Artificial Intelligence menjadi Tantangan bagi Profesi Akuntansi

Saat ini kita hampir tidak dapat membayangkan hidup kita tanpa artificial intelligence (AI). Mobil yang mengemudi sendiri dan mobil terbang telah menjadi nyata. Ponsel cerdas yang dapat memahami ucapan, atau mengetik sendiri selagi kita bicara (type with your voice) (Makridakis 2017).

Apakah artificial intelligence adalah sebuah ancaman bagi akuntan dan auditor?

Banyak akuntan berfikir bahwa profesi mereka sedang dalam bahaya dikarenakan adanya artificial intelligence, machine learning dan block chain. Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Sekertariat Jendral Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Langgeng Subur Ak., M.B.A, CA., CPA., FRICS., menginformasikn bahwa besarnya kemungkinan profesi akuntan tergantikan oleh robot adalah 95 persen. Dengan adanya otomatisasi, tentu saja akan mengurangi pekerjaan rutin akuntan yang bersifat repetitive seperti mencatat jurnal umum, posting ke buku besar, rekonsiliasi kas, dsb. Akuntan masa depan, dipaksa untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang melejit bagai roket yang tidak akan bisa ditahan dan dihentikan. Selain itu, akuntan yang modern, juga harus memahami dan menggunakan dataset yang berisi ribuan angka, kolom, baris, yang kemudian diolah, dianalisis dan divisualisasikan menjadi sebuah narasi keuangan yang mudah dipahami penggunanya.

Artificial intelligence dapat melakukan beberapa tugas yang biasanya dilakukan manusia, seperti mencatat penjualan, pembelian, penyusun dan update catatan persediaan barang dagangan (inventory), dsb. Artificial intelligence dapat menyederhanakan operasi akuntansi sehingga akan menghemat waktu, memangkas biaya, meningkatkan produktivitas, dan memberikan hasil yang lebih akurat. Namun demikin, artificial intelligence tidak akan menggantikan akuntan. Bahkan, pekerjaan untuk akuntan diperkirakan akan tumbuh 10 persen hingga 2026 – lebih tinggi dari rata-rata. Dengan tugas repetitive dan rutin yang dapat dilakukan oleh artificial intelligence, akuntan akan memiliki banyak waktu untuk terlibat lebih banyak dalam peran strategis dan penting sebagai analis bisnis, analis keuangan, financial planner, dsb. Mereka akan dapat lebih fokus pada strategi – peningkatan proses produksi, pengendalian biaya, dan optimalisasi modal, sambil akan tetap memiliki kendali atas informasi sensitif.

Pekerjaan apa yang bisa dibantu oleh artificial intelligence?

Selain membantu dalam melakukan pencatatan akuntansi, artificial intelligence juga dapat digunakan dan dimanfaatkan pada bidang auditing atau analisis data keuangan. Disini saya bisa menyebutkan beberapa contoh diantaranya.

Pencegahan dan deteksi penipuan adalah salah satu area lain di mana aplikasi artificial intelligence dapat membantu. Mesin yang tidak dapat tergoda dengan uang atau kekuasaan, akan menjadi alat yang lebih handal dan reliable dalam mencegah dan mendeteksi penipuan datau kecurangan. Pencurian aset, penghindaran pajak, penggelapan uang tunai dan pencurian uang tunai, dan pemalsuan keuangan merupakan beberapa contoh kecurangan yang dapat di cegah dan dideteksi oleh artificial intelligence.

Analisis data yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan dan tidak terstruktur yang terdiri dari detail data penjualan, jenis barang yang dijual, wilayah penjualan, waktu dimana penjualan bernilai tinggi, dsb. Karena kompleksnya serta volume data yang besar, akuntan membutuhkan teknologi khusus untuk merapikan data, memilih data yang diperlukan dan menganalisis sehingga dapat diambil kesimpulan yang diperlukan.

Tentu saja, masih banyak contoh lain dimana artificial intelligence dapat juga digunakan untuk membantu pekerjaan.

Referensi

  • Makridakis, S 2017, ‘The forthcoming Artificial Intelligence (AI) revolution: Its impact on society and firms’, Futures, vol. 90, pp. 47-60.
  • Eleonora P. Stancheva-Todorova 2018, ‘How Artificial Intelligence is Challenging Accounting Profession’, Economy&Business, vol. 12, pp. 126-141.

Image Sources: Google Images

Linda Kusumaning Wedari, S.E., M.Si., Ph.D.