Webinar Nasional “The Future of Audit Technology”

Pertumbuhan teknologi yang luar biasa cepat yang telah membantu pertumbuhan perusahaan dengan transaksi antar negara menjadi borderless, menghasilkan data yang luar biasa besar. Bila dulu kita melihat data di excel sebanyak ratusan baris saja sudah kagum dan merasa data di excel itu begitu banyak, sekarang data transaksi dari satu perusahaan bisa mencapai puluhan juta baris. Inilah yang disebut big data.

Kita tentunya sebagai akuntan akan dituntut untuk dapat mengelola dan menggunakan big data ini dalam berbagai analisis untuk menghasilkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan. Disini dapat kita pahami bahwa teknik analisis umum tidak mungkin dapat digunakan dalam pekerjaan akuntansi. Demikian juga dalam bidang audit, yang merupakan aktivitas memeriksa laporan keuangan dengan data yang begitu besar. Teknik audit manual yang biasa digunakan pada proses audit tidak dapat lagi diaplikasikan pada big data.  Big Data Analytics adalah suatu proses menelusuri (inspecting), cleaning, mentransformasi (transforming), dan modelling big data untuk menemukan (discover) dan mengkomunikasikan informasi dan patterns, memberikan saran dan mendukung pengambilan keputusan. Volume big data memberikan tantangan yang signifikan terhadap proses perhitungan (computational).

Pada audit tradisional, auditor bekerja melalui sampel data, dan hal ini dapat dipahami jika secara statistik, auditor mungkin gagal menemukan fraud atau error. Sebaliknya, dengan menggunakan big data analytic, ada kemungkinan, auditor akan dapat menemukan fraud atau error yang tidak dapat ditemukan pada proses audit konvensional. Uraian diatas menjelaskan bahwa trend big data sudah dapat diimplementasikan dalam proses audit. Dibutuhkan kesiapan auditor dalam menghadapi fenomena ini. Auditor dituntut untuk cepat beradaptasi dan merubah paradigma terhadap perubahan trend ini. Big data analytic adalah salah satu teknologi terbaru yang diperlukan auditor untuk meningkatkan kualitas jasa audit dan lingkup audit. Oleh karena itulah, pengetahuan dan skill penggunaan software tools seperti Phyton, SQL, atau data visualisasi tableau menjadi penting untuk dikuasai dalam pekerjaan seorang auditor.

Sebagai calon akuntan dan calon auditor masa depan yang berwawasan teknologi, kita tentu tertarik untuk mengetahui mengenai teknologi apa yang sedang digunakan di kantor akuntan publik besar, khususnya di Deloitte, dalam melaksanakan proses audit.

Dalam rangka meningkatkan wawasan keilmuan mahasiswa Accounting Binus dan mendapatkan informasi terkini tentang teknologi terkait audit, kami Program Accounting (Technology) Binus@Bekasi menyelenggarakan webinar yang berjudul The Future of Audit Technology

Seminar ini telah menghadirkan tiga orang Praktisi dari Deloitte Indonesia;

  1. William Tanuwijaya, Audit Partner, Leader for Transformation, Innovation and Analytics in Audit, Deloitte Indonesia
  2. Simon Lokajaya, Senior Manager Audit Analytics, Deloitte Indonesia
  3. Timo Alexander, Assistant Manager Audit Analytics, Deloitte Indonesia

Pada seminar tersebut dijelaskan bahwa Deloitte telah menggunakan Big Data Analytics dalam proses auditnya sejak tahun 2017 dan telah memiliki tim yang didedikasikan untuk mengerjakan pekerjaan Data Analytics. Tim ini berfungsi sebagai support team terhadap proses audit yang memerlukan Data Analytics.

Menurut Bapak William, Data Analytics ini tidak sekedar teknologi yang membantu dalam analisis big data, namun juga harus didukung oleh orang yang memahami Data Analytics. Oleh karena itu, Deloitte secara berkesinambungan memberikan berbagai pelatihan yang diperlukan para auditornya untuk dapat mengupdate skills mereka.

Pak Simon menjelaskan, untuk memiliki tim yang hebat, Deloitte memiliki tim yang disebut ‘purple people/team’. Tim ini terdiri dari 2 macam orang yang mempunyai kemampuan berbeda, yaitu Blue People yang ahli dibidang Business and Communication dan Red People yang ahli dibidang Technical and Analytical (IT-related). Purple People ini adalah orang yang memiliki kapabilitas di bidang teknologi dan mampu menggunakan kemampuan tersebut dalam berbisnis dan berorganisasi. Kemudian Pak Simon juga menjelaskan mengenai evolusi dari audit approach, dimana pada jaman dahulu, audit dilakukan secara manual tanpa menekankan pada resiko material misstatement. Hal ini disebabkan karena kondisi atau lingkungan bisnis pada saat itu masih belum kompleks. Lalu, pada masa sekarang, audit dilakukan dengan lebih menekankan pada Risk-based approach karena volume transaksi yang begitu tinggi. Pada masa ini, bisnis telah menjadi lebih kompleks. Lanjut Pak Simon, pada masa mendatang, audit akan lebih ditekankan pada Data-analytics Focused Approach karena adanya teknologi yang makin maju, yang mendukung audit dilakukan dengan memeriksa seluruh populasi transaksi.

Dalam Data Analytics, Deloitte telah menggunakan beberapa software yang membantu dalam proses analisisnya, seperti Phyton, SQL, Qlikview, Tableau dan sebagainya. Deloitte memiliki server tersendiri untuk menjamin data security dan cyber security. Pada webinar tersebut, Pak Timo mendemonstrasikan beberapa software yang digunakan di Deloitte dalam Data Analytics.

Dari penjelasan Pak William, Pak Simon dan Pak Timo, telah menambah wawasan yang luar biasa kepada semua mahasiswa akuntansi yang hadir dalam webinar tersebut. Webinar yang interaktif menjadikan sesi webinar lebih hangat dan menyenangkan sampai akhir acara.

Written by Linda Kusumaning Wedari, PhD

Reviewed by: Simon Lokajaya dan William Tanuwijaya, Deloitte Indonesia

Linda Kusumaning Wedari, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CLI., CSRS