Fraudulent Reporting

Siapa pun yang pernah membaca koran atau menonton berita malam dalam beberapa tahun terakhir sangat menyadari bahwa penipuan pelaporan keuangan oleh pebisnis besar, telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Yang sama mengejutkannya adalah frekuensi kecurangan pelaporan keuangan oleh usaha kecil—seperti yang dikonfirmasi oleh banyak bankir dan lembaga pemerintah—dan bahkan oleh entitas non-bisnis seperti organisasi nirlaba. Seperti disebutkan dalam laporannya pada 2008 kepada the Nation on Occupational Fraud and Abuse, Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) mengidentifikasi penipuan pelaporan (fraudulent reporting) sebagai salah satu dari tiga kategori penipuan (dua lainnya adalah penyelewengan aset dan korupsi) yang secara kolektif diperkirakan menelan biaya hampir $1 triliun per tahun di Amerika Serikat. Dan penipuan laporan keuangan tentu saja tidak terbatas di Amerika Serikat.

Pelaporan keuangan yang curang dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut:

  1. Menggembungkan aset
  2. Mengecilkan kewajiban
  3. Menggembungkan pendapatan
  4. Mengecilkan biaya
  5. Membuat perbedaan waktu (yaitu, selama beberapa periode pelaporan, total laba yang dilaporkan benar, tetapi satu periode disajikan terlalu tinggi dan periode lain disajikan terlalu rendah, seperti dengan mengakui pendapatan sebelum waktunya—suatu bentuk pinjaman dari masa depan untuk membuat hari ini terlihat lebih baik)
  6. Salah mengklasifikasikan pos-pos neraca (biasanya aset tidak lancar yang salah diklasifikasikan sebagai lancar atau kewajiban lancar yang salah diklasifikasikan sebagai jangka panjang, untuk memperbaiki rasio lancar dan rasio lainnya)
  7. Melakukan kecurangan pengungkapan (menghilangkan pengungkapan catatan kaki dalam laporan keuangan atau salah saji fakta dalam pengungkapan).

Dalam banyak kasus, fraudulent practices melibatkan lebih dari satu cara. Sebagai contoh, overstatement of revenue seringkali bersamaan dengan overstatement aset, tetapi juga dapat timbul sehubungan dengan understated kewajiban. Selain itu, melebih-lebihkan atau mengecilkan berbagai elemen laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Dalam beberapa kasus, aset atau liabilitas diidentifikasi dengan benar dan muncul dalam laporan keuangan, tetapi jumlahnya terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Linda Kusumaning Wedari, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CLI., CSRA