Oleh : Aris Darisman

Graffiti berasal dari sebuah label (tag) yang sederhana. Keseluruhan praktek penciptaan garffiti berkembang melalui elemen penting ini. Gaya, teknik, dan keahlian telah berkembang, namun kualitas dari garis-garisnya terekspresikan dalam tag nya sebagai penentu identitas senimannya. Tidak jarang tag menjadi pengganti nama senimannya,dan mereka hanay dikenali dari tag nya saja.

Contoh coretan graffiti berupa tags pada dinding sebuah toilet umum

Foto grafitygraffiti.blogspot.com

Tags kerap dituliskan untuk merepresentasikan nama mereka yang sebagian besar adalah nama samaran, ada sejumlah alasan ,engapa para seniman graffiti menyamarkan nama mereka, diantaranya dikarenakan nama samaran biasanya mewakili konsep dan semangat mereka dalam berkarya, seperti REVOLT yang mewakilkan semangat revolusi bagi kaum muda, sebagai penunjuk identitas latar belakang budaya sang seniman, CHINO BYI, agar terlihat unik, DAZE.

Para seniman graffiti di Indonesia mengadopsi konsepdan alasan dalam menggunakan nama samaran, seperti MACHINE56, menamakan dirinya Machine karena tertarik dengan visual yang bertema mekanik, YELLOW DINO, nama yang merepresentasikan karya graffiti yang didominasi oleh warna kuning dan wujud binatang meyerupai dinosaurus kecil.

Pada awal kemunculannya, sekitar tahun 70an dan 80an, seniman graffiti hanya dapat memilih cat semprot kaleng (spray paint can), yang mereka dapatkan di toko peralatan, toko material. Sementara beberapa produsen menawarkan berbagai warna, yang memiliki daya tarik komersial kecil sering dihentikan. Untuk alasan ini seniman berpengalaman menimbun warna yang diinginkan. Dengan munculnya sejumlah merek cat semprot dari eropa di tahun 90-an seniman melihat perkembangan dan varian warna dalam pallete cat semprot meningkat ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dengan munculnya produk merek Eropa, untuk pertama kalinya cat semprot dirancang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan para senimannya, menyediakan beragam jenis cat semprot sesuai dengan kemampuan teknis seniman dan gayanya. Di sisi lain hal ini menyebabkan produk dalam negeri semakin menyusut.

Harga cat impor memang lebih mahal. Untuk mendapatkannya hanya bisa melalui pemesanan lewat internet (mail order), toko-toko khusus, atau melalui sesama seniman yang mendistribusikannya secara mandiri.