Dalam menyusun laporan keuangan, tentu saja entitas telah mencurahkan waktu dan mengeluaran uang dalam proses mengumpulan, memproses, menganalisis dan membagikan informasi yang relevan kepada users (para pengguna) laporan keuangan tersebut. Investor akan menginginkan untuk mendapatkan semua informasi yang transparan sesuai situasi dan kondisi yang terjadi dalam entitas. Namun, penyusunan informasi yang seperti ini tentunya akan memerlukan biaya cukup besar dalam perolehan dan penyajiannya sehingga bisa menjadi beban financial bagi entitas. Seringkali, entitas perlu mempertimbangkan apakah suatu informasi cukup berharga untuk diperoleh dan disajikan dalam laporan keuangan. Pertimbangan ini tentu saja akan menrujuk pada pertimbangan cost and benefit dari informasi tersebut. Dari fenomena ini, seringkali timbul pertanyaan, ‘dapatkah entitas pelapor keuangan menghilangkan suatu informasi dengan alasan adanya cost constraint?’

‘Cost telah menjadi constraint atas proses penyediaan informasi pelaporan keuangan bertujuan umum (general reporting financial reporting). Setiap pelaporan informasi memiliki konsekuensi ke biaya dan biaya tersebut harus bandingkan dengan manfaat yang bisa diberikan dari pelaporan informasi tersebut. IASB menilai biaya dan manfaat dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan secara umum, dan tidak semata-mata hanya dalam kaitannya dengan entitas pelapor. IASB juga akan mempertimbangkan bahwa ukuran entitas yang berbeda akan memiliki benefit potensial yang berbeda.

Dalam conceptual framework, salah satu karakteristik informasi yang berkualitas adalah informasi yanf relevan. Jika informasi yang relevan melibatkan biaya yang relative tinggi untuk diperoleh dan disajikan, maka entitas harus menemukan jenis informasi alternatif yang relevan.

 

Image Sources: Google Images