[Psikologi] Menghadapi Quarterlife Crisis

Sesudah lulus dari universitas, rasanya kita sudah ‘resmi’ menyandang status sebagai individu dewasa. Beberapa memilih melanjutkan pendidikan, ada yang meniti karir, adapula yang menikah. Apapun jalan yang diambil, seiring dengan transisi kehidupan baru ini, timbul berbagai macam perasaan. Fenomena ini akrab disebut sebagai quarterlife crisis – krisis seperempat abad– yang ditandai dengan perasaan gamang (insecure), kekecewaan, kesepian, dan depresi.

Kamu melihat teman-teman seumuran di sekelilingmu seakan berjalan dengan mantap dan sukses dalam pilihannya. Sementara dirimu masih berkutat dengan pekerjaan yang tidak kamu sukai, hubungan yang belum stabil, atau kecemasan apakah kamu bisa mendapatkan hal yang kamu inginkan dalam hidup. Terasa familiar denganmu? Tenang saja, kamu tidak sendiri.

Menurut peneliti Robinson dari University of Greenwich, London, quarterlife crisis ini tidak secara harfiah terjadi pada seperempat abad dari hidup kita (25 tahun). Individu merasakan hal ini begitu mereka memasuki dunia nyata. Aspek yang menjadi penyebabnya meliputi pekerjaan, keuangan, dan hubungan.

Pahami apa yang sedang terjadi untuk mengatasinya. Robinson (2008) menjabarkan empat tahapan quarterlife crisis sebagai berikut:

  1. Fase 1 (Constriction) – perasaan terkungkung dalam pekerjaan, hubungan, atau keduanya. Kamu sebenarnya bisa meninggalkan namun kamu merasa sebaliknya.
  2. Fase 2 (Separation) – kamu mulai merasakan bahwa perubahan itu mungkin. Ada rasa marah, depresi, dan sedih pada tahap ini disertai kebingungan.
  3. Fase 3 (Exploration) – Selanjutnya mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru yang lebih sesuai dengan minat. Mulai berusaha untuk mendapatkan pekerjaan baru, meninggalkan hubungan lama, atau kembali sekolah. Periode ini merupakan tahapan dimana kamu mulai membangun kembali kehidupan barumu
  4. Fase 4 (Equilibration) – memantapkan komitmen baru yang menggambarkan minat, aspirasi, dan nilai-nilai sang individu. Mempunyai pekerjaan baru, menjalin hubungan yang lebih stabil. Kamu akan merasa hidup lebih seimbang, terarah, dan jelas.

Jadi bisa dikatakan quarterlife crisis merupakan pengalaman positif setelah individu berhasil melewatinya.

Berikut adalah hal-hal yang kamu bisa lakukan selama masa tersebut:

  1. Pengalaman adalah guru yang paling baik. Banyaklah berdiskusi dengan orang tua atau seniormu. Bila perlu, kamu juga bisa pergi ke konselor untuk membantu mengatasi krisis ini.
  2. Selain itu jaga hubungan pertemanananmu yang positif untuk bisa saling memberikan motivasi.
  3. Eksplorasi dirimu, ketahui apa yang benar-benar kamu suka dan inginkan dalam hidup ini.

Tetap semangat ya! 🙂

Sumber: http://ruangpsikologi.com/kesehatan/quarterlife-crisis/#ixzz3TO0YhJn1

Regards BINUSIAN,
Bee Connected, Bee United

BINUS Alumni Relation Center (BARC)
Telp. (021) 5345830 ext. 1234-1235 / 3811-3815
Website : www.binusian.org
Email : alumni@binus.edu
Twitter : @BINUSAlumni
Facebook : https://www.facebook.com/binus.alumnicenterii
                 https://www.facebook.com/binusalumni