CompFest adalah salah satu ajang kompetisi teknologi terbesar di Indonesia yang diadakan setiap tahun. Pada tahun 2025, CompFest kembali hadir dengan mengusung tema “Awakening Inner Brilliance to Adapt to the Shifting Tech Landscape”. Tema ini menekankan pentingnya memanfaatkan potensi diri dalam menghadapi perubahan pesat dunia teknologi. Kompetisi ini mempertemukan para mahasiswa dari berbagai universitas ternama di seluruh Indonesia. Salah satu cabang yang paling bergengsi adalah AI Innovation Challenge, di mana para peserta ditantang untuk menciptakan solusi berbasis kecerdasan buatan. Ajang ini tidak hanya menguji kemampuan teknis, tetapi juga kreativitas, inovasi, dan relevansi terhadap masalah dunia nyata.

Mahasiswa Program Studi Computer Science BINUS kembali mencetak prestasi yang sangat membanggakan pada ajang CompFest #17. Pada cabang AI Innovation Challenge – CompFest #17, tim dari Computer Science BINUS berhasil meraih posisi ke-3. Prestasi ini membuktikan bahwa kualitas pendidikan dan bimbingan di BINUS University terus beradaptasi dan mampu menghasilkan mahasiswa dengan kemampuan yang unggul. Tim tersebut menunjukkan keahlian dalam merancang solusi berbasis kecerdasan buatan yang efektif dan inovatif. Walaupun menghadapi persaingan ketat dari universitas lain, mereka tetap mampu menampilkan karya terbaiknya. Keberhasilan ini sekaligus menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk terus berprestasi di bidang teknologi.Tim yang membawa pulang prestasi tersebut bernama BananaChoco, nama unik mewakili semangat muda, kreatif, dan penuh warna dari angiotonin. Mereka berhasil memadukan ide inovatif dengan implementasi teknologi AI yang tepat guna. Dalam kompetisi, BananaChoco menghadirkan solusi yang mampu menjawab permasalahan nyata dengan pendekatan berbasis data. Hal ini menjadi nilai tambah dari karya mereka yang mampu menunjukkan faktor efisiensi dan efektivitas penerapan teknologi berbasis AI sekaligus menjadi ide yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Hal ini menjadi alasan kuat mengapa tim ini layak meraih posisi juara ketiga di ajang bergengsi tersebut.

Produk yang dihadirkan BananaChoco mengusung tema Smart City dengan nama proyek Horus AI. Horus AI merupakan sistem pendeteksi parkir liar berbasis kecerdasan buatan (AI) yang menggabungkan behavioral model dan computer vision. Sistem ini memanfaatkan kamera yang terpasang di jalan raya untuk mendeteksi kendaraan yang melakukan pelanggaran parkir. Tujuan utamanya adalah mengurangi kemacetan yang sering dipicu oleh parkir liar, serta meningkatkan efisiensi kinerja Dinas Perhubungan. Horus AI juga memiliki fitur urgency scoring berbasis LLM yang dikombinasikan dengan GIS, sehingga dapat memberikan rekomendasi penindakan berdasarkan tingkat prioritas, misalnya parkir liar di area rumah sakit atau perkantoran. Proyek ini lahir dari permasalahan nyata yaitu meningkatnya jumlah kendaraan, maraknya parkir liar, serta belum optimalnya solusi penanggulangan yang ada.Untuk mewujudkan Horus AI, BananaChoco memanfaatkan beragam teknologi mutakhir. Pada sisi deteksi kendaraan, mereka menggunakan Yolo V11 Nano (finetuned) + Deepsort. Untuk mendeteksi kemacetan, digunakan EfficientNetB0, sedangkan analisis perilaku pengemudi dilakukan dengan EfficientNetB3 + LSTM untuk memantau aktivitas keluar kendaraan dan durasi parkir. Fitur urgency scoring didukung oleh Gemini AI yang dipadukan dengan Geospatial Information System. Infrastruktur teknis Horus AI dikembangkan dengan Flask sebagai API backend, MLFlow untuk manajemen eksperimen model, serta Google Cloud sebagai hosting server backend. Data pelanggaran disimpan melalui Firebase, sedangkan antarmuka aplikasi dibangun dengan Next.js dan di-deploy menggunakan Vercel. Kombinasi teknologi ini menjadikan Horus AI sebuah solusi komprehensif untuk mendukung pembangunan kota pintar.Anggota tim BananaChoco terdiri dari tiga mahasiswa Computer Science BINUS. Mereka semua berasal dari angkatan yang sama, yaitu Binusian 27 (B’27), dengan Kenneth Sunjaya dan Michael Wijaya berasal dari Computer Science BINUS @Bandung, serta Vincentius Jacob Gunawan berasal dari Computer Science BINUS @Alam Sutera. Ketiga mahasiswa ini menggabungkan pengetahuan serta keahlian masing-masing untuk menyusun karya yang solid. Kenneth dan Michael, yang berasal dari BINUS Bandung, berperan penting dalam riset serta pengembangan model AI. Sementara Vincentius dari BINUS Alam Sutera memberikan kontribusi besar dalam implementasi sistem dan pembentukan alur presentasi. Kolaborasi lintas kampus ini menunjukkan sinergi yang kuat dalam tim BananaChoco meski berbeda kampus asal.

Perjalanan menuju kemenangan tidaklah mudah bagi tim BananaChoco. Mereka harus melewati berbagai tahap seleksi, mulai dari pengumpulan proposal, pengembangan ide, hingga presentasi final. Setiap tahap membutuhkan persiapan matang, kerja sama tim yang solid, serta dedikasi tinggi. Tantangan utama yang mereka hadapi adalah bagaimana mengubah ide besar menjadi solusi yang dapat diuji dan diaplikasikan. Selain itu, waktu yang terbatas juga menuntut mereka untuk bekerja cepat tanpa mengurangi kualitas hasil. Semangat pantang menyerah inilah yang akhirnya mengantarkan mereka ke podium juara.Prestasi BananaChoco menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa BINUS mampu bersaing di kancah nasional. Keberhasilan ini sekaligus menegaskan posisi BINUS sebagai salah satu universitas yang unggul di bidang teknologi dan inovasi. Dengan adanya dukungan dari dosen serta fasilitas yang memadai, mahasiswa BINUS didorong untuk terus berkarya. Prestasi di CompFest#17 ini bukan hanya kemenangan tim, tetapi juga kemenangan bersama komunitas akademik BINUS. Hal ini menunjukkan bahwa budaya kolaborasi dan inovasi sudah tertanam kuat di lingkungan kampus. Semakin banyak prestasi yang diraih, semakin besar pula kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikan di BINUS.Ke depan, kemenangan ini diharapkan menjadi pemicu semangat baru bagi mahasiswa Computer Science BINUS lainnya. BananaChoco telah membuktikan bahwa dengan kerja keras, kreativitas, dan kerja sama tim, prestasi besar dapat diraih. Ajang seperti CompFest yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia dengan tema “Awakening Inner Brilliance to Adapt to the Shifting Tech Landscape” menjadi sarana berharga untuk menginspirasi mahasiswa agar terus berkembang. Mahasiswa tidak hanya mengasah kemampuan teknis, tetapi juga melatih soft skills dalam bekerja sama dan berkomunikasi. Diharapkan semakin banyak mahasiswa, terlebih binusian muda yang berani berkompetisi dan membawa pulang prestasi. Dengan demikian, BINUS University akan terus melahirkan generasi unggul yang siap menghadapi tantangan komunitas di dalam era digital.

Referensi:

  • CompFest. CompFest #17 – AI Innovation Challenge. CompFest.id. 2025. URL: https://compfest.id/.

September 2025
Penulis: Riccosan