Circular Fashion (Part 1)

Model linear “take-make-dispose”, bergantung pada sejumlah besar sumber daya dan energi yang mudah diakses. Model ini menjadi semakin tidak sesuai dengan kondisi saat ini dimana sustainability development concept menjadi krusial untuk diterapkan disemua industri di seluruh dunia. Sementara itu, industry fashion termasuk bisnis besar, yang ikut serta dalam membunuh planet bumi, dan yang juga penting, kebiasaan pembelian produk fashion kita juga berperan besar dalam pencemaran lingkungan.

Apa itu Circular Fashion?

Circular fashion dapat didefinisikan sebagai produk fashion yang dirancang dan dikembangkan dengan mempertimbangkan penggunaan berikutnya. Diketahui, kurang dari 1% pakaian didaur ulang menjadi pakaian baru. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah sebaiknya kita membeli lebih sedikit produk fashion dan menggunakannya kembali lebih banyak produk ini. Jika setiap orang membeli hanya satu barang bekas dan bukan barang baru tahun ini, itu akan memiliki dampak kolektif dan positif yang besar di planet ini.

Produk fashion juga harus dirancang dengan mempertimbangkan efisiensi sumber daya yang digunakan, non-toksisitas, biodegradabilitas, dan daur ulang (recyclability). Produk fashion juga harus bersumber dan diproduksi dengan prioritas diberikan pada sumber yang dapat didaur ulang dan praktik bisnis yang etis. Ketika produk tidak cocok untuk didaur ulang, bahan tersebut harus dapat terurai secara hayati dan digunakan sebagai kompos untuk tanaman dan organisme lain dalam ekosistem.

Prinsip-Prinsip dari Circular Fashion Economy

Menurut Green Strategy, sebuah consultancy firm yang berfokus pada sustainability and circularity issues dari industri fashion, telah mengidentifikasi enam belas prinsip utama untuk mendukung dan mempromosikan industri mode, pakaian jadi dan tekstil yang lebih melingkar dan berkelanjutan, yaitu:

  1. Design with a purpose
  2. Design for longevity
  3. Design for resource efficiency
  4. Design for biodegradability
  5. Design for recyclability
  6. Source and produce locally
  7. Source and produce without toxicity
  8. Source and produce with efficiency
  9. Source and produce with renewables
  1. Source and produce with good ethics
  2. Provide services to support longer life
  3. Reuse, recycle or compost all remains
  4. Collaborate well and widely
  5. Use, wash and repair with care
  6. Consider loan, rent, swap or redesign instead of buying new
  7. Buy quality as opposed to quantity

13 prinsip yang pertama ditentukan dari perspektif produser, and tiga lainnya relevan dari sisi perspektif consumer.

 

Referensi:

Image Source: Google Image

Linda Kusumaning Wedari, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CLI., CSRA