Kolaborasi antara mahasiswa Computer Science BINUS @Bandung dan School of Business Management ITB mencetak prestasi membanggakan di ajang International Business Case Competition 2025 (IBCC 2025). Kompetisi ini merupakan bagian dari rangkaian acara IDSC 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Airlangga Surabaya. Tim gabungan BINUS @ Bandung x ITB sukses meraih gelar Juara 1, mengalahkan berbagai tim kuat dari beberapa perguruan tinggi. Keberhasilan ini menunjukkan kekuatan sinergi antara wawasan teknologi dan pemahaman bisnis modern mahasiswa lintas universitas. IBCC 2025 sendiri dikenal sebagai kompetisi bergengsi yang menuntut kemampuan analisis, kreativitas, dan penyampaian solusi yang terstruktur. Prestasi ini semakin menegaskan pentingnya kolaborasi lintas disiplin dalam menghadapi tantangan dunia bisnis masa kini. Kemenangan ini menjadi bukti bahwa potensi mahasiswa Indonesia sangat kompetitif di tingkat nasional.

Tim pemenang bernama Tidak Mereun beranggotakan tiga mahasiswi dari dua universitas berbeda. Anggota pertama adalah Kettin, mahasiswi BINUSIAN B’28 dari program studi Computer Science BINUS @Bandung. Dua anggota lainnya adalah mahasiswi dari School of Business Management ITB, yaitu Tria Damayanti selaku ketua tim Tidak Mereun dan Nasya Nisrina Zahira. Kolaborasi antara latar belakang teknologi dan manajemen bisnis ini membentuk tim dengan perspektif yang lebih luas. Mereka berhasil memadukan kemampuan riset, analisis strategi, serta pendekatan berbasis data dalam menyelesaikan kasus kompetisi IBCC 2025. Kerja sama lintas institusi ini menciptakan dinamika tim yang solid, adaptif, dan inovatif. Kolaborasi tersebut menjadi salah satu kunci keberhasilan mereka dalam menghadapi tantangan kompetisi.

IBCC 2025 diikuti oleh banyak universitas ternama di Indonesia dan luar negeri. Di antara peserta terdapat kampus besar seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Airlangga (UNAIR) sendiri. Kompetisi ini juga diikuti oleh berbagai universitas lain dari dalam dan luar negeri, sehingga menambah tingkat persaingan. Para peserta harus bekerja dalam waktu terbatas untuk menghasilkan solusi bisnis yang inovatif dan implementatif. Tingkat kesulitan dan tekanan waktu membuat kemampuan analisis tim menjadi faktor yang sangat menentukan. Setiap tim dituntut untuk menggabungkan kreativitas dengan data dan pemahaman industri yang relevan. Dalam konteks persaingan seperti ini, kemenangan tim Tidak Mereun menjadi pencapaian yang sangat mengesankan.

Selain meraih Juara 1, tim Tidak Mereun juga mendapatkan penghargaan tambahan. Penghargaan tersebut adalah Best Delegate, yang diberikan kepada delegasi dengan performa terbaik dalam keseluruhan rangkaian kompetisi. Penghargaan ini menyoroti kemampuan komunikasi, representasi, dan profesionalisme tim dalam mempresentasikan solusi. Best Delegate merupakan pencapaian yang tidak semua tim peraih juara utama dapatkan. Artinya, tim Tidak Mereun bukan hanya unggul dalam kualitas solusi, tetapi juga dalam cara mereka membawakan ide. Pengakuan ini semakin memperkuat posisi mereka sebagai tim paling menonjol di IBCC 2025. Dua penghargaan ini menjadikan kemenangan mereka semakin lengkap dan signifikan.

Kesuksesan penyelenggaraan IBCC 2025 tidak lepas dari dukungan para sponsor resmi acara. Berdasarkan publikasi resmi, daftar sponsor mencakup BNI Ventures, Pelindo, Pelindo Jasa Maritim, dan Pelindo Energi Pelabuhan Indonesia. Selain itu terdapat sponsor lain seperti Level Academy, Cathay, dab Nusantara, dan DBL Indonesia. Brand lain seperti Tropical dan PIXL juga turut mendukung kegiatan kompetisi ini. Dukungan sponsor memberikan kontribusi penting dalam kelancaran penyelenggaraan ajang berskala besar ini. Keberadaan sponsor menegaskan profesionalitas dan kredibilitas acara. Dengan dukungan tersebut, seluruh peserta mendapatkan pengalaman kompetitif yang berkualitas dan berstandar tinggi.

Kemenangan tim gabungan BINUS @Bandung dan SBM ITB juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas disiplin. Di era modern, solusi bisnis tidak bisa hanya mengandalkan satu perspektif saja. Perpaduan analisis teknologi dari bidang Computer Science dan wawasan bisnis dari manajemen terbukti menjadi keunggulan kompetitif. Pendekatan multidisiplin ini membantu tim Tidak Mereun menciptakan solusi yang lebih relevan dan aplikatif. Selain itu, kolaborasi ini membuka peluang bagi mahasiswa untuk belajar cara berpikir yang berbeda. Hal ini memperkuat kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan tantangan industri nyata. Kemenangan ini menjadi contoh nyata bahwa sinergi lintas bidang dapat menghasilkan hasil yang luar biasa.

Prestasi ini juga menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing dalam kompetisi yang menuntut kedalaman analisis dan kreativitas tinggi. Tantangan yang tim Tidak Mereun hadapi di IBCC 2025 menunjukkan tingkat kesiapan mereka menghadapi dunia profesional. Melalui kompetisi ini, peserta dituntut untuk memahami dinamika industri, mengelola risiko, dan menyusun strategi yang terukur. Tim Tidak Mereun mampu menjawab tantangan tersebut dengan solusi yang kuat dan meyakinkan. Mereka menunjukkan kemampuan komunikasi yang baik saat mempresentasikan rekomendasi strategi di depan para juri. Penguasaan materi dan kepercayaan diri menjadi faktor penentu keberhasilan mereka. Prestasi ini memberi pesan bahwa kompetisi dapat menjadi sarana pembentukan kualitas profesional mahasiswa.

Prestasi yang diraih oleh tim Tidak Mereun pada IBCC 2025 menjadi pencapaian yang menginspirasi banyak mahasiswa lain. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kolaborasi lintas jurusan, dedikasi, dan kerja keras dapat membawa hasil yang membanggakan. Prestasi ini juga membuktikan bahwa menggabungkan perspektif teknologi dan bisnis mampu menciptakan solusi yang bernilai tinggi. Melalui ajang ini, mahasiswa belajar bahwa tantangan besar dapat dihadapi dengan kemauan belajar dan kerja sama yang baik. Kompetisi seperti IBCC 2025 oleh UNAIR adalah wadah penting untuk melatih kemampuan berpikir kritis dan inovatif. Semoga pencapaian ini mendorong mahasiswa di seluruh Indonesia dan juga para Binusian untuk terus berusaha mencapai potensi terbaik mereka. Dengan semangat tersebut, generasi muda dapat terus menjadi motor penggerak perubahan di dunia bisnis dan teknologi.

Referensi:

  1. Faculty of Economics and Business, Universitas Airlangga, “International Business Case Competition & Conference Call for Paper”. 2025. [Online]. URL: https://feb.unair.ac.id/agenda-ormawa/agenda-bem-feb/international-business-case-competition-conference-call-for-paper/.

November 2025
Penulis: Riccosan