Agency Theory dan Agency Problem

Agency theory

Teori ini digunakan untk memahami hubungan dimana principal (shareholders) memperkerjakan agent (manager) untuk melaksanakan berbagai aktivitas atas nama mereka (principal) dan mendelegasikan kewenangan pengambilan keputusan kepada manager (to best interest of principals). Menurut anda, mungkinkah kita menjadi principal? Jawabannya mungkin. Diantara kita mungkin ada yang memiliki asuransi jiwa. Atau bagi orang yang bekerja, ada sebagian penghasilan yang dipotong untuk dana pensiun. Dana pensiun yang dipotongkan dari gaji kita, mungkin diinvestasikan kembali oleh pengelola dana pensiun ke dalam saham atau currency investment. Kalau diinvest dalam saham, artinya secara tidak langsung, kita juga merupakan shareholders dan artinya kita adalah principal dalam hubungan agency theory ini.

Dalam hubungan keagenan ini (agency relationship) berpotensi menciptakan moral hazard (agency problem) ketika kepentingan agen dan principal tidak sejalan. Shareholder tidak memiliki waktu untuk menjalankan perusahaan oleh mereka sendiri. Bahkan memang secara legal, shareholders tidak memiliki hak untuk menjalankan perusahaannya secara langsung (day to day business activities).

Apa Itu Masalah Keagenan (Agency Problem)?

Masalah keagenan adalah konflik kepentingan yang melekat dalam hubungan apa pun di mana satu pihak diharapkan bertindak demi kepentingan terbaik pihak lain. Dalam keuangan perusahaan, masalah keagenan biasanya mengacu pada konflik kepentingan antara manajemen perusahaan dan pemegang saham perusahaan. Manajer, bertindak sebagai agen bagi pemegang saham, atau prinsipal, seharusnya membuat keputusan yang akan memaksimalkan kekayaan pemegang saham meskipun itu adalah kepentingan terbaik manajer untuk memaksimalkan kekayaan mereka sendiri. Beberapa jenis masalah keagenan yang mungkin timbul dapat anda baca di link ini dan ini

Apa Penyebab Masalah Keagenan?

Masalah keagenan muncul selama ada hubungan antara prinsipal dan agen. Agen biasanya dipekerjakan oleh principal karena tingkat keterampilan yang berbeda, posisi pekerjaan yang berbeda, atau pembatasan waktu dan akses. Masalah keagenan muncul karena adanya masalah dengan insentif dan adanya diskresi dalam penyelesaian tugas. Seorang agen dapat dimotivasi untuk bertindak dengan cara yang tidak menguntungkan bagi prinsipal jika agen diberikan insentif untuk bertindak dengan cara kurang tepat.

Bagaimana Cara Mengurangi Masalah Keagenan?

Meskipun tidak mungkin untuk menghilangkan masalah keagenan seluruhnya, principal dapat mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko. Dalam meminimalkan resiko ini, seringkali principal harus mengeluarkan biaya keagenan (agency cost). Selain itu, hubungan principal-agent dapat diatur, dan seringkali, dengan kontrak, atau hukum dalam kasus pengaturan fidusia. Metode lain yang bisa digunakan adalah dengan memberi insentif kepada agen untuk bertindak lebih sesuai dengan kepentingan terbaik prinsipal. Misalnya, jika agen diberikan insentif ketika telah penyelesaian proyek yang menguntungkan, atau menghasilnya cash flow pada tingkat tertentu yang memungkinkan untuk pembagian dividen lebih tinggi untuk shareholders, atau diberikan target Dividend Payout Ratio (DPR) tertentu, dan sebagainya. Ada skema insentif jangka pendek dan jangka Panjang ini akan mendorong manageruntuk tidak bertindak demi kepentingan terbaik prinsipal.

Referensi:

  • Godfrey, Jayne; Hodgson, Allan; Tarca, Ann; Hamilton, Jane; Holmes, Scott. 2010. Accounting Theory. 7th Edition. Wiley Publisher.
Linda Kusumaning Wedari, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CLI., CSRS