkin tidak tersedia untuk umum bagi pelaku pasar. Ketersediaan untuk pelaku pasar mempengaruhi klasifikasi input.

Linda Kusumaning Wedari, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CLI., CSRA