Setiap mahasiswa memiliki peran dan tanggung jawab yang harus dilakukan untuk dapat sukses di perkuliahan. Dalam menjalani perkulihannya, bisa saja mahasiswsa mengalami hambatan fisik, mental dan sosial. Hambatan tersebut dapat mengganggu proses keberhasilan studi bagi mahasiswa. Di Binus @Bekasi staf juga perlu dibekali komptensi untuk mengenali dan merespon mahasiswa yang memiliki hambatan fisik, mental, dan social. Student Advisory & Support Center (SASC) bekerja sama dengan unit Klink P3K mengadakan kegiatan workshop dengan judul: Pertolongan Pertama Pada Mahasiswa Berkebutuhan Khusus”.

Tujuan dari workshop agar peserta memahami dasar tentang permasalahan mental dan fisik, memahami pertolongan pertama kepada mahasiswa berkebutuhan khusus dan mampu mengaplikasikan pertolongan pertama kepada mahasiswa berkebutuhan khusus. Ada tiga hal yang dipelajari yaitu identifikasi, pahami, respon & hubungkan.

Hal yang terkait dengan identifikasi adalah kemampuan untuk melihat tanda tanda gejala seperti: jantung berdebar- debar (dapat dilakukan palpitasi), keringat berlebihan, sesak nafas atau perasaan tersedak, gemetar atau kesemutan dan mati rasa pada jari tangan dan kaki, merasa kehilangan kendali atas pikiriannya, agresif dan tidak bisa mengontrol diri dan emosi. Hal kedua ialah pahami. Pada saat tertentu bisa saja mahasiswa dapat menghadapi tekakanan, seperti tekanan ujian, tugas – tugas, tekanan sosial/hubungan, masalah keluarga dan keinginan yang tidak tercapai. Mereka membutuhkan kita sewaktu mereka ada di kampus. Yang terakhir ialah respon & hubungkan. Kita sebagai penolong harus terlihat tenang dan tidak boleh panik. Ketenangan kita akan membantu. Bicara kepada mahasiswa dengan kata support “Tenang ya, kamu akan baik-baik saja”. Dorong mahasiswa untuk fokus bernafas dengan tenang dan perlahan (masuk lewat hidung, keluar lewat mulut) agar membantu lebih tenang. Kemudian, hubungkan pasien ke klinik terdekat seperti ke unit P3K.

Workshop ini dilengkapi dengan mengadakan dua sesi simulasi yaitu panic attach dan mahasiswa mengalami kejang-kejang. Peserta workshop diminta untuk melakukan 3 langkah yang sudah dijelaskan yaitu identifikasi, pahami dan respon & hubungkan. Kegiatan ini akan dilakukan secara rutin.