Applying Design thinking to Your Organization

Design thinking adalah sebuah pendekatan yang menekankan pada pemahaman terhadap pengguna akhir suatu produk atau layanan. Pendekatan ini membantu organisasi untuk berfikir secara kreatif, kolaboratif lintas fungsi, dan menemukan solusi yang mengarah pada pengalaman pengguna lebih baik. Ketika menghadirkan sebuah produk atau layanan sebuah design menjadi kunci utama. Akan tetapi, sebuah desain tidak hanya berhubungan dengan estetika visual melainkan juga tentang memahami kebutuhan pengguna, menemukan solusi yang berfokus pada pengguna, dan terus beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi.

Design thinking di terapkan sebagai strategi dalam penciptaan sebuah produk dengan melihat kebutuhan pengguna sebagai acuannya. Didalamnya melibatkan analisa  tentang masalah-masalah dalam kehidupan. Kemudian secara aktif organisasi membubat solusi untuk masalah tersebut sebelum akhirnya diuji coba oleh pengguna. Contohnya perusahaan Google yang menerapkan prinsip “empati, brandstorming, dan eksperimen” meluncurkan produk Loon sebagai langkah inisiatif atas empati terhadap daerah-daerah yang tidak terpapar koneksi internet. Loon hadir untuk memperluas koneksi internet pada daerah-daerah yang sulit mendapatkan hal tersebut baik disebabkan karena kondisi geografis ataupun biaya. Bentuknya seperti balon udara, oleh karena itu disebut juga sebagai Balon Internet Google. Cara kerjanya mirip seperti satelit yang memanfaatkan tenaga surya dan terbuat dari lembaran politilen. Balon udara ini tidak akan mengganggu lintas penerbangan karna masih diterbangkan ke lapisan atmosfer.

Mari kita lihat contoh nyata salah satu perusahaan unicorn di Indonesia, Gojek. Gojek bisa hadir berangkat dari sebuah pemikiran awal sang founder yaitu Nadiem Makarim saat mengalami keresahan tentang kemacetan yang ada di Jakarta dan mendengarkan kisah tukang ojek yang tidak mendapatkan upah secara tidak jelas. Kepeduliannya tersebut kemudian memunculkan sebuah ide yang kemudian didesain, direalisasikan, dijalankan, dan terus dievaluasi dikembangkan hingga menjadi aplikasi yang dapat mengakomodir dua kebutuhan tersebut yaitu kendaraan untuk menghadapi kemacetan dan kejelasan penghasilan bagi tukang ojek. Berawal dari tahun 2010 dengan hanya memiliki 20 driver lalu berkembang lima tahun setelahnya memiliki 800 mitra, jumlah tersebut masih berkembang hingga sekarang. Bahkan tidak hanya bergerak pada transportasi namun juga fitur lain seperi pesan-antar makanan, beli tiket online, dan lain-lain.

Menerapkan design thinking ke organisasi memang menjadi kebutuhan dan memiliki banyak manfaat. Design thinking memungkinkan organisasi untuk memahami dan merespons kebutuhan pengguna dengan lebih baik melalui inovasi yang relevan dengan memfokuskan pada masalah yang benar-benar dialami oleh pengguna. Design thinking juga dapat mengurangi risiko pengembangan produk atau layanan yang tidak sesuai dengan harapan pengguna.

Sebagai lulusan perguruan tinggi, memiliki kemampuan design thinking sangat diharapkan dalam dunia industry. Design thinking bukan hanya sekedar metode dalam pengembangan produk atau layanan, melainkan suatu pendekatan yang mengubah cara organisasi berfikir dan bertindak. Dengan menerapkan prinsip-prinsip design thinking, organisasi dapat berhasil bertahan hidup, menciptakan solusi yang lebih inovatif, relevan, dan berorientasi pada pengguna yang akan memperkuat posisi mereka di pasar yang semakin kompetitif.

Referensi :
https://www.dicoding.com/blog/7-contoh-penerapan-design-thinking/

Penulis : Lintang Rizka Ramadhani, S.Psi
Penyunting : Ajeng Diah Hartawati, M.Psi, Psikolog