Komputasi Neuromorfik: Komputer yang Meniru Cara Kerja Otak Manusia
Bayangkan jika komputer bisa berpikir dan belajar dengan cara yang mirip seperti otak manusia. Itulah tujuan utama dari teknologi komputasi neuromorfik. Teknologi ini sedang dikembangkan untuk membuat komputer menjadi lebih cerdas, hemat energi, dan mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya sulit bagi komputer biasa. Artikel ini akan membahas teknologi ini dengan bahasa yang mudah dipahami, cocok untuk siapa saja yang ingin tahu tren terbaru di dunia komputer [1].

Apa Itu Komputasi Neuromorfik?
Komputasi neuromorfik adalah cara baru untuk membangun komputer yang meniru cara kerja otak manusia. Kalau komputer biasanya bekerja secara “urut” dan mengandalkan prosesor dan memori yang terpisah, komputer neuromorfik punya “neuron” dan “sinaps” buatan seperti otak kita. Cara kerjanya tidak terus-menerus aktif, melainkan hanya “bangun” ketika menerima sinyal tertentu, seperti otak saat merespons rangsangan [1].
Ciri utama dari komputasi neuromorfik, yaitu:
- Hemat Energi: Hanya aktif saat diperlukan, sehingga konsumsi listriknya sangat rendah.
- Respons Cepat: Bisa merespons dalam waktu sangat singkat, bahkan kurang dari satu detik.
- Belajar Sendiri: Dapat belajar dari pola yang ada, mirip seperti otak manusia belajar dari pengalaman [2].

Contoh Chip Komputer Mirip Otak
| Nama Chip | Tahun | Keunggulan |
| Intel Loihi | 2018 | Bisa belajar sendiri dan sangat irit daya |
| IBM TrueNorth | 2014 | Dapat menjalankan jutaan “neuron” buatan |
| Intel Loihi 2 | 2021 | Lebih cepat, kecil, dan bisa lebih banyak tugas |
Manfaat Komputasi Neuromorfik
- Robot Lebih Cerdas: Robot atau perangkat pintar bisa menjadi lebih hemat baterai dan mengetahui lingkungan sekitar dengan lebih baik.
- Kamera Cerdas: Kamera dapat hanya merekam peristiwa penting sehingga menghemat ruang penyimpanan.
- Sensor IoT yang Awet: Sensor di pabrik, pertanian, maupun kota pintar bisa bertahan lama bahkan hanya dengan baterai kecil.
- Alat Bantu Kesehatan: Misal, tangan robotik buatan bisa merespon sentuhan seperti tangan manusia [4].
Perbandingan dengan Komputer Biasa
| Karakteristik | Komputer Neuromorfik | Komputer Biasa (CPU/GPU) |
| Konsumsi Listrik | Sangat hemat (sekitar 1 mW) | Jauh lebih besar |
| Kecepatan Respons | Sangat cepat (<1 ms) | Lebih lambat (10 ms+) |
| Bentuk | Bisa sangat kecil | Umumnya lebih besar |
| Cara Bekerja | Mirip otak, pakai sinyal | Urut, berbasis perintah |
Tantangan dan Solusi
- Belum Banyak yang Dipakai: Teknologi ini masih baru, sehingga belum banyak aplikasi nyata di kehidupan sehari-hari.
- Cara Kerja Berbeda: Para pengembang dan programmer perlu belajar cara baru untuk mengembangkan teknologi ini.
- Alat Pemrograman Terbatas: Alat bantu untuk membuat aplikasi neuromorfik masih terus dikembangkan agar lebih ramah pengguna.
Mengapa Penting untuk Indonesia?
- Smart City, penerapan sensor untuk memantau lalu lintas atau cuaca, lebih efektif.
- Pabrik dan Industri, inspeksi produk menjadi lebih efisien dan hemat anggaran karena menerapkan kamera cerdas neuromorfik yang bekerja secara akurat dan otomatis.
- Pertanian, pengawasan oleh sensor pada lahan sawan atau kebun menjadikan hemat sumber daya manusia dan efisiensi pengambilan data.
Kalau Ingin Belajar atau Mencoba di Kampus
- Coba Simulasi: Bisa memakai software seperti Brian2 atau Lava yang gratis.
- Lakukan di Laboratorium: Coba tes gesture tangan atau deteksi suara sederhana.
- Gabung Komunitas: Banyak komunitas riset internasional terbuka untuk kampus Indonesia.
Masa Depan Komputasi Neuromorfik
- Komputer ini akan membuat robot dan perangkat pintar menjadi lebih hemat listrik dan cepat.
- Sangat cocok untuk aplikasi di perangkat kecil, seperti sensor, perangkat medis, hingga mobil pintar.
- Semakin mudah digunakan seiring perkembangan alat bantu pembuatannya.
Komputasi neuromorfik adalah langkah maju untuk membawa komputer menjadi lebih pintar dengan meniru otak manusia. Dengan konsumsi listrik yang sangat rendah dan kecepatan yang tinggi, ia cocok untuk perangkat masa depan seperti robot, kamera pintar, dan alat kesehatan modern. Meski masih tergolong baru, teknologi ini semakin relevan dan akan memudahkan hidup manusia—bahkan untuk bidang pertanian, industri, hingga smart city di Indonesia.
Daftar Pustaka
[1] N. Barney, “What is Neuromorphic Computing? | Definition from TechTarget,” TechTarget, Aug. 26, 2024. [Online]. Available: https://www.techtarget.com/searchenterpriseai/definition/neuromorphic-computing. [Accessed: 25-Jul-2025].
[2] “What Is Neuromorphic Computing?”, IBM, Jun. 27, 2024. [Online]. Available: https://www.ibm.com/think/topics/neuromorphic-computing. [Accessed: 25-Jul-2025].
[3] A. Verheyde, “Intel Scales Neuromorphic Loihi to 64 Chips, 8 Million Neurons,” Tom’s Hardware, Jul. 15, 2019. [Online]. Available: https://www.tomshardware.com/news/intel-neuromorphic-loihi-ai-nuerons,39903.html. [Accessed: 25-Jul-2025].
[4] S. Shankland, “Intel’s Loihi 2 speeds effort to make neuromorphic chips like human brains,” CNET, Oct. 1, 2021. [Online]. Available: https://www.cnet.com/tech/computing/intels-loihi-2-speeds-effort-to-make-neuromorphic-chips-like-human-brains/. [Accessed: 25-Jul-2025].
Agustus 2025
Penulis: Gilbert Owen
*Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan hanya berfungsi sebagai artikel edukasi secara umum
Comments :