Jangan Jadi Manager Jika Belum Siap dengan 3 Hal ini

Saat karir mulai maju dan mendapatkan promosi banyak professional yang dihadapkan pada kesempatan untuk menjadi manajer. Namun, menjadi seorang manager bukanlah hal yang ringan sehingga membutuhkan banyak skill yang harus dipersiapkan. Pada artikel ini akan disampaikan kesalahan-kesalahan yang menjadi indikator kamu belum siap menjadi manager.

  1. Tidak banyak waktu untuk hand on
    Seorang manager harus miliki kemampuan dan keterlibatan langsung dalam kegiatan operasional dan tugas sehari-hari tim atau dapartemennya. Seorang manager yang bersikap “hands on” tidak hanya berkutat pada aspek manajerial misalnya perencaan strategis namun juga terlibat langsung dalam pekerjaan lapangan, pemecahan masalah sehari-hari, koordinasi dengan tim lain, dan bahkan terlibat dalam politik kantor. Sikap ini akan menciptakan keseimbangan antara tugas managerial dan keterlibatan dalam pekerjaan operasional sehari-sehari sehingga membantu menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan efektif.
  1. Tidak siap ngurusin masalah orang
    Selain tugas manajerial, seorang manajer memiliki tanggung jawab untuk mengurus timnya dengan alasan-alasan tertentu yang mendukung kesejahteraan dan produktifitas tim. Dari yang sebelumnya kamu bisa fokus untuk menghandle masalah teknikal saat kamu menjadi manajer kamu perlu fokus untuk handle masalah banyak orang. Misalnya dengan ikut memikirkan bagaimanya cara merekrut tim member, memastikan setiap orang dapat perform dengan baik, having difficult conversation dengan mereka yang underperform, atau memikirkan bagaimana mempertahankan tim member supaya tidak pindah ke perusahaan lain. Untuk sebagian besar orang pekerjaan ini sangatlah kompleks dan sangat tidak enjoyable. Oleh karena itu, sebelum mendapatkan kesempatan itu kita perlu melatih kepekaan dan empati kita.
  1. Belum siap memprioritaskan tim di atas diri sendiri
    Dengan memprioritaskan tim di atas diri sendiri seorang manajer dapat menciptakan budaya kerja yang inklusif, berorientasi pada pencapaian bersama, dan berfokus pada pengembangan individu. Hal ini akan membantu menciptakan tim yang lebih efisien dan produktif dalam jangka waktu panjang. Contoh dari poin ini misalnya ketika ada kesempatan bagus kita memberikannya kepada tim untuk unjuk kebolehan, dan ketika tim berbuat salah beranilah untuk mengambil tanggung jawab sebagai manajer.

Sebagai seorang manajer perlu banyak persiapan dan pengembangan keterampilan tertentu. Jika kamu belum siap untuk mengembangkan kemampuan diatas lebih baik kamu menunda atau mencari pelatihan sebelum mengambil langkah tersebut.

Penulis : Lintang Rizka Ramadhani, S.Psi.
Penyunting : Ajeng Diah Hartawati, M.Psi, Psikolog

Referensi :
https://www.instagram.com/p/C0BfI3JSdoM/?img_index=1