Tahun 2020 mengajarkan kita untuk selalu siap beradaptasi dan berinovasi dalam segala situasi dan kondisi. Siapa yang akan menyangka bahwa akan terjadi pandemik yang merugikan hampir semua orang, dan membuat kita harus bekerja dari rumah. Salah satu pekerjaan yang sedari dulu dapat dikerjakan dari rumah adalah pekerjaan berbasis digital dan teknologi. Dengan pandemik ini, terbukti bahwa sekarang kita bekerja dengan bantuan penuh teknologi, seperti video call dan internet of things (IoT).

Teknologi penyimpanan data secara online atau cloud storage, membuat pekerjaan yang berbasis digital semakin mudah. Selain itu, beberapa bidang pekerjaan juga semakin banyak di dibutuhkan, salah satunya Programmer. Programmer adalah salah satu pekerjaan yang makin dibutuhkan dan terus berkembang di berbagai negara. Programmer tidak harus selalu berada di kantor, karena dengan teknologi yang ada sekarang ini, programmer bisa bekerja dimana saja dan kapan saja. Dengan demikian, para programmer bisa di-hire dari mana saja dan kapan saja. Ini berarti, tingkat persaingan di tengah kondisi sulit ini malah semakin besar, karena persaingan ini secara global.

BINUS UNIVERSITY, salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia, telah memprediksi kebutuhan pekerjaan berbasis digital dan teknologi akan terus bertambah. Oleh karena itu, semua BINUSIAN telah dipersiapkan dan dibekali soft skill dan hard skill digital teknologi. Tidak hanya itu, BINUS UNIVERSTIY juga menyiapkan berbagai program seperti program (2+1)+1 yang terdiri dari Mobility Program, Enrichment Program, serta berbagai seminar – webinar international, yang mendukung BINUSIAN semakin siap dan mampu bersaing secara global. Program tersebut memberikan kesempatan kepada Binusian untuk menempuh pendidikan selama 2 tahun di kampus asal, 1 tahun di kampus BINUS UNIVERSITY pada kampus BINUS UNIVERSITY di kota lain (Mobility Program), dan 1 tahun menjalankan Enrichment Program.  Tidak hanya itu, dosen dan faculty member dari BINUS UNIVERSITY juga memiliki kompetensi global yang dapat dilihat dari partisipasi aktifnya dalam mengikuti berbagai event dan seminar-webinar internasional.

Salah satu webinar international tersebut adalah “Oracle Academy Virtual Girls in ICT Day 2021, Japan & Asia Pacific”  yang menghadirkan Dr. Meyliana, S.Kom., M.M. (Vice Rector Global Employability & Entrepreneurship di BINUS UNIVERSITY) sebagai salah satu panelis. Webinar ini diadakan pada 22 April 2021 dan dimoderatori oleh Damian Haas (Regional Director, Oracle Academy Japan & Asia Pacific) dan Anuradha Sharma (Country Manager, Oracle Academy). Webinar ini membicarakan bagaimana peran wanita terhadap teknologi informasi dan komunikasi, dan tentunya menyemangati dan mendorong para wanita untuk bisa dan terjun ke dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi. Acara dibuka oleh 3 orang, yaitu  Alison Derbenwick Miller (Vice President, Oracle for Research),  Dr. A.K. Garg (Director, HoD International Cooperation & Bilateral Trade, Innovation and IPR, Ministry of Electronics & Information Technology, Government of India) dan  Saswati Ganguly (Global Sales & Solutions Head, EAS Oracle at Tata Consultancy Services [TCS] ).

Puncak acara mengangkat topik “Each for Equal”, yang merupakan diskusi antar panelist :

Panel chair: Anuradha Sharma, Oracle Academy

Panelists:

  1. Ms Surina Shukri, CEO, Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC), Malaysia
  2. Ms Chaitali Mukherjee, Partner and Leader – People and Organization & HR Transformation, PwC India
  3. Ms Dilrukshi Gamage, ACM & University of Moratuwa, Sri Lanka
  4. Ms Sonal Seth, Co-Founder and Director, The Gamification Company, India
  5. Ms Teo Miow Ting, Manager (Decision Science) School of Information Technology, Nanyang Polytechnic, Singapore
  6. Meyliana, S. Kom, MM, Vice Rector Global Employability and Entrepreneurship and Associate Professor in Information Systems, Bina Nusantara University (Binus), Indonesia
  7. Ms Kadambari Sharma, Undergraduate Student, Lady Sriram College, University of Delhi, Indi

Dalam diskusi ini, tiap panelist memberikan pengalaman masing-masing dalam dunia ICT, dan memberikan saran untuk perkembangan ICT dan bagi para wanita untuk mau dan berani terjun ke dalam dunia ICT. Ibu Meyliana selaku perwakilan dari BINUS UNIVERSITY dan Indonesia, menyampaikan bahwa pembelajaran mengenai ICT harus diberikan sejak primary education atau saat pembelajaran utama, karena disaat pembelajaran utama, siswa dan mahasiswa akan menggali passion mereka, sehingga Passion dalam dunia ICT akan terbentuk.

“Hal ini membuktikan bahwa wanita juga dapat menjadi kompeten dalam menjadi computer scientist dalam industry, seperti kami.” Ujar Ibu Meyliana mengenai keberagaman gender dalam dunia ICT.

Ibu Meyliana juga mendukung para wanita untuk terjun ke dalam dunia ICT

“Jangan takut untuk terjun ke dalam dunia ini , karena dunia ini sangatlah seru dan menjanjikan untuk masa mendatang. Preferensi dalam computer science sangatlah beragam dan tidak hanya sebagai karyawan. Saat ini dunianya sudah semakin menarik, sudah banyak entrepreneur yang bergerak di bidang computer science, atau dikenal sebagai techno-preneur” Ungkap Ibu Meyliana.

Kedepannya, diharapkan para BINUSIAN, terutama para wanita-wanita BINUSIAN, dapat terus bersemangat untuk berinovasi dalam bidang STEM dan juga ICT. Berbekal semangat Fostering & Empowering, para BINUSIAN diharapkan dapat membawa inovasinya untuk memperjuangkan kesetaraan dan memajukan industry Teknologi Komunikasi dan Informasi di seluruh dunia.