urGUARD: Aplikasi Pintar Penjaga Keamanan Perempuan

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, keamanan menjadi salah satu kebutuhan utama yang tak boleh diabaikan. Sayangnya, di Indonesia, masih banyak perempuan yang merasa tidak aman saat bepergian, terutama di ruang publik seperti jalanan ataupun dalam menggunakan transportasi umum. Hal inilah yang mendorong sekelompok mahasiswa Program Studi Computer Science dari Universitas Bina Nusantara untuk menciptakan solusi digital berupa aplikasi urGUARD [1]. Aplikasi ini dirancang khusus untuk membantu perempuan menghadapi situasi darurat seperti pelecehan atau penculikan, hanya dengan satu sentuhan tombol di smartphone mereka.

Dalam penelitian yang dilakukan, tim proyek ini telah melakukan survei terhadap 100 orang responden, di mana mayoritas responden adalah perempuan muda. Hasilnya, cukup mengejutkan—sebanyak 96% responden menyatakan tertarik menggunakan aplikasi keamanan pribadi, dan percaya bahwa aplikasi seperti ini bisa membuat mereka merasa lebih aman saat bepergian. Temuan ini membuktikan bahwa kebutuhan terhadap perlindungan melalui teknologi sangat tinggi, terutama di kalangan remaja dan pekerja muda yang sering menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki sendirian.

Aplikasi urGUARD hadir dengan fitur-fitur penting namun sederhana agar mudah digunakan saat panik. Terdapat tiga fitur utama: tombol untuk mengirim pesan darurat ke kontak terpilih, membagikan lokasi terkini, serta mengaktifkan suara alarm SOS yang keras. Menariknya, ketiga tombol ini dirancang agar bisa dijangkau hanya dengan ibu jari kanan—praktis dan intuitif, terutama dalam situasi mendesak. Dalam desainnya, mereka mengutamakan kecepatan dan kemudahan akses, karena saat seseorang berada dalam keadaan terancam, waktu dan kesigapan adalah segalanya.

Dari sisi teknis, para mahasiswa menggunakan pendekatan Waterfall Model, yaitu metode pengembangan perangkat lunak yang mengedepankan alur kerja secara bertahap dan terstruktur. Prosesnya dimulai dari identifikasi masalah, survei kebutuhan pengguna, desain antarmuka, hingga pengujian awal aplikasi. Mereka juga memperhatikan aspek psikologis dari pengguna, seperti respons “membeku” saat panik, yang menjadi alasan penting mengapa tombol darurat hanya perlu satu kali sentuhan untuk berfungsi. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa Computer Science tidak hanya jago teknis, tapi juga peka terhadap kondisi nyata yang dihadapi masyarakat.

Aplikasi ini memang masih memiliki keterbatasan, misalnya hanya bisa digunakan di Android dan belum mengirim lokasi secara real-time. Namun, hal tersebut tidak mengurangi nilai penting dari inovasi yang mereka hadirkan untuk masyarakat. Riset yang dilakukan telah membuka peluang kolaborasi dengan pihak berwenang agar aplikasi seperti urGUARD bisa lebih terintegrasi dalam sistem keamanan publik. Dengan pendekatan sederhana namun berdampak besar, aplikasi ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi bisa menjadi perisai bagi mereka yang membutuhkan perlindungan.

Melalui aplikasi urGUARD, para mahasiswa Computer Science menunjukkan bahwa ilmu yang mereka pelajari bukan hanya soal kode dan algoritma, tapi juga tentang empati dan kebermanfaatan. Bagi generasi muda, ini adalah pengingat bahwa teknologi seharusnya digunakan untuk membuat dunia lebih aman dan manusiawi. Jadi, jika kamu punya ide dan keahlian, jangan ragu untuk menciptakan solusi dari masalah di sekitar. Siapa tahu, karya kamu bisa jadi penyelamat bagi banyak orang di luar sana.

References

[1] D. Artamadja, T. H. Faza, F. Irena, M. I. Maulana, G. L. Tobing and M. H. Widianto, “Designing Women’s Safety Application for Emergency Situations,” in 2023 5th International Conference on Cybernetics and Intelligent System (ICORIS), Pangkalpinang, Indonesia, 2023.

Mei 2025

Penulis: Riccosan

Comments :